Tangis dan Coretan Perpisahan Karyawan Sritex Jelang Pabrik Ditutup
Solo, Beritasatu.com – Menjelang puasa Ramadan 2025 pada Jumat (28/2/2025), suasana haru begitu terasa di halaman pabrik PT Sritex yang akan ditutup permanen. Para karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) saling berpelukan dan membubuhkan coretan kenangan di seragam kerja mereka.
ADVERTISEMENT
Pabrik yang telah menjadi rumah bagi ribuan pekerja itu akan resmi ditutup pada Sabtu (1/3/2025), mengakhiri perjalanan panjang industri tekstil yang pernah menjadi kebanggaan Solo dan juga Indonesia. Upaya penyelamatan yang dilakukan untuk menghentikan kebangkrutan perusahaan gagal, memaksa ribuan karyawan meninggalkan pekerjaan yang selama ini menjadi sandaran hidup mereka.
Sejak pukul 09.30 WIB, satu per satu karyawan mulai keluar dari pabrik dengan membawa barang-barang pribadi. Di depan gerbang, mereka tak langsung pulang. Beberapa memilih mengabadikan momen dengan berfoto bersama, sementara yang lain saling membubuhkan tanda tangan dan pesan perpisahan di seragam rekan kerja mereka.
Karwi (39), salah satu karyawan yang terkena PHK, menatap seragamnya yang penuh dengan tanda tangan dan coretan berbagai warna.
“Ini bentuk apresiasi kami untuk saling mengingat, agar suatu hari nanti ketika kita melihat seragam ini, kita bisa mengingat perjuangan kita di Sritex,” ujar Karwi menahan sedih.
Meski berusaha tetap tersenyum, Karwi tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Apalagi ia harus kehilangan pekerjaan menjelang puasa Ramadan. Namun, ia berusaha pasrah menerima keadaan. Hidup harus terus berjalan. Ia percaya, Tuhan pasti memberikan jalan.
PT Sritex yang pernah berjaya sebagai salah satu industri tekstil terbesar di Indonesia kini tinggal kenangan. Keputusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi Sritex dalam perkara pailit (No. 1345K/PDT.SUS-PAILIT/2024) pada 18 November 2024 menjadi palu terakhir yang memastikan pabrik ini ditutup permanen.
Setelah diputuskan pabrik Sritex ditutup permanen, sekitar 6.660 karyawan telah mengisi surat pernyataan PHK yang disampaikan oleh kurator. Kini, mereka harus mencari peluang baru, meninggalkan jejak panjang mereka di industri tekstil Indonesia.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti yang terbaru di WhatsApp Channel Beritasatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar