Mimpi Miliki Gedung Seni dan Budaya, Tak Kunjung Terwujud Selama 20 Tahun - Berau Terkini, - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Mimpi Miliki Gedung Seni dan Budaya, Tak Kunjung Terwujud Selama 20 Tahun - Berau Terkini,

Share This

 

Mimpi Miliki Gedung Seni dan Budaya, Tak Kunjung Terwujud Selama 20 Tahun - Berau Terkini

SAMBALIUNG – Berau sebagai kawasan pariwisata unggulan di Kalimantan Timur hingga saat ini belum memiliki gedung kesenian dan budaya. Padahal, tiga subjek tersebut merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dalam industri pariwisata.

Ketua Teater Bumi, Achmad alias Abel, mengungkapkan bahwa semangat untuk memiliki gedung kesenian dan budaya sudah ada sejak 20 tahun lalu, ketika ia masih di bangku SMP.

Saat itu, pemerintah berani mengeluarkan anggaran khusus untuk pembinaan pelaku teater di sekolah, komunitas, hingga praktisi seni di Berau. Namun, semangat itu surut seiring berjalannya waktu, dan kini tidak ada tempat yang representatif untuk melatih bakat para seniman panggung tersebut.

“Awal 2000-an, semangatnya bagus. Tapi makin lama semakin disingkirkan,” tegas Abel.

Ketiadaan tempat untuk mengekspresikan diri menjadi masalah utama bagi para pelaku seni. Dalam memaksimalkan panggung seni peran, dibutuhkan satu gedung yang bebas dari gangguan suara luar. Bila suara kendaraan atau manusia sedikit saja terdengar, akan mengganggu para aktor saat bermain peran.

“Fokus suara itu hanya di panggung,” jelas Abel.

Selama ini, Teater Bumi hanya memanfaatkan panggung di aula sekolah yang tembus banyak cahaya dan bising suara dari luar panggung. Seperti yang terjadi dalam panggung Aksara 2025 selama sepekan lalu. Panggung semi outdoor tersebut tak mampu menahan suara bising dan masih ditembus cahaya lampu dari luar aula. Hal ini membuat pementasan para aktor dari berbagai sekolah di Berau dan Kaltara tak bisa maksimal menghibur para penikmat seni.

“Makanya kami buat agak malam, biar bisingnya berkurang,” sebut Abel.

Menurutnya, langkah untuk membangun kawasan khusus untuk panggung seni dan budaya mesti diperjuangkan. Sebab, Berau kini bersemangat untuk membangun kawasan wisata agar wisatawan dapat menikmati kekayaan budaya dan seni di Berau secara lebih dekat.

“Bukan hanya teater, panggung bisa dijadikan tempat untuk tarian, musik, dan cabang seni lainnya,” tuturnya.

Senada dengan Abel, Fachri Mahayupa, aktor dan praktisi seni teater asal Samarinda, mengatakan Berau dapat mengusung konsep Taman Seni dan Budaya. Satu kawasan yang dapat menjawab kebutuhan pemerintah dalam memperkenalkan kearifan lokal dalam satu tempat.

“Edukasi itu bisa sampai ke semua kalangan, bisa mengenal kekayaan budaya di Berau secara lebih dekat,” kata Fachri.

Ia menyebutkan, jangan sampai semangat membangun Berau sebagai kota wisata hanya sebagai guyonan di level eksekutif dan legislatif. Semangat musiman yang hanya muncul di setiap agenda Pemilu, dan setelahnya para seniman Bumi Batiwakkal kembali menunggu lima tahun berikutnya.

“Woro-woro setiap 5 tahun, begitu naik eh lupa,” sarkas Fachri.

Namun, Fachri berharap situasi tersebut hanya khayalan. Sebab, program jangka panjang daerah selama 20 tahun ke depan harus ditunaikan sesuai dengan amanat RPJPD Berau 2025/2045.

“Sudah dituangkan, tolong dilaksanakan,” pesan Fachri.

Ia yakin harapan itu bisa terwujud dalam lima tahun ke depan selama pemerintah tidak menjadikan APBD sebagai bancakan untuk kepentingan pribadi. Dengan tidak melakukan hal tersebut, Fachri yakin pariwisata di Berau akan maju pesat, tak kalah dari pembangunan industri pariwisata di Bali dan Lombok.

“Hidup dari kesenian dan budaya, itu sudah dibuktikan banyak kota,” tegasnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages