Israel Bebaskan 183 Tahanan Palestina, Sebagian dalam Kondisi Mengenaskan dan Sakit Kulit - tvOne

 Kesehatan, Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah 

Israel Bebaskan 183 Tahanan Palestina, Sebagian dalam Kondisi Mengenaskan dan Sakit Kulit - Bagian All

GAZA, iNews.id - Israel dan Hamas, Sabtu (8/2/2025), kembali melakukan pertukaran tahanan, kali ini yang kelima sejak gencatan senjata tahap pertama berlaku pada 19 Januari lalu. Hamas lebih dulu membebaskan tiga sandera Israel, disusul kemudian Israel yang membebaskan 183 tahanan Palestina.

Ketuga sandera yang dibebaskan adalah Eli Sharabi (52), Or Levy (34), dan Ohad Ben Ami (56). Mereka dibebaskan dari sebuah lokasi di Deir el Balah, Gaza Tengah. 

Ben Ami dan Sharabi di diculik dari Kibbutz Be'eri saat serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023, sementara Levy diculik di festival musik Nova.

Seperti biasa, Hamas melakukan seremoni penyerahan ketiga sandera ke Komite Palang Merah Internasional (ICRC) serta dihadiri oleh para pejuang Brigade Izzuddin Al Qassam serta ratusan warga.

Untuk pertama kalinya selama pertukaran tahanan, Hamas memberi kesempatan kepada ketiga sandera untuk menyampaikan pesan melalui pengeras suara. Ketiga sandera tersebut tampak kurus kering berdiri di panggung di samping para pejuang Hamas.

Setelah itu Israel membebaskan 183 tahanan Palestina yang dibawa ke Tepi Barat menggunakan beberapa bus. Salah satu tahanan pertama yang dibebaskan adalah Jamal Al Taweel, tokoh penting Hamas. Kondisi kesehatannya sangat buruk saat dibebaskan sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan medis.

Al Jazeera melaporkan, banyak tahanan lainnya dalam kondisi kesehatan buruk sejak dibebaskan pada pertukaran gelombang pertama. Umumnya mereka menderita sakit kulit dan sangat lemah.

Pekan lalu seorang tahanan terpaksa mengurungkan niat untuk memeluk anggota keluarga karena menderita penyakit kulit kudis yang parah. Dia takut menularkan penyakit itu ke keluarganya.

Kondisi tahanan di penjara Israel sejak lama sangat mengerikan dan diperparah lagi sejak Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir menjabat.

Dia mengurangi jatah makanan dan memberikan lebih sedikit air minum karena menurutnya warga Palestina tidak boleh diperlakukan sebagai manusia.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita