Lembaga analisis Inggris RUSI: Rusia akan memproduksi 75.000 bom berpemandu pada tahun ini, semakin menyulitkan bagi pasukan Ukraina - Airspace Review

 Dunia Internasional 

Lembaga analisis Inggris RUSI: Rusia akan memproduksi 75.000 bom berpemandu pada tahun ini, semakin menyulitkan bagi pasukan Ukraina

  / 
by
Bom berpemandu UMPK Rusia
Istimewa

AIRSPACE REVIEW – Lembaga analisis Inggris yang bereputasi baik, Royal United Services Institute (RUSI), telah merilis laporan baru tentang situasi terkini di garis depan perang Rusia-Ukraina.

Penulis laporan mengumpulkan materi mereka antara November 2024 dan 2025, berkomunikasi langsung dengan pasukan Ukraina dari kelompok penembak bergerak, brigade penyerang udara, ranger, mekanik, dan artileri yang beroperasi di arah timur dan Sumy.

Satu hal penting dari isi laporan tersebut antara lain bahwa Rusia pada tahun 2025 ini berencana untuk memproduksi sebanyak 75.000 bom udara berpemandu yang dilengkapi dengan peralatan UMPK.

Jumlah tersebut meningkat 50% dari jumlah yang diproduksi tahun sebelumnya.

RUSI menulis, peningkatan produksi bom udara berpemandu (KAB) tersebut akan meningkatkan tekanan potensial bagi pasukan Ukraina di medan perang.

Selain bom berpemandu presisi, drone FPV Rusia juga menimbulkan ancaman serius bagi pasukan Ukraina sehingga tank dan kendaraan lapis baja Ukraina sekarang harus dijaga tidak kurang 3 km dari garis depan.

Saat ini diyakini bahwa drone telah membuat medan perang sepenuhnya transparan untuk pengintaian udara. Penting untuk diketahui bahwa drone umumnya mampu menyediakan cakupan pengintaian pada area 3 hingga 15 km dari garis depan, bahkan beberapa mampu hingga 40 km.

Dominasi drone di medan perang telah mempersulit logistik, termasuk pengiriman amunisi. Karena amunisi sekarang diangkut bukan berdasarkan kebutuhan mendesak tetapi berdasarkan kesempatan.

Ketika suplai amunisi terhambat, maka menyebabkan kekurangan peluru di medan pertempuran. (RNS)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita