Gunung Sampah di TPA Sarimukti Longsor, Ini Penyebabnya
-
Hujan yang terus mengguyur beberapa hari belakangan menyebabkan gunungan sampah di Zona 3 TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Longsor, Sabtu (8/3/2025).
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman langsung mengecek lokasi longsoran di 'wadah runtah' terbesar di Bandung Raya itu pada Minggu (9/3/2025).
Berdasarkan hasil pengecekan, Herman mengatakan longsor tersebut disebabkan oleh aktivitas pemadatan sampah yang sedang dilakukan di bagian bawah zona 3 oleh pengelola.
"Nah mungkin itu (longsor sampah) dampak dari pemadatan kemudian curah hujan akhirnya terjadi longsor. Ini jadi pembelajaran agar pengelola dalam proses pemadatan harus mengantisipasi dikaitkan dengan curah hujan yang cukup tinggi," kata Herman saat ditemui, Minggu (9/3/2025).
Kendati demikian, Herman mengatakan pelayanan pembuangan sampah ke TPA Sarimukti dari Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, serta KBB tetap berjalan lancar, meskipun daya tampung zona 3 tersisa 20 persen lagi.
"Kapasitasnya (zona 3) sudah 80 persen, masih ada 20 persen lagi.Kami akan manage dengan baik agar bisa menampung sampah se Bandung Raya. Kondisi setelah longsor kemarin aman, kami akan selalu pantau," kata Herman.
Sementara itu, Kepala UPTD Pengelolaan Sampah TPA/TPST Regional pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Arief Perdana mengatakan tak ada korban jiwa maupun material dalam peristiwa tersebut.
"Cuma bangunan bekas gudang BBM kami saja, sampahnya menutupi bangunan bekas gudang. Kerugian hanya itu saja, kalau korban jiwa atau kendaraan alat berat enggak ada," kata Arief.
Saat ini pihaknya langsung menangani dampak longsor tersebut dengan memperkuat lereng gunungan sampah dengan batu yang disusun seperti bronjong supaya tidak terjadi longsor susulan.
"Arahan Pak Sekda tadi dibuat bronjong, jadi besok material akan datang kemudian disusun menjadi bronjong, tapi tanpa kawat. Insyaallah kuat, karena kita antisipasi juga hujan terus beberapa hari kedepan," kata Arief.
Ancaman untuk Camat-Lurah di Bandung Raya
Camat dan lurah se-Bandung Raya terancam dicopot dari jabatannya jika tak ikut berperan dalam pengurangan produksi sampah oleh rumah tangga.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman mengatakan kepala daerah mesti menekan anak buahnya itu supaya produksi sampah dari rumah tangga bisa ditekan di tengah kondisi overload-nya TPA Sarimukti.
"Sesuai arahan pak gubernur, kepala daerah itu harus mendisiplinkan anak buahnya supaya bisa berperan mengurangi timbulan sampah. Kasih target camat dan lurah, kalau enggak bisa ya copot saja," kata Herman saat ditemui di TPA Sarimukti, Minggu (9/3/2025).
Menurut Herman, masyarakat mesti dibiasakan memilah sampah kemudian menerapkan zero food waste. Sampah organik sisa makanan sebetulnya bisa diolah di rumah dengan berbagai cara.
"Di sisi lain kami mengharapkan kesadaran masyarakat Bandung Raya mengurangi sampah makan atau zero food waste, jadi tidak ada sampah makanan yang keluar rumah. Sebetulnya itu bisa diolah di rumah menjadi kompos atau magotisasi dan lain sebagainya. Kalau dilakukan pembuangan sampah ke TPA bisa dikurangi," kata Herman.
Berdasarkan hasil pengecekan, kata Herman, masih banyak sampah organik yang dibuang ke TPA Sarimukti, padahal beberapa waktu lalu disepakati tak boleh ada sampah organik yang dibuang ke TPA Sarimukti.
"Sebagian sampah yang dibuang ke sini sampah makanan. Walaupun sekarang saya berterimakasih dari 1,750 ton sampah di pertengahan 2024, sekarang sudah berkurang ke 1.300-an ton," kata Herman.
Saat ini, TPA Sarimukti hanya mengandalkan zona 3 sebagai tempat menampung sampah dari Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.
"Hanya zona 3 saja yang beroperasi, dan itu pun kapasitas penampungannya sudah 80 persen. Sisa 20 persen lagi, mudah-mudahan di bulan Mei ini zona 5 sudah bisa dioperasikan. Jadi TPA Sarimukti setidaknya bisa bertahan sampai awal 2028," kata Herman.
(yum/yum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar