NASIB Tri Buruh Pabrik Raih Skor Tertinggi SKD, Tapi Gagal CPNS Gara-gara Tinggi Badan Kurang 0,5 Cm - Halaman all - Tribun-medan
NASIB Tri Buruh Pabrik Raih Skor Tertinggi SKD, Tapi Gagal CPNS Gara-gara Tinggi Badan Kurang 0,5 Cm - Halaman all - Tribun-medan

TRIBUN-MEDAN.com - Malang nasib Tri Cahyaningsih, buruk pabrik asal Boyolali, gagal tes CPNS gara-gara tinggi badannya kurang 0,5 cm.
Padahal Tri Cahyaningsih adalah peraih skor SKD tertinggi.
Kendati demikian, ia pun ikhlas dan berencana akan mengikuti rekrutmen tahun depan.
Kisah ini dialami oleh Tri Cahyaningsih, buruh pabrik asal Boyolali.
Tri tak menyerah meski gagal lolos seleksi CPNS.
Tri sendiri sempat ramai diperbincangkan karena dia mendapat skor SKD CPNS Kemenkumham Jateng tertinggi.
Kala itu, skornya mencapai 476.
Namun, kegagalannya bukan karena tes itu sendiri, namun hanya karena tinggi badan.
"Minimal tinggi (tinggi badan minimal) 158 sentimeter. Nah pas di sana (seleksi kesehatan) cuma 157,5 aja," kata Tri Cahyaningsih, Rabu (19/2/2025), dikutip dari Tribun Solo.
Kurang 0,5 centimeter tinggi badannya ini pun membuat Tri tak dapat mengikuti tes seleksi berikutnya.
Meski kecewa, Tri tak bisa berbuat banyak.
"Gelo (kecewa) pastine mas kurang 0,5 cm aja lho. Tapi ndak apa-apa memang belum rejekine," tambahnya.
Dia pun berencana akan mendaftar CPNS lagi jika ada rekrutmen CPNS lagi.
"Kalau ada bukaan lagi (formasi) yang sesuai mau daftar lagi. Bisa pakai nilai SKD yang kemarin," pungkasnya.
Sebelumnya, seorang Apartur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Trenggalek nekat melakukan penipuan berkedok rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) hingga korban, ES rugi ratusan juta rupiah.
Penipuan tersebut terjadi pada tahun 2014 dengan modus tersangka Vevi Agustina meminjam uang Rp 100 juta kepada korban. Karena sudah kenal, tanpa rasa curiga korban meminjamkan uang yang dimaksud.
"Beberapa waktu kemudian korban meminta uang tersebut untuk dikembalikan karena untuk keperluan anaknya tes CPNS," kata Kasi Pidana Umum Kejari Trenggalek, Yan Subiyono, Senin (13/1/2025).
Setelah beberapa saat menunggu, korban ES menagih kembali uang tersebut.
Namun tersangka mengatakan ia kenal seseorang yang bisa memasukkan seseorang menjadi PNS di Pemkab Bojonegoro.
"Tersangka mencontohkan dirinya yang bisa diterima menjadi PNS lewat orang tersebut begitu juga salah satu saudaranya yang menjadi PNS juga lewat orang itu," ucap Yan.
Korban yang merupakan warga Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek pun tergiur dengan omongan tersangka dan mempercayakan tersangka untuk memuluskan seleksi CPNS anaknya.
Setelah tes dilakukan, tersangka kembali meminta sejumlah uang dengan alasan ijazah anak korban yang Diploma 3, sedangkan banyak pendaftar lain yang spesifikasi pendidikannya di atas Diploma 3.
"Total kerugiannya Rp 255 juta yang diserahkan bertahap sebanyak tiga kali," ucapnya.
Setelah pengumuman seleksi, ternyata anak korban tidak masuk, namun korban masih dijanjikan jika ada peserta lain yang mengundurkan diri maka bisa masuk.
"Namun hingga saat ini, janji tersebut tidak ditepati sehingga korban memilih untuk menempuh jalur hukum," lanjutnya.
Yan menyebutkan, korban baru melaporkan kasus tersebut ke Polres Trenggalek pada 27 Agustus 2024.
Korban menunggu pengembalian uang tersebut sejak tahun 2014 hingga tahun 2024, namun selama 10 tahun tersebut tidak ada itikad baik sama sekali dari tersangka.
"Perkara Vevi Agustina ini pada tanggal 8 Januari 2025 sudah kita terima tahap penyerahan tersangka dan barang bukti pada kejaksaan negeri Trenggalek dari penyidik Polres Trenggalek," lanjutnya.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com
Komentar
Posting Komentar