Israel Akan Putus Pasokan Listrik Gaza, Rakyat Palestina Makin Sengsara | Sindonews - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Israel Akan Putus Pasokan Listrik Gaza, Rakyat Palestina Makin Sengsara | Sindonews

Share This

 Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah 

Israel Akan Putus Pasokan Listrik Gaza, Rakyat Palestina Makin Sengsara | Halaman Lengkap

Israel akan memutus pasokan listrik untuk Gaza setelah sebelumnya memblokir bantuan untuk wilayah Palestina tersebut. Foto/Saher Alghorra/The New York Times

GAZA 

- Menteri Energi

 Israel 

Eli Cohen mengatakan pada hari Minggu bahwa dia telah memberikan instruksi untuk menghentikan pasokan listrik ke

 Gaza.

Perintah itu disampaikan seminggu setelah rezim Zionis Israel memblokir semua bantuan ke wilayah kantong Palestina yang dilanda perang tersebut.

Tindakan terbaru Israel tersebut akan semakin menyengsarakan rakyat Palestina di Gaza.

Langkah Cohen tersebut juga mengingatkan dunia pada hari-hari awal perang ketika Israel mengumumkan pengepungan yang mencakup pemutusan pasokan listrik ke Gaza.

Baca Juga

Kondisi di Gaza Memburuk pada Hari ke-6 Israel Blokade Bantuan

"Saya baru saja menandatangani perintah untuk segera menghentikan pasokan listrik ke Jalur Gaza," kata Cohen dalam sebuah pernyataan video, yang dilansir AFP, Senin (10/3/2025).

"Kami akan menggunakan semua alat yang kami miliki untuk membawa kembali para sandera dan memastikan bahwa Hamas tidak lagi berada di Gaza setelah perang," paparnya.

Satu-satunya jaringan listrik antara Israel dan Gaza memasok pabrik desalinasi air utama di wilayah itu, yang melayani lebih dari 600.000 orang.

Warga Gaza terutama bergantung pada panel surya dan generator bahan bakar untuk listrik mereka.

Sambungan ke pabrik desalinasi terputus setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 sebelum disambungkan kembali pada Juli 2024.

Namun, pabrik tersebut tidak dapat melanjutkan operasi hingga Desember tahun itu, karena jaringan listriknya rusak parah akibat perang.

Akhir pekan lalu, Israel mengumumkan telah memblokir pengiriman bantuan ke Gaza hingga Hamas menerima persyaratannya untuk perpanjangan gencatan senjata yang sebagian besar telah menghentikan pertempuran selama lebih dari 15 bulan.

Tahap pertama gencatan senjata, yang berakhir pada 1 Maret, telah memungkinkan masuknya bantuan penting, termasuk makanan dan obat-obatan, ke Gaza.

Sementara Israel mengatakan ingin memperpanjang tahap pertama gencatan senjata hingga pertengahan April, Hamas bersikeras pada transisi ke tahap kedua yang dimaksudkan untuk mengakhiri perang secara permanen.

Hamas pada hari Sabtu menuduh Israel "melakukan kejahatan perang berupa hukuman kolektif" dengan memblokir pengiriman bantuan ke Gaza. Menurut Hamas, tindakan itu juga berdampak pada sandera Israel yang masih ditahan di Gaza.

Dari 251 sandera yang dibawa dari Israel selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, 58 di antaranya masih berada di wilayah Gaza, termasuk 34 yang dikonfirmasi oleh militer Israel telah tewas.

Pada hari Senin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Hamas tentang konsekuensi yang "tidak dapat dibayangkan" jika tidak membebaskan para sandera.

Media Israel melaporkan bahwa Netanyahu berencana untuk memberikan "tekanan maksimum" pada Hamas dalam beberapa minggu mendatang untuk menerima perpanjangan tahap pertama berdasarkan ketentuan Israel.

Lembagapenyiaran publikKan mengatakan Israel telah menyusun rencana untuk meningkatkan tekanan di bawah skema yang dijuluki "Rencana Neraka".

Ini termasuk menindaklanjuti blokade bantuan dengan "mengusir penduduk dari Jalur Gaza utara ke selatan, menghentikan pasokan listrik, dan memulai kembali pertempuran skala penuh."

Israel memberlakukan "pengepungan total" di Gaza setelah 9 Oktober 2023, memutus pasokan air, listrik, dan makanan, terkadang melonggarkan dan terkadang memperketat masuknya bantuan hingga gencatan senjata menciptakan peningkatan akses bagi truk bantuan kemanusiaan.

(mas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages