Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Eks Menteri Zionis: Israel Telah Jadi Bahan Tertawaan di Timur Tengah | Halaman Lengkap

Mantan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir sebut kebijakan PM Benjamin Netanyahu soal Jalur Gaza membuat Israel jadi bahan tertawaan di Timur Tengah. Foto/Jerusalem Post
- Mantan Menteri Keamanan Nasional
IsraelItamar Ben-Gvir mengkritik kebijakan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu soal
Jalur Gaza.Menurutnya, kebijakan itu telah menjadikan Israel sebagai bahan tertawaan di Timur Tengah.
Dalam wawancara dengan stasiun radio lokal Kol BaRama pada hari Minggu, politikus sayap kanan itu mengecam penanganan pemerintah Netanyahu atas perang melawan Hamas di Gaza.
"Kami telah menjadi bahan tertawaan di Timur Tengah, dan saya tidak yakin apakah kami sudah menyadarinya," kata Ben-Gvir, yang dilansir Anadolu, Senin (10/2/2025).
Ben-Gvir mengatakan bahwa dirinya adalah satu-satunya orang di pemerintahan yang menentang pemberian bantuan kemanusiaan ke Gaza, dengan mengeklaim bahwa pendiriannya dapat mengubah situasi sepenuhnya.
Mengkritik respons Netanyahu terhadap tekanan Amerika Serikat (AS), Ben-Gvir mengatakan, "Anda tidak dapat memerintah hanya berdasarkan tekanan eksternal."
Dia berpendapat bahwa Israel seharusnya tidak pernah mengizinkan bahan bakar dan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, dengan menuduh bahwa hal itu menguntungkan Hamas.
Mantan menteri Zionis itu kemudian menyerukan penerapan segera dari apa yang disebutnya sebagai "program migrasi sukarela" bagi warga Palestina di Gaza.
"Kita perlu meluncurkan inisiatif untuk mendorong migrasi sukarela hari ini. Presiden [AS Donald] Trump mengatakan masih ada waktu, tetapi untuk kepentingan Israel, kita tidak punya waktu untuk disia-siakan," katanya.
Ben-Gvir mengatakan bahwa dia tidak akan kembali ke pemerintahan Netanyahu hingga mereka berkomitmen untuk menghancurkan Hamas.
Pada Januari lalu, Ben Gvir mengundurkan diri dari pemerintahan sebagai bentuk penolakan terhadap gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pertukaran tahanan.
Sejak saat itu, dia mendukung apa yang disebutnya sebagai “migrasi sukarela” warga Palestina dari Gaza.
Pada hari Selasa, Partai Otzma Yehudit miliknya mengajukan sebuah rancangan undang-undang RUU ke Knesset (Parlemen) yang mengusulkan insentif finansial bagi penduduk Gaza yang memilih untuk pergi.
Menurut laporan Channel 14 Israel, RUU tersebut menetapkan bahwa setiap penduduk Gaza yang memilih untuk beremigrasi akan menerima paket bantuan keuangan yang ditentukan oleh Kementerian Keuangan Israel.
Pada 4 Februari, Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington akan “mengambil alih” Gaza dan memukimkan kembali warga Palestina di tempat lain berdasarkan rencana pembangunan kembali yang luar biasa yang dia klaim dapat mengubah daerah kantong Palestina itu menjadi “Riviera of the Middle East.”
Usulannya mendapat kecaman luas dari Palestina, negara-negara Arab, dan banyak negara lain di seluruh dunia, termasuk Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.
(mas)
Komentar
Posting Komentar