Trump Ingin Rusia-Ukraina Gencatan Senjata sebelum Paskah 20 April | Sindo news

 Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina 

Trump Ingin Rusia-Ukraina Gencatan Senjata sebelum Paskah 20 April | Halaman Lengkap

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump ingin Rusia dan Ukraina gencatan senjata sebelum Paskah 20 April 2025. Foto/Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia

WASHINGTON 

- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS)

 Donald Trump 

menginginkan

 Rusia dan Ukraina 

sepakat melakukan gencatan senjata sebelum Paskah atau 20 April 2025.

Itu diungkap Bloomberg pada hari Minggu, mengutip sumber yang diberi pengarahan tentang pembicaraan pemerintah Trump.

Keith Kellogg, utusan khusus Trump untuk Rusia dan Ukraina, mengatakan di sela-sela Konferensi Keamanan Munich pada hari Sabtu bahwa rencana perdamaian yang dirancang AS dapat segera terwujud dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari.

Baca Juga

Inggris Umumkan Siap Kerahkan Tentara ke Ukraina

"Pemerintahan Trump telah memberi tahu pejabat Eropa bahwa mereka ingin mengamankan gencatan senjata di Ukraina sebelum Paskah," tulis Bloomberg, mengutip sumber tersebut.

Menurut laporan itu, beberapa pejabat Eropa merasa kecepatan negosiasi tersebut ambisius dan mungkin tidak realistis.

Pembicaraan tentang resolusi perang Rusia-Ukraina dilaporkan akan dimulai dengan pertemuan perwakilan Rusia dan AS di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang.

Eropa tidak akan diberi tempat dalam negosiasi, kata Kellogg kepada diplomat tinggi Eropa pada hari Sabtu.

Meskipun demikian, pejabat Inggris dan Uni Eropa khawatir AS mengharapkan mereka untuk menanggung beban keamanan pascaperang Ukraina, menurut laporan Financial Times.

Kellog membenarkan pengecualian Eropa, dengan mengutip warisan Perjanjian Minsk-2 antara Ukraina dan dua wilayah yang memisahkan diri; Donetsk dan Luhansk—yang sekarang bergabung dengan Rusia—pada tahun 2015.

Jerman dan Prancis berdiri sebagai penjamin Perjanjian Minsk-2 yang gagal, yang kemudian diakui oleh mantan kanselir Jerman Angela Merkel bahwa perjanjian itu hanya dimaksudkan untuk memberi waktu bagi Kyiv untuk memperkuat dirinya sendiri.

“Ketika Anda melihat Minsk-2, ada banyak orang di meja yang benar-benar tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan beberapa jenis proses perdamaian, dan itu gagal total. Jadi, kami tidak akan menempuh jalan itu,” kata Kellogg.

Moskow juga menggarisbawahi bahwa mereka tidak akan menerima pembekuan permusuhan sementara, seperti Perjanjian Minsk, dan bersikeras pada solusi permanen yang mengatasi akar penyebab konflik.

Beberapa hari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Trump mengadakan percakapan telepon dalam interaksi pertama sejak eskalasi konflik Ukraina pada Februari 2022.

Kedua pemimpin itu diperkirakan akan bertemu di Arab Saudi pada akhir bulan ini.

Putin sebelumnya menekankan bahwa Moskow tidak pernah menghindar dari pembicaraan damai, tetapi menekankan bahwa pembicaraan itu harus didasarkan pada ketentuan yang sebelumnya disepakati di Istanbul pada tahun 2022, yang dimodifikasi untuk "realitas teritorial di lapangan."

Rusia telah menuntut agar Ukraina merangkul netralitas, demiliterisasi, denazifikasi, dan tetap bebas dari senjata nuklir, di antara poin-poin lainnya.

(mas)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita