Nasib Anak Yatim di Bondowoso Ditipu Modus Bantuan, Mendadak Punya Utang KUR di Bank Rp100 juta - Halaman all - Tribunjatim
Nasib Anak Yatim di Bondowoso Ditipu Modus Bantuan, Mendadak Punya Utang KUR di Bank Rp100 juta - Halaman all - Tribunjatim

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Arie Pangestu
TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Awal tahun 2025 seperti menjadi mimpi buruk bagi Saiful Arifin, (21) warga Desa Sumbergading, Kecamatan Sumber Wringin.
Anak yatim sejak usia 8 tahun yang hidup dengan ibu dan neneknya ini, tak menyangka.
Bahwa rezeki Rp 1 juta yang disebut bantuan dari pemerintah, ternyata adalah jerat awal untuknya tercatat punya hutang hingga Rp 100 juta di salah satu bank plat merah di Bondowoso.
Tanpa ada rasa curiga, uang yang didapatnya pada Februari 2024 lalu, digunakan untuk membayar ngontrak rumah berukuran 3x5 meter dengan biaya Rp 450 ribu per tahun.
Rumahnya ditinggali enam anggota keluarga, ibu, nenek,ponakan, dan istri yang baru dinikahinya.
Baca juga: JATIM TERPOPULER: Anak Yatim di Bondowoso Punya Pinjaman KUR - Eksekusi Lahan di Stasiun Sidoarjo
Karena sebagai tulang punggung keluarga. Pendapatan yang dimiliki Arifin dari kerja beternak ayam ikut orang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Baik, untuk makan, beli token listrik, hingga kebutuhan lainnya.
Ia mengaku semua kenikmatan untuk keluarganya berubah seperti mimpi buruk di siang bolong. Saat dirinya hendak kredit sepeda motor ditolak oleh dealer.
Baca juga: Hidup Sendirian, Nenek di Bondowoso Nyaris Tertimpa Pohon Tumbang, Atap Rumah Rusak
Lantaran di BI Checking, ada namanya yang tercatat memiliki pinjaman Rp 100 juta di perbankan.
Lantas, ia tak langsung menceritakan kejadian ini pada keluarga, khawatir kaget. Namun, pada awal Januari 2025, keluarga pun akhirnya tahu juga.
Dua petugas bank datang ke rumahnya, meminta tanda tangan. Di dalam dokumen tertulis, terkait pinjaman Rp 100 juta. Ibunya nyaris pingsan, neneknya yang sudah sakit-sakitan di atas kasur dan istrinya menangis tak henti.
Baca juga: Jadi Korban Catut Nama KUR Bank Pinjaman Rp 100 Juta, 6 Pemuda Bondowoso Lapor Kejari, ini Modusnya
"Bagaimana mau pinjam Rp 100 juta. Apa yang mau dibayarkan. Untuk makan saja pendapatan saya ngepas," cerita pemuda 21 tahun itu.
Dia sendiri menolak menandatangani itu. Karena merasa tak pernah melakukan proses pinjam di perbankan.
Namun, tetap saja dia ketakutan dan berusaha mencari jalan keluar bersama pemuda lainnya yang bernasib sama.
"Kalau harapan saya ya, ini diproses hukum. Dan karena saya tak menikmati uangnya, ya nama saya tak tercatat pinjaman di bank," ujarnya.
Baca juga: Nelangsa Anak Yatim di Bondowoso Mendadak Punya Pinjaman KUR Rp 100 Juta, Istri Menangis Tak Henti
Kuasa Hukum para korban dari LBH Anshor, Jayadi, mengatakan Kuasa Hukum Korban dari LBH Anshor, Jayadi mengatakan, ada enam orang korban yang didampinginya melaporkan dugaan penyalahgunaan KUR di Bank plat merah tahun 2024 ini.
Di enam korban itu ada dua kelompok, dengan jumlah per kelompok 10 orang.
"Korban enam yang berani melapor," ujarnya.
Baca juga: Manipulasi Penyaluran KUR Porang Senilai Rp 2,6 Miliar, Kejari Trenggalek Tetapkan Tiga Tersangka
Menurutnya, modus operandinya yakni dengan pinjam nama. Dimana pelapor atau para korban diiming-imingi diberi bantuan dengan menyerahkan KTP dan KK.
Adapun untuk melampirkan SKU sebagai syarat pinjam KUR ini, kata Jay, dikoordinir oleh terlapor dengan inisial RAZ.
Ia menuturkan bahwa pihaknya sangat menyesalkan pihak bank saat melakukan analisa kredit. Karena, bagaimana bisa orang-orang yang tak punya usaha dan dikoordinir sedemikian rupa kemudian dengan mudahnya bisa dapat KUR.
"Masing-masing Rp 100 juta. Bagi mereka masih muda, orang miskin, besar segitu mas. Siapa yang akan membayar. Tentu secara data, perbankan akan menagih pada mereka," pungkasnya.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah pihak Perbankan enggan memberikan komentar saat didatangi media Tribun Jatim Network
Komentar
Posting Komentar