Dunia Internasional, Timur Tengah
Netanyahu Terpojok, Tak Bisa Hindari Gencatan Senjata dengan Hamas Lagi - Bagian All
TEPI BARAT, iNews.id - Politikus senior Palestina Mustafa Barghouti menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terpojok, tak bisa menghindari lagi desakan gencatan senjata. Apalagi presiden terpilih AS Donald Trump terus mendesak agar gencatan senjata berlaku sebelum dirinya dilantik sebagai presiden pada 20 Januari.
Sekjen Partai Inisiatif Nasional Palestina itu mengatakan, Netanyahu sudah kehabisan cara untuk menghentikan desakan gencatan senjata.
"Gencatan senjata akan terjadi. Netanyahu tidak bisa lagi mencegahnya," kata Barghouti, seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (17/1/2025).
Netanyahu, lanjut dia, selama ini kerap memanipulasi dan berusaha menunda-nunda kesepakatan gencatan senjata. Salah satu tujuannya untuk menghindari perpecahan di koalisi pemerintahan. Seperti diketahui beberapa politisi sayap kanan jauh menentang kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas serta menolak penghentian perang di Gaza. Mereka mengancam mundur dari kabinet, bahkan menarik diri dari koalisi pemerintah.
Alasan lain, Netanyahu akan melanjutkan sidang kasus korupsi di dalam negeri serta menghadapi tuntutan di Pengadila Kriminal Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang an kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Namun, kini sangat jelas, dia tidak bisa bermanuver lagi," tuturnya.
Barghouti, dalam wawancara dengan Al Jazeera sebelumnya, mengatakan meski gencatan senjata merupakan momen melegakan, warga Gaza masih menghadapi hari-hari penderitaan karena pasukan Israel meningkatkan serangan. Kesepakatan gencatan senjata baru berlaku efektif pada Minggu (19/1/2025).
Sejak Qatar mengumumkan kesepakatan gencatan pada Rabu (15/1/2025) malam, Israel telah membantai hampir 100 warga Gaza, kebanyakan ada di bagian utara.
Dia menambahkan, sebenarnya peluang untuk mencapai gencatan senjata terbuka lebar pada Juli 2024, namun Netanyahu membatalkannya di menit-menit terakhir karena mengajukan syarat baru.
"Kita harus kehilangan 10.000 orang lagi karena desakan Netanyahu untuk melanjutkan genosida ini, dan karena keegoisan Netanyahu, yang hanya memenuhi kepentingannya sendiri," tuturnya.
Komentar
Posting Komentar