Pasar Hewan di Wonogiri Ditutup 7 Hari, Dilarang Ada Aktivitas Jual Beli Ternak - Halaman all - Tribunsolo
Kesehatan,
Pasar Hewan di Wonogiri Ditutup 7 Hari, Dilarang Ada Aktivitas Jual Beli Ternak - Halaman all - Tribunsolo
Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Pemkab Wonogiri menutup seluruh pasar hewan selama tujuh hari imbas kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang melonjak.
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo mengatakan pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Bupati Wonogiri Nomor 014 Tahun 2025 tentang Penutupan Sementara Operasional Pasar Hewan Sapi dan Kambing di Wonogiri.
Dalam SE itu dijelaskan penutupan pasar hewan dilakukan dengan pertimbangan adanya peningkatan kasus PMK di Wonogiri. Adapun penutupan pasar hewan dimulai pada Jumat (3/1/2025) hingga Kamis (9/1/2025).
"Selama pasar hewan ditutup, penjual dan pembeli dilarang melakukan aktivitas jual beli ternak di dalam maupun di sekitar pasar hewan, selain itu akan dilakukan sterilisasi pasar hewan selama penutupan operasional," tulis dalam SE itu.
Jekek, sapaan akrab Bupati Wonogiri, menjelaskan kondisi PMK di Wonogiri sendiri cukup mengkhawatirkan. Berdasar data data dari dinas terkait, peningkatan penularan cukup signifikan.
Ia menyebut dari temuan yang terdata sepanjang 2024 sebanyak 310 ternak terpapar PMK, hingga hari ini masih ada tambahan sebanyak 74 ternak yang terpapar.
"Jadi 384 kasus. Ini kan sesuatu yang masuk pada kondisi luar biasa, maka kami pemerintah kabupaten berupaya untuk meminimalisir dengan cara memutus rantai penularan salah satunya interaksi niaga sapi di pasar hewan," kata Jekek, Jumat (3/1/2025).
Jekek mengatakan virus PMK menular sangat cepat, sehingga diambil langkah antisipasi salah satunya penutupan pasar hewan.
"Kalau tidak ada upaya penutupan, penularan tidak terkendali. Maka kerugian akan lebih besar, kan begitu," ujarnya.
"Kalau masyarakat menganggap ini tidak terjadi apa-apa, terus niaga sapi juga berjalan normal, ternyata ini tingkat penularan cukup tinggi, angka kematian sudah di angka 57, ini cukup tinggi. Maka kita tutup sekaligus kita ambil langkah pencegahan," imbuhnya.
Selama penutupan, pihaknya juga akan melakukan langkah-langkah antisipasi, misalnya penyemprotan disinfektan di 17 pasar hewan yang ada di Wonogiri secara serentak.
Ia mengatakan, pemerintah tidak akan mungkin mengambil kebijakan yang kebijakan itu tidak ada pertimbangan. Penutupan itu, kata dia, dilakukan untuk meminimalisir penularan.
Terlebih, jika penularan PMK tidak terkendali para peternak akan mengalami kerugian yang lebih besar. Misalnya sapi dengan nilai jual hingga puluhan juta, jika terjangkit PMK, nilai ekonomisnya akan hilang.
"Menurut rekomendasi akan terjadi potensi penularan yang tinggi. Kalau penularan tinggi dengan angka kematian cukup tinggi, siapa yang mengalami kerugian besar ya petani peternak itu sendiri," kata dia.
Baca juga: Wabah PMK Merebak di Soloraya, Berikut Sebaran Lokasi dan Angka Kasus, Sragen Tertinggi
Masyarakat yang memiliki ternak juga diminta untuk membersihkan kandang masing-masing. Camat dan Kades di wilayah wajib untuk mensosialisasikan hal ini kepada warganya.
"Bagi warga yang memelihara sapi kambing kandang harus dilakukan penyemprotan, itu langkah awal," katanya.
Langkah selanjutnya, pihaknya akan menunggu kebijakan pemerintah pusat dan provinsi berkaitan dengan vaksin karena penularan PMK cukup cepat.
"Pasti pemerintah akan mengambil langkah penanggulangan, antisipasi-antisipasi termasuk di dalamnya vaksinasi," katanya.
Jekek menekankan, penutupan pasar itu menjadi alarm warning. Masyarakat akan punya pemahaman terkait kondisi PMK di Wonogiri sehingga memiliki kesadaran.
"Karena ini terjadi satu kondisi KLB, menurut kami sudah KLB. Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun provinsi untuk mengupayakan vaksin, kalau sudah ada distribusi vaksin untuk SDM kami sudah siap melakukan vaksinasi secara serentak. Kita libatkan semua SDM yang ada," pungkasnya.
(*)
Komentar
Posting Komentar