Dunia Internasional
Iran Akan Pindah Ibu Kota ke "Surga yang Hilang" di Teluk Oman
TEHERAN, KOMPAS.com - Iran berencana memindahkan ibu kotanya dari Teheran ke "surga yang hilang" di Teluk Oman, yaitu Makran.
Alasan pemindahan ibu kota ini antara lain kemacetan lalu lintas dan penurunan permukaan tanah di Teheran, sehingga membutuhkan solusi cepat.
Wacana pemindahan ibu kota sudah digaungkan di berbagai kesempatan sejak Revolusi 1979, tetapi berulang kali ditepis karena dianggap tak realistis, mengingat besarnya kendala keuangan dan logistik.
Baca juga: Ibu Kota Vietnam Tercemar Udara Beracun, Warga Diimbau Pakai Masker
IDF Rilis Detik-detik Serangan yang Tewaskan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah
Lihat Foto
Namun, Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang menjabat sejak Juli 2024 dan berhaluan reformis, baru-baru ini mengapungkan kembali rencana pemindahan ibu kota.
Ia mengungkapkan berbagai permasalahan yang dihadapi Teheran, seperti kekurangan air, salah urus sumber daya, polusi udara ekstrem, dan penurunan permukaan tanah secara bertahap akibat proses alamiah maupun aktivitas manusia.
Pada Januari 2025, juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani menyampaikan, otoritas Iran sedang memperlajari kemungkinan pemindahan ibu kota.
"Wilayah Makran sedang dipertimbangkan secara serius," katanya, tanpa menyebutkan kapan waktunya, dikutip dari kantor berita AFP pada Selasa (18/2/2025).
Baca juga: Kabut Asap Tebal Selimuti Ibu Kota India, Picu Gangguan Penerbangan
Makran adalah wilayah pesisir yang mayoritas areanya belum berkembang di Teluk Oman.
Lokasinya membentang sepanjang Provinsi Sistan-Baluchistan yang miskin di selatan Iran, dan sebagian provinsi Hormozgan di sebelahnya.
Wilayah Makran berulang kali disebut sebagai kandidat utama dalam opsi pemindahan ibu kota.
"Makran 'surga yang hilang' harus diubah menjadi pusat ekonomi masa depan Iran," kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dalam pidatonya, Minggu (16/2/2025).
Pada September 2024, Pezeshkian mengatakan, "Kita tidak punya pilihan selain memindahkan pusat ekonomi dan politik negara ke selatan dan dekat laut".
"(Masalah Teheran) semakin memburuk dengan berlanjutnya kebijakan saat ini," lanjutnya.
Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi sata menjabat pada April 2024 mengatakan, pemindahan ibu kota dapat memerlukan anggaran sekitar 100 miliar dollar AS (Rp 1,63 kuadriliun).
Baca juga: Ibu Kota Jepang Akan Terapkan Kerja 4 Hari Seminggu untuk Staf Pemerintah
Lihat Foto
Teheran ditetapkan sebagai
ibu kota Iranoleh Agha Mohammad Khan Qajar pada 1786. Kota ini kemudian berkembang menjadi pusat politik, administratif, dan budaya Iran selama lebih dari dua abad.
Provinsi lokasi Teheran berada sekarang dihuni oleh sekitar 18 juta orang, bahkan membengkak sekitar dua juta orang pada siang hari seiring orang-orang yang berdatangan ke sana, menurut Gubernur Mohammad Sadegh Motamedian.
Kota yang terkurung daratan ini terletak di dataran tinggi landai di kaki pegunungan Alborz yang tertutup salju.
Di Teheran, berpadu gedung-gedung tinggi modern dengan istana-istana bersejarah, pasar-pasar yang ramai, dan taman-taman rindang.
Sementara itu, Makran terkenal dengan desa-desa nelayannya, pantai-pantai berpasir, dan sejarah kuno yang berasal dari zaman Alexander Agung.
Baca juga: Trump Diusulkan Jadi Nama Bandara di Ibu Kota AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Di Tengah Pemakaman Nasrallah, Khameini Janji Iran Terus Lawan Israel
Komentar
Posting Komentar