Produksi Airbus A400M Dapat Masalah dari Spanyol dan Prancis, Tapi Pesanan Indonesia Bisa Diuntungkan - Zona Jakarta
Dunia Internasional,
Produksi Airbus A400M Dapat Masalah dari Spanyol dan Prancis, Tapi Pesanan Indonesia Bisa Diuntungkan - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.COM - Proses produksi pesawat angkut militer multiperan Airbus A400M Atlas dapat masalah dari anggota konsorsium, Spanyol dan Prancis.
Masalah itu kini membuat divisi produksi Airbus A400M dalam situasi panik.
Namun, Indonesia yang memesan dua uni Airbush A400M Atlas justru bisa diuntungkan oleh situasi ini.
Airbus merupakan perusahaan penerbangan miltinasional.
Perusahaan ini merupakan gabungan dari Aerospatiale-Matra (Prancis), DASA (Jerman), dan CASA (Spanyol).
Ketiga negara tersebut memiliki komitmen untuk memproduksi dan menjual ke pasar ekspor, juga memesan untuk pertahanan negaranya masing-masing.
Namun, menurut sumber penting di Jerman yang dikutip Hartpunkt, kini proses produksi Airbus A400M mendapat tantangan masalah dari Spanyol dan Prancis.
Kedua negara itu berencana akan mengurangi pemesanan Airbus A400M.
Spanyol mengurangi pemesanan sampai 10 Airbush A400M, sedangkan Prancis mengurangi 13 pemesanan.
Alasannya, kedua negara tersebut sedang kesulitan anggaran.
Jerman tetap berkomitmen memesan 53 unit Airbus A400M.
Pengurangan dari Prancis dan Spanyol tersebut memiliki implikasi terhadap proses produksi Airbus A400M.
Manajemen dan para pekerja perusahaan Airbus di Bremen mulai mengkhawatirkan keputusan Spanyol dan Prancis itu akan mengurangi pekerjaan.

Pabrik Airbus di Bremen memproduksi suku cadang Airbus A400M.
Pengurangan pemesanan dari Spanyol dan Prancis ditakutkan akan mengakibatkan gelombang pemecatan di pabrik Airbus di Bremen, karena pekerjaan juga berkurang.
Dilaporkan bulgarianmilitary.com, 24 Januari 2025, Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, sampai melakukan kunjungan ke pabrik Airbus di Bremen.
Ia menyadari kekharatiran tersebut dan berharap akan ada solusi dengan melebarkan pasar ke negara lain.
Sejauh ini, negara yang terbaru menyatakan tertarik memesan Airbus A400M adalah Polandia.
Namun, sampai saat ini Polandia tak juga menindaklanjuti minatnya menjadi pemesanan.
Ketidakpastian ini menambah situasi kompleks yang membuat tim produksi dan pengamat industri berspekulasi tentang perkembangan di masa mendatang.
Salah satu isu yang sangat kontroversial adalah alokasi produksi bernilai tambah dalam program A400M.
Para kritikus berpendapat bahwa akan menjadi masalah lebih besar jika Spanyol dan Prancis tetap mempertahankan porsi kontribusi produksi yang sama, tapi tetap menurunkan jumlah pesanan.
Menurut praktik industri pertahanan Eropa yang mapan, distribusi nilai produksi biasanya proporsional dengan volume pesanan yang dilakukan oleh masing-masing negara peserta.
Jika prinsip-prinsip ini diterapkan secara ketat, operasi perakitan akhir di Seville (Spanyol) mungkin perlu dipindahkan ke Bremen.
Langkah ini kemungkinan akan memicu perselisihan lebih lanjut di antara para pemangku kepentingan.
Tekanan anggaran tampaknya menjadi kekuatan pendorong di balik pertimbangan ulang pesanan.

Menteri Pistorius menunjukkan bahwa Jerman telah memenuhi komitmen awalnya dengan memesan 53 pesawat, menjadikannya operator A400M terbesar di dunia.
Sikap Jerman kontras dengan perubahan prioritas Spanyol dan Prancis.
Keputusan kedua negara itu dapat mengganggu keseimbangan kerangka produksi multinasional yang mendukung program ambisius ini.
Namun, masalah ini tak akan memengaruhi Airbus A400M pesanan Indonesia.
Indonesia telah memesan Airbus A400M sejak 2021 dan dijanjikana akan mulai dikirim pada akhir 2025.
Situasi di Airbus itu justru akan menguntungkan Indonesia.
Sebab, Airbus justru akan lebih konsentrasi dalam memproduksi Airbus A400M.
Sejauh ini, keputusan pengurangan pesanan dari Spanyol dan Prancis belum berdampak pada perakitan di Sevilla.
Airbus A400M pesanan Indonesia sudah pada tahap Final Assembly Line (FAL) di Sevilla, Spanyol.
Perakitan Airbus A400M pesanan Indonesia itu justru bisa lebih sempurna dan cepat.
Apalagi, komponen struktural utama sudah berhasil dipasang.
Menurut Airbus, komponen yang sudah dipasang itu termasuk Horizontal Tail Plane (HTP) ke Vertical Tail Plane (VTP) dan integrasi sayap dengan badan pesawat.
Setelah itu, pesawat Indonesia dengan nomor produksi MSN148 itu akan dipasang mesin serta perangkat lunak di dalamnya. ***

Sumber: Reuters, bulgarianmilitary.com, hartpunkt.de
Arab Saudi Akuisisi 39 Pantsir, Efek Dominonya Bisa ke Indonesia untuk Mencairkan Su-35
Hadapi Tantangan Global dan Pastikan Kesiapan Industri Perubahan yang Dinamis, Menhan RI Kunjungi PT PAL

Ternyata Rusia Punya Harapan Ini Pada Indonesia Sampai Masih Ngotot Tawarkan Jet Tempur Su-35 Meski Sudah Lama Tertunda

Komentar
Posting Komentar