Anggota Parlemen Iran Serukan Teheran Memiliki Senjata Nuklir | Sindonews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Anggota Parlemen Iran Serukan Teheran Memiliki Senjata Nuklir | Sindonews

Share This
Responsive Ads Here

 Internasional 

Anggota Parlemen Iran Serukan Teheran Memiliki Senjata Nuklir | Halaman Lengkap

Anggota Presidium Parlemen Iran Ahmad Naderi. Foto/ahmadnaderi.org

TEHERAN 

- Anggota Presidium Parlemen Iran Ahmad Naderi menegaskan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak akan berani mengancam akan mengebom Iran jika Teheran memiliki senjata nuklir.

Sehari sebelumnya, presiden AS mengancam Iran dengan pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya jika tidak menerima kesepakatan nuklir.

"Mereka akan melakukan pengeboman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya," ujar dia kepada NBC News pada hari Minggu.

Iran dapat mengikuti contoh Korea Utara (Korut) untuk meningkatkan keamanannya dalam menghadapi ancaman tersebut, Naderi menyarankan dalam posting di X.

"Mengamati perilaku dan ucapan Trump selama masa jabatan pertamanya dengan Korea Utara menunjukkan memiliki senjata nuklir telah membawa keamanan ke Korea," papar dia.

Trump tidak akan membuat ancaman seperti itu jika Teheran dipersenjatai dengan cara yang sama, Naderi menegaskan.

“Selama ini, banyak elit dan simpatisan negara dan Revolusi (Islam) menyerukan agar bom itu diuji dan diumumkan. Jika kita juga dipersenjatai dengan senjata nuklir, Trump tidak akan berani mengancam akan mengebom,” ujar dia.

Meskipun mengancam Korea Utara dengan “api dan amarah yang belum pernah dilihat dunia” atas program nuklir Pyongyang pada tahun 2017, Trump malah terus melibatkan negara itu secara diplomatis selama masa jabatan presiden pertamanya.

Setelah beberapa kali pertemuan, pembicaraan denuklirisasi kemudian gagal karena ketidaksepakatan tentang keringanan sanksi dan program nuklir Korea Utara.

Sejak saat itu, Pyongyang terus melakukan uji coba rudal, termasuk sistem pengiriman nuklirnya.

Program nuklir Teheran juga telah menjadi sumber pertikaian dalam hubungan AS-Iran selama bertahun-tahun.

Pada bulan Februari, sebulan setelah dimulainya masa jabatan presiden keduanya, Trump mengumumkan dorongan baru untuk “tekanan maksimum” terhadap Iran.

Setelah meningkatnya retorika presiden AS baru-baru ini, Teheran menolak perundingan langsung dengan Washington, dengan alasan hilangnya kepercayaan menyusul penarikan sepihak Trump dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) pada tahun 2018.

Perjanjian internasional tersebut dimaksudkan untuk mengurangi program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.

Sebelumnya pada hari Senin, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan Teheran akan membalas setiap serangan AS.

(sya)

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages