Rusia Tolak Serahkan Wilayah Ukraina yang Dicaplok: Itu Tidak Dapat Dinegosiasikan! | Sindo TV - Opsiin

Post Top Ad

demo-image

Rusia Tolak Serahkan Wilayah Ukraina yang Dicaplok: Itu Tidak Dapat Dinegosiasikan! | Sindo TV

Share This
Responsive Ads Here

 Konflik Rusia Ukraina, Dunia Internasional 

Rusia Tolak Serahkan Wilayah Ukraina yang Dicaplok: Itu Tidak Dapat Dinegosiasikan! | Halaman Lengkap

Rusia tolak serahkan wilayah Ukraina yang sudah dicaplok, menyebutnya sebagai hal yang tidak dapat dinegosiasikan. Foto/via NDTV

MOSKOW 

-

 Rusia 

menolak untuk mengembalikan wilayah

 Ukraina 

yang dianeksasi atau dicaplok sebagai bagian dari kesepakatan damai di masa mendatang.

Moskow menetapkan ketentuan itu sebagai garis merah utama saat pejabat Rusia dan AS bertemu di Istanbul untuk putaran pembicaraan baru guna menormalisasi hubungan kedua negara.

Presiden AS Donald Trump, sejak menjabat bulan lalu, telah mendorong agar perang tiga tahun Moskow-Kyiv segera diakhiri. Dia sudah menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin dalam perubahan yang mengejutkan dalam kebijakan luar negeri AS.

Pembicaraan Istanbul dilakukan setelah pertemuan tingkat tinggi Moskow dan Washington di Arab Saudi awal bulan ini, dan bertujuan memulihkan hubungan diplomatik setelah saling usir staf kedutaan kedua belah pihak di bawah pemerintahan Joe Biden.

Baca Juga

Ukraina Serahkan Harta Karun Mineral Tanah Langka ke AS Dinilai Bukti Bodohnya Zelensky

Putin mengatakan pada hari Kamis bahwa kontak dengan Amerika Serikat memberikan "sedikit harapan" untuk menyelesaikan konflik Ukraina, tetapi juru bicaranya memperingatkan bahwa menyerahkan wilayah Ukraina yang dianeksasi adalah hal yang "tidak dapat dinegosiasikan".

"Wilayah yang telah menjadi subjek Federasi Rusia, yang tercantum dalam konstitusi negara kami, adalah bagian yang tidak terpisahkan dari negara kami," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, yang dilansir AFP, Jumat (28/2/2025).

"Ini tidak dapat disangkal dan tidak dapat dinegosiasikan," katanya lagi.

Beberapa bulan setelah meluncurkan invasi skala penuh pada bulan Februari 2022, Rusia mengumumkan aneksasi empat wilayah selatan dan timur Ukraina—Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Negara itu mencaplok semenanjung Crimea dari Ukraina pada tahun 2014.

Moskow menolak narasi pencaplokan wilayah, dengan menegaskan bahwa wilayah-wilayah tersebut memilih memisahkan diri dari Ukraina dengan bergabung dengan Rusia melalui referendum.



Begini Respons Ukraina

Ukraina dan sebagian besar pengamat internasional telah menolak aneksasi tersebut sebagai tindakan ilegal, yang ditegaskan kembali oleh Ukraina sebagai jawaban atas pernyataan Kremlin.

"Ukraina memiliki perbatasan yang diakui secara internasional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Georgiy Tykhy.

"Sungguh menggelikan melihat mereka merujuk pada konstitusi mereka untuk membenarkan aneksasi tersebut,” ujarnya.

Pasukan Rusia menguasai sebagian besar wilayah Donetsk dan Luhansk tetapi hanya sebagian dari Zaporizhzhia dan Kherson. Moskow juga menduduki sebagian wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengakui bahwa pasukannya kekurangan personel untuk merebut kembali wilayah-wilayah tersebut, tetapi mengatakan beberapa wilayah yang direbut dapat dikembalikan melalui diplomasi.

Sebaliknya, Kyiv telah merebut ratusan kilometer persegi wilayah Kursk Rusia dan Zelensky telah mengemukakan kemungkinan "pertukaran" wilayah dengan Moskow—sebuah gagasan yang juga dikesampingkan oleh Rusia.

Putin pada hari Kamis mengatakan pembicaraan awal Rusia-AS memberi "sedikit harapan" untuk menyelesaikan "masalah" seperti konflik Ukraina.

"Kontak pertama dengan pemerintahan AS yang baru memberi sedikit harapan. Ada keinginan bersama untuk bekerja memulihkan hubungan," kata Putin pada pertemuan badan keamanan FSB.

Peskov mengatakan kepada wartawan sebelumnya bahwa memulihkan hubungan yang terputus dengan Amerika Serikat adalah sebuah proses.

"Tidak seorang pun mengharapkan keputusan akan mudah dan cepat. Namun dengan kemauan politik kedua negara, dengan kemauan untuk mendengarkan dan mendengar satu sama lain, kita akan dapat melalui proses kerja ini," katanya.

Komentar Putin muncul sebagai bagian dari serangkaian aktivitas diplomatik antara Rusia dan Amerika Serikat, dan para pemimpin AS dan Eropa, karena semua pihak menggembar-gemborkan posisi mereka kepada Trump.

Zelensky akan bertemu Trump pada hari Jumat, di mana dia berharap untuk menekan Washington agar memberikan bantuan.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer akan bertemu Trump pada hari Kamis untuk meminta dukungan AS terhadap gencatan senjata Ukraina, dan menegaskan bahwa itu akan menjadi satu-satunya cara untuk menghentikan Putin menyerang lagi.

Starmer tiba di Washington pada Rabu malam untuk melanjutkan kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron, di tengah meningkatnya kekhawatiran di Eropa bahwa pemimpin AS akan mengabaikan Kyiv dalam negosiasi dengan Putin.

Pasukan Rusia telah maju lebih jauh ke Ukraina timur dalam beberapa bulan terakhir dan telah merebut kembali wilayah di wilayah Kursk.

Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Kamis mengatakan telah merebut kembali desa Nikolsky di dekat kota Sudhza yang dikuasai Ukraina.

(mas)

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages