Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Duh! Utusan Trump Sebut Ada 30.000 Bom Israel di Gaza yang Belum Meledak - Bagian All
WASHINGTON, iNews.id - Steve Witkoff, utusan khusus Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk Timur Tengah, meluruskan pernyataan atasannya soal "pembersihan" Gaza.
Sebelumnya, saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump mengatakan akan mengambil alih Jalur Gaza. Dia juga kukuh untuk merelokasi penduduk Gaza ke luar wilayah tersebut.
Witkoff menjelaskan, pembersihan Gaza yang disampaikan Trump merujuk pada rencana jangka panjang. Menurut dia, Gaza benar-benar hancur setelah perang selama 15 bulan lebih dan membutuhkan waktu panjang untuk merekonstruksinya hingga menjadi layak huni.
Dia menilai, tidak adil bagi warga Gaza untuk mendapat pemberintahuan bahwa mereka akan dipulangkan dalam waktu 5 tahun.
Hal lain yang disorotinya, banyak amunisi bom yang dijatuhkan militer Israel belum meedak.
"Ada 30.000 amunisi yang belum meledak. (Ada) Bangunan yang bisa roboh kapan saja. Tidak ada peralatan apa pun di sana," ujarnya.
Witkoff memainkan peran penting dalam mewujudkan kesepakatan gencatan senjata tahap pertama Israel-Hamas. Kesepakatan itu berlaku efektif selama 42 hari sejak 19 Januari 2025.
Selama gencatan senjata tahap pertama, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel. Sebagai imbalan, Israel akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina.
"Kita sekarang berada di (pembicaraan gencatan senjata) tahap 2," kata Witkoff.
Dia memngaku sudah bertemu Netanyahu pada Senin (3/2/2025) untuk membahas parameter negosiasi kebijakan dan akan bertemu Perdana Menteri Qatar selaku mediator negosiasi.
Dalam konferensi pers, Trump mengatakan ada banyak tugas yang harus dilakukan di Gaza, terutama membersihkan wilayah tersebut dari bom-bom yang belum meledak. Amunisi aktif itu bisa membahayakan nyawa warga.
"AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami juga akan melakukan beberapa pekerjaan di sana. Kami akan mendapatkan dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak serta senjata lain di lokasi, meratakan lokasi tersebut, lalu menyingkirkan bangunan yang hancur," kata Trump.
Komentar
Posting Komentar