Terowongan, Senjata, dan Fasilitas Militer Hizbullah Terancam Jatuh ke Tangan Tentara Lebanon - Halaman all - TribunNews
Dunia Internasional
Terowongan, Senjata, dan Fasilitas Militer Hizbullah Terancam Jatuh ke Tangan Tentara Lebanon - Halaman all - TribunNews
TRIBUNENNEWS.COM – Senjata, fasilitas militer, dan terowongan milik Hizbullah terancam jatuh ke tangan tentara Lebanon.
Hal itu berkaitan dengan perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.
Utusan Khusus Amerika Serikat (AS), Amos Hochstein, mengatakan tentara Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan.
“Pengerahan tentara Lebanon ke Lebanon selatan akan dilakukan dan Israel akan mundur ke Garis Biru ketika masa gencatan senjata berakhir tanggal 27 Januari,” kata Hochstein saat rapat di Lebanon, dikutip dari Maariv yang mengutip Al Awsat, pekan ini.
“Makna perjanjian ini ialah bahwa satu-satunya entitas yang memiliki senjata di Lebanon adalah negara dan akan melarang partai dan milisi di Lebanon memiliki senjata.”
Hochstein menegaskan perjanjian itu akan berlaku di seluruh wilayah Lebanon tanpa terkecuali.
Dia menyebut ambiguitas dalam tafsir klausul perjanjian yang hanya terbatas di area selatan Sungai Litani itu tidak cocok dan bertentangan dengan apa yang tertulis dalam perjanjian.
Lalu, utusan AS itu menjelaskan bahwa senjata, fasilitas militer, dan terowongan Hizbullah harus dimiliki oleh tentara Lebanon. Dia berujar aset-aset itu sebaiknya dihancurkan.
Pernyataan Hochstein itu muncul setelah Wakil Ketua Dewan Politik Hizbullah Mahmoud Kamati mengancam akan membatalkan gencatan senjata dengan Israel.
“Kami memberikan kesempatan 60 hari kepada mekanisme baru dan hukum internasional untuk melindungi Lebanon, kami berjanji untuk sabar selama 60 hari, tetapi hari ke-61 akan sepenuhnya berbeda,” kata Kamati.
Menurut laporan MTV Lebanon, Hochstein diperkirakan akan menyodorkan usulan besar. Usulan itu adalah memperpanjang gencatan senjata dan penarikan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), yakni selama 60 hari lagi.
Baca juga: AS Alokasikan Bantuan Militer ke Lebanon Rp1,5 T demi Lemahkan Hizbullah
Usulan itu keluar karena tentara Lebanon tidak bisa mengerahkan 10.000 personel ke Litani selatan.
Sementara itu, Al Joumhuriya melaporkan sudah ada lebih dari pelanggaran oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sejak gencatan senjata diberlakukan sekiar sebulan lalu.
IDF mulai mundur
Hochstein mengklaim IDF mulai menarik diri dari Lebanon.
“Militer Israel mulai mundur dari Naqura dan kembali ke Israel hari ini, selatan Garis Biru,” kata Hochstein dikutip dari The Times of Israel. Garis biru adalah garis demarkasi di perbatasan Israel-Lebanon.
“Penarikan ini akan terus berlanjut hingga semua pasukan Israel keluar dari Lebanon sepenuhnya, dan tentara Lebanon terus dikerahkan ke selatan dan sepanjang Garis Biru.
Sementara itu, Hizbullah diharuskan menarik mundur para pejuangnya ke utara Sungai Litani, sekitar 30 km dari perbatasan. Hizbullah juga diminta membongkar semua infrastruktur militer yang masih tersisa di selatan.
Qassem: Kesabaran Hizbullah mungkin sudah habis
Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengancam Israel. Dia menyebut kesabaran Hizbullah mungkin sudah habis sebelum masa gencatan berakhir.
Kesabaran itu tergerus oleh tindakan Israel yang melanggar perjanjian gencatan senjata.
Ketika menjawab kritik mengenai bungkamnya Hizbullah meski Israel melanggar perjanjian, Qassem mengatakan pemimpin Hizbullah adalah satu-satunya pihak yang memutuskan kapan melawan, bagaimana cara melawan, dan senjata yang digunakan.
Baca juga: Rincian Baru tentang Kematian Hassan Nasrallah, Israel Buru Pemimpin Hizbullah Itu sejak Tahun 2006
“Kesabaran kami mungkin habis dan ketika kami memutuskan bertindak, kalian akan segera melihatnya,” ujar Qassem dikutip dari Anadolu Agency.
“Kami berkata bahwa kami memberikan kesempatan untuk mencegah pelanggaran oleh Israel, menerapkan perjanjian itu, dan bersikap sabar. Ini tidak berarti bahwa kami akan sabar selama 60 hari, tidak juga berarti kami akan sabar selama kurang dari 60 hari atau lebih.”
(Tribunnews.com/Febri)
Komentar
Posting Komentar