Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina
Presiden AS Donald Trump: Ukraina Harus Lupakan NATO jika Ingin Damai dengan Rusia - TribunNews

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan kepada Ukraina agar melupakan usahanya untuk bergabung dengan aliansi pertahanan NATO.
Trump mengatakan itu adalah salah satu syarat agar Ukraina dapat menghentikan perang dengan Rusia.
"Saya dapat memberi tahu orang Ukraina bahwa Anda dapat melupakan NATO, saya pikir itulah yang memulai semuanya," kata Donald Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Rabu (26/2/2025).
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali mengatakan salah satu penyebab perang Rusia-Ukraina adalah keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO dan pergerakan NATO ke Eropa Timur yang dapat mengancam keamanan Rusia.
Dalam wawancara kemarin, Trump mengatakan tujuan pertama pemerintahannya adalah menghentikan perang tersebut.
Sedangkan tujuan kedua adalah mengembalikan uang bantuan yang telah dikeluarkan negaranya untuk mendukung Ukraina selama perang dengan Rusia sejak tahun 2022.
"Kami menghabiskan 350 miliar dolar, Eropa menghabiskan 100 miliar dolar, dan orang-orang Eropa mendapatkan kembali uang mereka, tetapi kami tidak," kata Donald Trump, membandingkan jumlah bantuan dari AS dan Eropa untuk Ukraina.
Ia lalu membahas perjanjian mineral yang akan disepakati dengan Ukraina yang memungkinkan perusahaan-perusahaan AS untuk mengelola dan mendapat keuntungan dari sumber daya mineral di Ukraina termasuk logam tanah jarang.
"Perjanjian tersebut akan mengembalikan uang kami," kata Donald Trump, seperti diberitakan Al Mayadeen.
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta jaminan keamanan dari AS sebagai salah satu syarat perjanjian mineral.
Trump menekankan AS tidak akan memberikan jaminan keamanan besar kepada Ukraina, tetapi Eropa akan melakukannya.
Baca juga: Zelensky Ungkap Isi Perjanjian Mineral Ukraina-AS sebelum Temui Trump: Kami Bukan Debitur
"Eropa akan mengawasi dengan ketat. Inggris dan Prancis telah mengajukan diri untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian," kata Donald Trump, pernyataan yang kemarin dibantah oleh Kremlin dan menegaskan Putin tidak setuju jika ada pasukan perdamaian dari anggota NATO di Ukraina.
Dalam wawancara kemarin, Trump menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai orang yang sangat cerdas dan mengungkapkan harapannya untuk mencapai kesepakatan mengenai Ukraina, seperti diberitakan RBC Ukraine.
Trump berharap dapat mencapai kesepakatan dengan Putin untuk menyelesaikan perang di Ukraina, tetapi ia tidak dapat menjamin keberhasilannya.
Pada pertengahan Februari, Donald Trump mengungkapkan keinginannya untuk menengahi perundingan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Menyusul usulan tersebut, perwakilan tinggi Rusia dan AS bertemu di Arab Saudi pada 18 Februari 2025, tanpa partisipasi Ukraina.
Sementara itu Ukraina dan negara Eropa pendukungnya merasa khawatir sejak kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, yang memperlihatkan kedekatan pemerintah AS saat ini dengan Rusia.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar