Dunia Internasional,
Moskow Bandingkan Macron dengan Hitler yang Berambisi Melawan Rusia | Halaman Lengkap

Moskow membandingkan Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan Adolf Hitler dan Napoleon Bonaparte, yang sama-sama berambisi melawan Rusia. Foto/Screenshot Sky News
- Menteri Luar Negeri
RusiaSergey Lavrov telah membandingkan Presiden Prancis Emmanuel
Macrondengan Adolf
Hitlerdan Napoleon Bonaparte, yang sama-sama berambisi melawan Rusia.
Hitler adalah diktator Nazi Jerman yang menjadi musuh bersama Amerika Serikat, Rusia (saat itu masih Uni Soviet), dan negara-negara sekutu dalam Perang Dunia II.
Sedangkan Napoleon Bonaparte adalah kaisar Prancis yang menjadi pemimpin militer dan politik terkenal selama Perang Revolusioner.
Dalam pidatonya pada hari Rabu, Macron menyebut Rusia sebagai ancaman bagi Prancis dan Eropa dan mengumumkan bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk menyebarkan senjata nuklir Paris ke penjuru Eropa sebagai perlindungan.
Macron juga menegaskan bahwa Uni Eropa perlu memperkuat independensinya dalam hal pertahanan karena ragu Amerika Serikat akan terus melindungi blok tersebut setelah pemerintahan Presiden Donald Trump mengubah posisinya pada konflik Ukraina dan menjadi kurang mendukung Kyiv.
Presiden Prancis tersebut bersikeras untuk memberikan bantuan lebih lanjut kepada pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dengan mengeklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan berhenti jika dia dibiarkan mengalahkan Ukraina.
Ketika diminta untuk mengomentari pernyataan Macron, Lavrov menggambarkan Hitler dan Napoleon sebagai "pendahulu presiden Prancis, yang sama-sama ingin melawan Rusia."
Kedua diktator Eropa itu mengirim pasukan mereka ke Rusia masing-masing pada tahun 1812 dan 1941, tetapi akhirnya menderita kekalahan telak.
"Perbedaannya adalah bahwa Hitler dan Napoleon mengatakan secara langsung: 'Kita harus menaklukkan Rusia, kita harus mengalahkan Rusia.' Dan dia [Macron], tampaknya, menginginkan hal yang sama, tetapi untuk beberapa alasan mengatakan bahwa kita harus melawan Rusia agar tidak mengalahkan Prancis; bahwa Rusia menciptakan ancaman bagi Prancis dan Eropa," papar Lavrov, yang dikutip dari Russia Today, Jumat (7/3/2025).
Diplomat top Rusia tersebut membantah klaim Macron bahwa Moskow memiliki rencana untuk menyerang Eropa Barat, dengan menyebut gagasan tersebut "tidak masuk akal".
“Presiden [Vladimir] Putin telah berkali-kali mengatakan bahwa itu omong kosong belaka. Saya pikir setiap orang waras akan mengerti bahwa [dengan meluncurkan operasi militernya] Rusia hanya ingin menghilangkan akar penyebab situasi yang diciptakan oleh Barat di Ukraina,” kata Lavrov.
Lavrov juga mengatakan bahwa Moskow memandang pernyataan Macron tentang perluasan payung nuklir Prancis sebagai “ancaman terhadap Rusia.”
“Jika dia menganggap kami sebagai ancaman, jika dia mengadakan pertemuan dengan kepala staf negara-negara Eropa [Barat] dan Inggris; jika dia mengatakan bahwa perlu menggunakan senjata nuklir; jika dia bersiap untuk menggunakan senjata nuklir terhadap Rusia–ini, tentu saja, merupakan ancaman,” tegasnya.
Sebelumnya pada hari Kamis, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggambarkan pidato Macron sebagai “sangat konfrontatif", dengan mengatakan bahwa pidato itu telah menunjukkan Prancis tidak menginginkan perdamaian, "tetapi lebih memikirkan perang, tentang kelanjutan konflik.”
(mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar