Internasional
Negara NATO Bakal Kerahkan Kapal Perang ke 'Halaman' Rusia, Ada Apa?
Rabu, 15 Jan 2025 19:14 WIB
Negara anggota Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) berencana mengerahkan kapal perang fregat, pesawat patroli, hingga drone ke Laut Baltik, dekat wilayah Rusia dan sekutu. (Foto: REUTERS/KACPER PEMPEL)
--
Negara anggota Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) berencana mengerahkan kapal perang fregat, pesawat patroli, hingga drone ke Laut Baltik, dekat wilayah Rusia dan sekutu.
Aliansi yang dinaungi AS Cs tersebut mengerahkan kapal dan pesawat militer guna melindungi infrastruktur di kawasan dan mengambil tindakan terhadap kapal-kapal yang dicurigai mengancam keamanan.
Langkah yang disebut "Baltic Sentry" ini diambil NATO setelah serangkaian insiden kerusakan kabel listrik, jaringan telekomunikasi, dan pipa gas menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Polisi Finlandia bulan lalu juga menyita sebuah kapal tanker Eagle S yang mengangkut minyak Rusia. Finlandia menyatakan bahwa mereka menduga kapal tersebut telah merusak saluran listrik Estlink 2 antara Finlandia dan Estonia, serta empat kabel telekomunikasi dengan menyeret jangkar di dasar laut.
Presiden Finlandia, Alexander Stubb, mengatakan bahwa kerusakan jaringan kabel bawah laut pada 25 Desember itu "pasti" terkait dengan Rusia.
"Mereka (Rusia) jelas terkait dalam arti bahwa kapal tersebut merupakan bagian dari armada bayangan Rusia. Kami tahu muatannya sangat berhubungan dengan Rusia. Hubungan tersebut jelas ada," kata Stubb kepada Reuters.
Meski begitu, Stubb menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan lebih lanjut mengenai dalang utama kerusakan tersebut.
Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menuturkan tindakan Finlandia terhadap kapal tanker Eagle S menunjukkan bahwa kapal-kapal yang menimbulkan kerusakan dapat ditindak oleh penegak hukum.
"Ancaman potensial terhadap infrastruktur kita akan memiliki konsekuensi, termasuk kemungkinan penggeledahan, penyitaan, dan penangkapan," kata Rutte.
Dalam pertemuan itu, Jerman juga mendukung langkah serupa. Menurut Kanselir Jerman Olaf Scholz, negara NATO juga sedang mempertimbangkan untuk menargetkan armada bayangan Rusia di wilayah tersebut dengan sanksi sebagai bagian dari upaya melindungi instalasi penting bawah laut.
"Kami akan terus mengambil tindakan terhadap armada bayangan Rusia, termasuk melalui sanksi yang sudah diperkenalkan dan yang mungkin menyusul, termasuk terhadap kapal-kapal tertentu dan perusahaan pelayaran yang juga menjadi ancaman bagi lingkungan," kata Scholz kepada wartawan.
Senada dengan Jerman, Presiden Latvia Edgars Rinkevics juga menganggap langkah NATO ini perlu dilakukan. Sebab, sekitar 2.000 kapal melintasi Laut Baltik setiap hari sehingga membuat pengawasan menjadi sangat sulit.
"Sejujurnya, kita tidak bisa menjamin perlindungan 100%, tetapi jika kita mengirimkan sinyal tegas, saya pikir insiden seperti ini akan berkurang atau bahkan berhenti," kata Rinkevics kepada wartawan.
Manuver negara NATO ini diterapkan menyusul ketegangan antara Barat dan Rusia yang kembali meningkat. Belakangan, Ukraina yang merupakan sekutu aliansi Amerika Serikat Cs itu juga kembali melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Rusia.
Manuver NATO ini pun dipastikan bakal mematik respons keras dari Rusia, yang selama ini menganggap aliansi tersebut berupaya memperluas pengaruhnya demi mengusik keamanan Negeri Beruang Merah.
(rds)
Komentar
Posting Komentar