Timur Tengah, Internasional,
Sektor Penerbangan Israel Terpukul Hebat Akibat Ulah Sendiri Genosida Gaza | Republika Online Mobile
Penerbangan Israel mengalami kerugian miliaran rupiah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sektor penerbangan Israel telah mengalami kerugian sebesar 105 juta shekel (28,8 juta dolar AS atau setara dengan kurang lebih Rp 468 miliar) dalam sembilan bulan pertama 2024 sebagai akibat dari genosida yang terus berlanjut di Jalur Gaza, lapor Anadolu Agency.
Sponsored
Informasi ini diungkapkan dalam sebuah pernyataan oleh Otoritas Bandara Israel pada Senin (31/12/2024), bersamaan dengan laporan pembatalan penerbangan yang terus berlanjut oleh beberapa maskapai penerbangan Barat dari dan ke Tel Aviv, seperti yang dilaporkan oleh saluran lokal 13 dan 14.
Otoritas tersebut mengkonfirmasi bahwa mereka mengalami kerugian operasional sebesar 105 juta shekel akibat perang yang sedang berlangsung dan pengurangan operasi penerbangan internasional.
Data menunjukkan bahwa sekitar 13,8 juta penumpang melewati Bandara Ben Gurion Tel Aviv pada 2024, turun 34 persen dibandingkan dengan 2023.
Pernyataan tersebut juga mencatat bahwa pengeluaran selama sembilan bulan pertama tahun 2024 turun sekitar 16 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023, dengan total sekitar 2,3 miliar shekel (630 juta dolar AS).
Scroll untuk membaca
Kedepan, Otoritas Bandara berencana untuk menerapkan pemotongan tambahan 10 persen dalam pengeluarannya pada 2025.
Menurut situs web penerbangan Israel, Passport News, Otoritas Bandara memutuskan untuk mempertahankan harga sewa tidak berubah untuk 2025, karena menurunnya aktivitas di Bandara Ben Gurion, termasuk toko-toko bebas bea dan penyewa lainnya.
BACA JUGA: Tentara Suriah Enggan Bertempur Mati-matian Bela Assad?
Situs tersebut menambahkan bahwa Otoritas Bandara sedang mempersiapkan diri untuk periode pasca-perang, mengantisipasi peningkatan lalu lintas penumpang dan kembalinya maskapai penerbangan asing ke Israel pada 2025, sambil berfokus pada pengembangan infrastruktur dan meningkatkan layanan pelanggan.
Dalam beberapa bulan terakhir, puluhan maskapai penerbangan asing telah membatalkan penerbangan dari dan ke Israel karena tembakan roket dari Lebanon dan Yaman meningkat di seluruh negeri.
Sementara itu, tingkat kemiskinan di Israel masih menjadi salah satu yang tertinggi di antara negara-negara maju, nomor dua setelah Kosta Rika, menurut sebuah laporan baru dari National Insurance Institute.
Temuan tersebut mengungkapkan bahwa warga Palestina menghadapi tingkat kemiskinan tertinggi, yaitu 38,4 persen, jauh di atas rata-rata nasional.
Dikutip dari Middleeasmonitor, Jumat (20/12/2024), hampir dua juta warga Israel, yang mewakili seperlima dari populasi, hidup di bawah garis kemiskinan.
Tanpa program bantuan pemerintah, tingkat kemiskinan akan mencapai 31,1 persen, bukan 20,7 persen dari populasi saat ini. Terdapat peningkatan sebesar 15,2 persen dalam pembayaran pemerintah tahun lalu.
Kaum muda di bawah usia 29 tahun sangat terpengaruh, dengan 47,2 persen hidup di bawah garis kemiskinan. Situasi ini sangat mengerikan bagi keluarga yang memiliki anak, karena 872.000 anak - 27,9 persen dari semua anak di Israel - hidup dalam kemiskinan.
Laporan ini muncul di tengah tantangan ekonomi yang lebih luas, dengan pertumbuhan PDB Israel yang anjlok dari 6,5 persen pada tahun 2022 menjadi hanya dua persen pada tahun 2023.
Kenaikan harga-harga secara tidak proporsional berdampak pada populasi yang rentan, dengan 9,7 persen rumah tangga tidak mendapatkan perawatan medis karena kendala keuangan.
BACA JUGA: Mengejutkan, Al-Julani Sebut Hayat Tahrir Al-Sham Suriah tak akan Perang Lawan Israel
Secara geografis, konsentrasi kemiskinan tertinggi ditemukan di Yerusalem yang diduduki, di mana 36,2 persen keluarga diklasifikasikan sebagai keluarga miskin, diikuti oleh wilayah utara dan selatan negara tersebut, dengan tingkat kemiskinan masing-masing 22,5 dan 22,6 persen.
Meskipun intervensi pemerintah berhasil mengurangi kemiskinan individu sebesar 33,5 persen dan kemiskinan keluarga sebesar 41,2 persen, upaya pengentasan kemiskinan di Israel masih tertinggal dari negara-negara OECD lainnya, yang menyoroti masih adanya ketidaksetaraan ekonomi di negara tersebut.
Loading...
Komentar
Posting Komentar