Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina
Trump Ancam Tambah Sanksi ke Rusia Jika Tak Sepakat Akhiri Perang di Ukraina
-
Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menambah tarif baru terhadap ancaman sanksi kepada Rusia jika negara itu tidak membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Trump menyebut tarif ini juga dapat diterapkan ke negara peserta lainnya.
Trump menyebut kemungkinan ia akan mengenakan sanksi terhadap Rusia jika Presiden Vladimir Putin menolak berunding guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun tersebut.
"Jika kita tidak membuat 'kesepakatan', dan segera, saya tidak punya pilihan lain selain mengenakan Pajak, Tarif, dan Sanksi tingkat tinggi pada apa pun yang dijual oleh Rusia ke Amerika Serikat, dan berbagai negara peserta lainnya," kata Trump dalam postingan di media sosialnya, dilansir Reuters, Kamis (23/1/2025).
Dalam postingan Trump tersebut tidak menyebutkan negara-negara mana yang dia anggap sebagai peserta dalam konflik tersebut.
Pemerintahan mantan Presiden Joe Biden sebelumnya menjatuhkan sanksi berat kepada ribuan entitas di sektor perbankan, pertahanan, manufaktur, energi, teknologi, dan sektor-sektor lain di Rusia sejak invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada Februari 2022, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menghancurkan kota-kota.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan Rusia akan melihat apa yang menurut Trump berarti "kesepakatan" untuk mengakhiri perang di Ukraina.
"Ini bukan sekadar masalah mengakhiri perang," kata Polyanskiy kepada Reuters.
"Ini pertama dan terutama masalah mengatasi akar penyebab krisis Ukraina," sambungnya.
Menjelang kemenangannya dalam pemilihan umum pada 5 November, Trump menyatakan puluhan kali bahwa ia akan mencapai kesepakatan antara Ukraina dan Rusia pada hari pertamanya menjabat, jika tidak lebih awal. Namun, para pembantu Trump telah mengakui bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang bisa memakan waktu berbulan-bulan atau lebih lama.
Awal bulan ini, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terberatnya terhadap pendapatan energi Rusia, yang menargetkan produsen minyak dan gas Gazprom Neft dan Surgutneftegas, serta 183 kapal yang merupakan bagian dari apa yang disebut armada tanker gelap yang bertujuan menghindari pembatasan perdagangan Barat lainnya.
Simak juga Video 'Bicara Gencatan Senjata di Ukraina, Trump Sebut Putin Pintar':
(yld/isa)
Komentar
Posting Komentar