Dunia Internasional, Timur Tengah
Mahasiswa Doktoral asal Turki Ditangkap Aparat AS karena Kritik Pimpinan Kampus soal Genosida di Gaza
Jakarta, NU Online
Rumeysa Ozturk, mahasiswa program doktor di Universitas Tufts, Massachusetts, Amerika Serikat ditangkap aparat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS tanpa ada penjelasan pada Selasa (25/3/2025) waktu setempat.
Dalam video yang beredar, perempuan berkerudung itu tengah berjalan keluar di dekat apartemennya. Tetiba saja, sekelompok orang turun dari mobil masing-masing. Lalu mereka yang datang dari berbagai sisi itu mendekati perempuan 30 tahun itu, menghalangi jalannya, merampas ponselnya, dan menahannya.
Mahsa Khanbabai, pengacara Ozturk, menuturkan bahwa kliennya tengah keluar tempat tinggalnya guna buka bersama rekan-rekannya pada Selasa (25/3/2025) petang. Namun, tetiba sekelompok aparat dari Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat menahannya di dekat apartemennya di Somerville, Massachusetts.
"Kami tidak mengetahui keberadaannya dan belum dapat menghubunginya," kata pengacara tersebut. "Sejauh yang kami ketahui, belum ada tuntutan yang diajukan terhadap Rumeysa,” ujar Khanbabai, sebagaimana dikutip dari New York Times pada Kamis (27/3/2025).
Mengutip juru bicara senior Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, New York Times menyebut bahwa Ozturk terlibat dalam aktivitas yang mendukung Hamas. Anggapan itulah yang menjadi pertimbangan sebagai alasan pencabutan visanya.
Council on American-Islamic Relations (CAIR) menyebut pencabutan visa Ozturk tidak jelas. Namun, ia merupakan salah satu dari beberapa penulis opini tahun 2024 yang diterbitkan surat kabar mahasiswa Tufts. Dalam opininya itu, ia mengkritik pimpinan kampus atas tanggapan mereka terhadap genosida Gaza dan mendesak divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel.
“Kami dengan tegas mengutuk penculikan seorang sarjana muda Muslim berhijab oleh agen federal bertopeng di siang bolong. Tindakan represif yang mengkhawatirkan ini merupakan serangan langsung terhadap kebebasan berbicara dan kebebasan akademis. Warga Massachusetts harus menyadari preseden berbahaya yang sedang terjadi—pemerintah federal menggunakan taktik kejam untuk membungkam mereka yang menentang keterlibatan negara kita dalam genosida Israel terhadap rakyat Palestina. Kami menuntut pembebasan Rumeysa Ozturk segera dan aman serta transparansi penuh terkait penahanannya,” kata Tahirah Amatul-Wadud, Direktur Eksekutif CAIR Massachusetts, sebagaimana dilansir situsweb resmi CAIR.
Sementara itu, AP News melaporkan bahwa Hakim Distrik Indira Talwani mengeluarkan perintah yang memberikan waktu bagi pemerintah untuk menjawab mengapa Ozturk ditahan hingga Jumat. Talwani juga memerintahkan agar Ozturk tidak dipindahkan ke luar Distrik Massachusetts tanpa pemberitahuan 28 jam sebelumnya. Namun, hingga Rabu (26/3/2025) malam, sistem pencari tahanan dari Imigrasi dan Bea Cukai AS mencantumkannya sebagai tahanan yang ditahan di Pusat Pemrosesan ICE Louisiana Selatan di Basile, Louisiana.
Dilaporkan juga, bahwa ratusan orang berdemonstrasi di Somerville, Massachusetts, pada Rabu (26/3/2025) untuk menuntut pembebasan Rumeysa Ozturk. Dalam aksi tersebut, mereka tidak saja menuntut pembebasan Ozturk, tetapi juga meneriakkan kemerdekaan untuk Palestina.
Sementara itu, Profesor Psikologi di Northeastern University Reyyan Bilge menggambarkan Ozturk, sahabatnya tersebut, sebagai "orang yang lembut bicara, baik hati, dan ramah," yang sangat fokus pada penelitian dan tidak terlibat langsung dalam protes kampus.
Keduanya pertama kali bertemu di Istanbul Sehir University, tempat Bilge membimbing tesisnya. Beberapa waktu kemudian, Ozturk terlibat penelitian kognitif dan penerbitan makalah bersamanya. Mereka tetap dekat setelah Ozturk tiba di Amerika Serikat dengan Beasiswa Fulbright pada tahun 2018 untuk studi master di Universitas Columbia.
"Selama 10 tahun saya mengenalnya, dia tidak pernah berbicara buruk kepada orang lain, apalagi bersikap antisemit atau rasis," kata Bilge sebagaimana dilansir AP News.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar