Syahganda: Turki dan Indonesia Bisa Jadi Poros Baru Kekuatan Geopolitik Dunia - Sindonews

 

Syahganda: Turki dan Indonesia Bisa Jadi Poros Baru Kekuatan Geopolitik Dunia

Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan dan Presiden Prabowo Subianto usai pertemuan di Istana Bogor. Foto/YouTube Setpres

JAKARTA 

- Pengamat Politik sekaligus Direktur Lembaga Kajian Sabang Merauke Circle

 Syahganda Nainggolan 

menilai kunjungan Presiden Turki

 Recep Tayyib Erdogan 

ke Malaysia, Indonesia, dan Pakistan menunjukkan kekuatan yang bisa membuat poros baru kekuatan geopolitik dunia yang dapat membawa aspirasi dunia Islam. Mengingat, lanjut dia, ketiga negara tersebut adalah negara-negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia.

“Kunjungan kenegaraan Presiden Erdogan ke Malaysia, Indonesia, dan Pakistan memberi pesan kepada dunia sebagai bentuk keinginan bersama membangun hubungan berupa poros kekuatan geopolitik baru di dunia, prioritas utama adalah pembangunan kembali Gaza dan menolak relokasi warga Palestina di Gaza,” ujar Syahganda, Rabu (12/2/2025).

Diketahui, dengan menggunakan Kepresidenannya, Presiden Erdogan tiba di Jakarta melalui Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma sekitar pukul 18.36 WIB, Selasa, 11 Februari 2025. Kedatangan Erdogan disambut Presiden Prabowo Subianto secara langsung.

Prabowo dan Erdogan juga telah melakukan pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (12/2/2025). Berbagai kerja sama disepakati kedua kepala negara.

Sebelum ke Indonesia, Presiden Erdogan terlebih dulu mengunjungi Malaysia. Setelah Indonesia, Erdogan melanjutkan lawatannya ke Pakistan.

"Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan Turki bisa membangun kesepahaman membentuk poros kekuatan baru negara muslim di dunia, baik dalam aspek perdamaian dan perekonomian, dalam kesempatan lawatannya Indonesia bersama Turki, Malaysia dan Pakistan bisa membuat komunike bersama menolak dan melawan usulan Trump dan Israel yang ingin merelokasi warga Palestina di Gaza," kata Syahganda.

Ahli Hubungan Internasional Teguh Santosa mengatakan, Turki dan Indonesia sebetulnya sudah membangun kerja sama MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia). “Indonesia dan Turki juga perlu mengongkretkan kemitraan kedua negara dalam kerangka kerja sama MIKTA yang dimulai tahun 2013,” ujar Teguh Santosa.

Dia menilai MIKTA bisa menjadi platform alternatif bagi Indonesia membangun kemandirian dan menawarkan solusi perimbangan kekuatan politik di dunia. “MIKTA dapat menjadi platform alternatif bagi Indonesia untuk membangun kemandirian dan menawarkan berbagai solusi perimbangan kekuatan di arena global," kata Teguh.

Diketahui, MIKTA adalah platform yang dibangun anggota-anggotanya berfokus pada kerja sama ekonomi yang berimbang, penguatan isu lingkungan, dan energi terbarukan. "MIKTA sendiri adalah platform yang lebih fokus pada kerja sama ekonomi yang berimbang, penguatan isu lingkungan dan energi terbarukan,” pungkasnya.

(rca)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita