Media Asing Soroti Langkah Indonesia Perkuat Hubungan Militer dengan Sekutu AS Ini Tapi Tetap Ogah Gabung Untuk Menjadi Sekutu - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.com - Indonesia disebut tengah meningkatkan hubungan pertahanan dengan beberapa negara di dunia.
Salah satunya, Indonesia baru saja melakukan peningkatan hubungan pertahanan dengan Australia.
Menurut keterangan, The Strategist, pada 6 Maret 2025, dalam artikel berjudul "Indonesia tingkatkan hubungan pertahanan, tapi tetap tidak berpihak."
Menurut keterangan media berbasis Australia tersebut, Indonesia telah mengakui bahwa urusan keamanan di kawasannya tidak lagi berjalan seperti biasa, meskipun belum sepenuhnya melepaskan komitmennya terhadap otonomi strategis.
Langkah terbesarnya adalah Perjanjian Kerja Sama Pertahanan (DCA) yang ditandatangani dengan Australia pada bulan Agustus 2024.
Perjanjian tersebut berlaku sebagai perjanjian status pasukan secara de facto, yang mengatur kehadiran pasukan asing di wilayah Indonesia, yang secara tradisional merupakan ide yang tidak mengenakkan bagi negara tersebut.
Jakarta juga telah meningkatkan kerja sama pertahanan khusus dengan negara lain selama lima tahun terakhir, terutama dengan Australia. Amerika Serikat juga telah menjadi mitra yang lebih dekat.
Meskipun menguatnya kehadiran Tiongkok di Asia Tenggara merupakan faktor yang jelas dalam diversifikasi hubungan pertahanan Indonesia, Jakarta tidak menyatakan kebijakan untuk mencoba mengimbangi Beijing.
Baca Juga:
Selain itu, Indonesia masih jauh dari mengikatkan diri dalam hubungan keamanan yang erat dan permanen.
Namun, Indonesia mengadopsi pendekatan yang lebih bernuansa kemitraan bersama.
Indonesia tidak memiliki strategi formal untuk menghadapi persaingan kekuatan besar.
Namun, sikapnya Indonesia yang tidak memihak, yang berakar pada apa yang disebutnya sebagai kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif.
Hal ini telah menghasilkan strategi lindung nilai, yang menyeimbangkan hubungan ekonomi dengan Tiongkok dan hubungan politik yang kuat dengan AS dan sekutunya.
Sementara itu, Indonesia memperluas keterlibatan globalnya melalui partisipasi aktif dalam organisasi regional dan internasional.
Termasuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan melalui kerja sama selatan-selatan.
Dengan kebijakan luar negerinya yang hati-hati, Indonesia menghindari aliansi dengan negara-negara besar.
Baca Juga:
Pendekatan ini memungkinkannya untuk mempertahankan netralitas dan tetap aktif secara defensif selama beberapa dekade.
Namun, Indonesia telah mulai melepaskan diri dari tradisi ini.
Menurut keterangan Modern Diplomacy, pada 29 Juni 2024, dalam artikel berjudul "Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Negara-Negara Non Blok."
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki kebijakan yang cukup unik dan berbeda dengan kebanyakan negara lain, salah satunya adalah politik luar negeri nonblok Indonesia.
Bahkan Indonesia sendiri merupakan salah satu negara pendiri gerakan nonblok yang berdiri pada tahun 1961 saat perang dingin.
Pada masa perang dingin, gerakan nonblok berdiri karena negara-negara ingin mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaannya dari pengaruh kedua negara adikuasa AS dan Uni Soviet yang saat itu sedang bersaing.
Namun hingga saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang masih menganut gerakan nonblok dan hal ini juga menjadi salah satu pedoman dalam politik luar negerinya.
Banyak pihak yang mempertanyakan keputusan Indonesia untuk tetap berpegang pada politik nonblok dan melihatnya sebagai keterbatasan Indonesia dalam mengambil peran dalam tatanan dunia.
Namun, ada pula yang mengatakan bahwa keputusan kebijakan nonblok tersebut merupakan kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk lebih fleksibel dan mendorong kepentingannya di luar negeri.
***
ZONAJAKARTA.com - Indonesia disebut tengah meningkatkan hubungan pertahanan dengan beberapa negara di dunia.
Salah satunya, Indonesia baru saja melakukan peningkatan hubungan pertahanan dengan Australia.
Menurut keterangan, The Strategist, pada 6 Maret 2025, dalam artikel berjudul "Indonesia tingkatkan hubungan pertahanan, tapi tetap tidak berpihak."
Menurut keterangan media berbasis Australia tersebut, Indonesia telah mengakui bahwa urusan keamanan di kawasannya tidak lagi berjalan seperti biasa, meskipun belum sepenuhnya melepaskan komitmennya terhadap otonomi strategis.
Langkah terbesarnya adalah Perjanjian Kerja Sama Pertahanan (DCA) yang ditandatangani dengan Australia pada bulan Agustus 2024.
Perjanjian tersebut berlaku sebagai perjanjian status pasukan secara de facto, yang mengatur kehadiran pasukan asing di wilayah Indonesia, yang secara tradisional merupakan ide yang tidak mengenakkan bagi negara tersebut.
Jakarta juga telah meningkatkan kerja sama pertahanan khusus dengan negara lain selama lima tahun terakhir, terutama dengan Australia. Amerika Serikat juga telah menjadi mitra yang lebih dekat.
Meskipun menguatnya kehadiran Tiongkok di Asia Tenggara merupakan faktor yang jelas dalam diversifikasi hubungan pertahanan Indonesia, Jakarta tidak menyatakan kebijakan untuk mencoba mengimbangi Beijing.
Baca Juga:
Selain itu, Indonesia masih jauh dari mengikatkan diri dalam hubungan keamanan yang erat dan permanen.
Namun, Indonesia mengadopsi pendekatan yang lebih bernuansa kemitraan bersama.
Indonesia tidak memiliki strategi formal untuk menghadapi persaingan kekuatan besar.
Namun, sikapnya Indonesia yang tidak memihak, yang berakar pada apa yang disebutnya sebagai kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif.
Hal ini telah menghasilkan strategi lindung nilai, yang menyeimbangkan hubungan ekonomi dengan Tiongkok dan hubungan politik yang kuat dengan AS dan sekutunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar