Kesehatan,
Hari Tuberkulosis Sedunia 2025 Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya
SETIAP tanggal 24 Maret, dunia memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS), sebagai bentuk upaya meningkatkan kesadaran akan bahaya tuberkulosis (TB), serta cara pencegahan dan pengobatannya.
Pada 2025, tema global HTBS adalah Yes! We Can End TB: Commit, Invest, Deliver, yang menekankan pentingnya komitmen, investasi, dan aksi nyata dalam memberantas TB.
Sejalan dengan tema tersebut, Kementerian Kesehatan Indonesia menetapkan tema nasional GIATKAN: Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata.
Baca juga :
Sebagai langkah pencegahan dan penanganan, penting untuk mengenali gejala serta memahami penyebab penyakit TB. Berikut ini adalah gejala dan penyebab TB yang perlu kamu ketahui.
Gejala TB yang perlu diwaspadai
TB adalah penyakit menular yang bisa menyerang siapa saja, terutama jika daya tahan tubuh lemah. Gejala yang paling umum meliputi:
- Batuk berkepanjangan lebih dari dua minggu, terkadang disertai dahak atau darah
- Demam
- Berat badan menurun tanpa penyebab yang jelas
- Berkeringat di malam hari
- Nafsu makan berkurang
- Nyeri di dada
- Sesak napas
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapat penanganan yang tepat.
Baca juga :
Penyebab tuberkulosis (TB)
Berikut tiga penyebab penyakit TB yang perlu kamu ketahui.
1. Paparan bakteri mycobacterium tuberculosis
Tuberkulosis (TB) disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyebar melalui percikan air liur (droplet) saat penderita batuk, bersin, berbicara, tertawa, atau bernyanyi. Meskipun pola penularannya menyerupai flu atau pilek, penyebaran TB tidak semudah itu. Risiko infeksi lebih tinggi bagi individu yang tinggal serumah atau sering berinteraksi dengan penderita TB aktif.
2. HIV dan TB
Sejak 1980-an, jumlah kasus tuberkulosis (TB) meningkat secara signifikan akibat infeksi HIV. Hal ini disebabkan lemahnya sistem kekebalan tubuh pada penderita HIV/AIDS, sehingga mereka lebih mudah terinfeksi TB.
3. Resistensi terhadap obat TB
Salah satu tantangan terbesar dalam pengobatan TB adalah munculnya bakteri yang kebal terhadap obat. Hal ini sering terjadi ketika penderita tidak menyelesaikan pengobatan sesuai anjuran dokter, sehingga bakteri yang masih bertahan menjadi lebih kuat dan sulit diobati.
TB masih menjadi masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian serius. Dengan mengenali gejalanya sejak dini dan memahami faktor penyebabnya, masyarakat bisa lebih waspada dan ikut serta dalam upaya pencegahan serta pengobatan. Melalui komitmen dan aksi nyata, kita bisa bersama-sama mengakhiri tuberkulosis dan mewujudkan generasi yang lebih sehat dan bebas dari TB. (Halodoc/tbindonesia/Z-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar