Bayi 16 Bulan di Samarinda Alami Kebutaan dan Kelumpuhan Usai 3 Operasi, Diduga Malfungsi Alat Medis Halaman all - Kompas - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Bayi 16 Bulan di Samarinda Alami Kebutaan dan Kelumpuhan Usai 3 Operasi, Diduga Malfungsi Alat Medis Halaman all - Kompas

Share This
Responsive Ads Here

 

Bayi 16 Bulan di Samarinda Alami Kebutaan dan Kelumpuhan Usai 3 Operasi, Diduga Malfungsi Alat Medis Halaman all - Kompas

SAMARINDA, KOMPAS.com – Seorang balita berusia 16 bulan tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

Ia sebelumnya menjalani tiga kali operasi untuk mengatasi infeksi cairan di otak sejak Februari 2025. Namun, kondisi kesehatannya justru semakin memburuk.

Menurut keterangan keluarga, setelah rangkaian operasi tersebut, balita tersebut diduga mengalami kebutaan dan kelumpuhan di salah satu sisi tubuhnya.

Kasus ini kemudian menarik perhatian publik dan mendorong Anggota DPRD Samarinda, Adnan Faridhan, turun langsung bersama Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur, pada Selasa (22/4/2025).

Grib Jaya Sebut Pembakar Mobil Polisi di Depok Bukan Anggotanya, Baru Daftar Usai Bikin Onar

Baca juga: Tangan Bengkak dan Bernanah Usai Diinfus, Pasien Balita di Bima Diduga Korban Malapraktek

Adnan menjelaskan, ia mendapat laporan dari TRC PPA terkait kondisi balita yang memburuk meskipun telah mendapat tindakan medis.

Informasi dari keluarga menyebutkan adanya dugaan malfungsi pada alat medis yang dipasang ke tubuh balita tersebut. Alat itu disebut gagal berfungsi sehingga tidak mampu menangani penumpukan cairan di otak.

“Sudah tiga kali operasi sejak Februari, tapi kondisi si adik malah memburuk. Tadi pihak keluarga sampaikan bahwa alat yang dipasang mengalami gangguan. Bahkan sampai muncul gejala kebutaan dan kelumpuhan,” ujar Adnan saat ditemui di RSUD Wahab Sjahranie, Selasa (22/4/2025) malam.

Karena ingin mendapatkan informasi seimbang, Adnan menyambangi rumah sakit untuk bertemu langsung dengan pihak medis. Namun karena kunjungan dilakukan di luar jam kerja, dokter atau pihak yang menangani belum dapat ditemui.

Ia pun berencana kembali pada Rabu (23/4/2025) atau hari ini untuk bertemu langsung dengan Direktur RSUD.

Adnan juga mengaku mendapat informasi bahwa pasien sempat diminta keluar dari rumah sakit.

Hal itu disebut terjadi karena ibu dari Balita menolak tindakan revisi terhadap alat medis yang sebelumnya dipasang.

Menurut Adnan, hal ini tidak dapat dibenarkan karena kondisi si anak sangat tidak memungkinkan untuk dipulangkan.

“Tadi pagi katanya kalau ibunya tidak menyetujui tindakan, maka harus keluar. Tapi saya lihat sendiri, anak ini tidak merespons apa-apa. Tidak bergerak, matanya kosong, bahkan seperti menahan sakit terus-menerus. Saya langsung bilang ke perawat agar jangan dikeluarkan,” kata dia.

Adnan menambahkan bahwa pihak rumah sakit akhirnya menyatakan tidak akan memulangkan pasien dan akan menunggu hasil evaluasi medis lebih lanjut. Ia berharap pertemuannya dengan Direktur RSUD pada Rabu bisa menghadirkan kejelasan dan solusi bagi keluarga pasien.

Baca juga: Main di Waduk Tanpa Pengawasan Orangtua, Balita 4 Tahun Tewas Tenggelam di Makassar

Klarifikasi RS

Dihubungi terpisah, Kepala Instalasi Humas RSUD Abdul Wahab Sjahranie, dr. Arysia Andhina, mengakui bahwa kemungkinan kegagalan alat memang bisa terjadi, terutama pada anak-anak dengan usia di bawah dua tahun.

“Secara medis, pada usia di bawah dua tahun, kemungkinan terjadinya kegagalan alat itu sekitar empat persen. Jadi bukan karena kesalahan tindakan dari tenaga medis, tapi memang ada potensi kegagalan dari alat itu sendiri,” jelas Arysia.

Ia menambahkan, risiko tersebut semakin besar seiring pertumbuhan pasien, misalnya perubahan berat badan yang memengaruhi fungsi alat.

Namun, ia belum dapat memastikan duduk perkara kasus pasien balita itu karena masih akan mengonfirmasi ke tim medis yang menangani secara langsung.

“Soal informasi bahwa pasien disuruh pulang, kami akan konfirmasi dulu ke ruang perawatan. Karena biasanya, pasien tidak pernah dipulangkan di malam hari. Kalau pun ada anjuran pulang, itu biasanya karena tindakan medis tidak lagi bisa dilakukan, tapi harus dikomunikasikan secara jelas ke keluarga pasien,” kata dia.

Pihak rumah sakit berjanji akan memberikan penjelasan resmi setelah melakukan koordinasi internal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Hampir 50 Hari Bocah Alvaro Hilang, Diduga Dibawa Orang Asing dari Masjid Pesanggrahan Jaksel

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages