Dunia Internasional
Dijegal Tarif AS, Pemerintah Diminta Perkuat Perdagangan dengan BRICS - Bagian all
Pemerintah mencari pasar alternatif lain di luar Amerika Serikat (AS) menyusul tarif impor yang dikenakan kepada Indonesia sebesar 32 persen.

Dijegal Tarif AS, Pemerintah Diminta Perkuat Perdagangan dengan BRICS. Foto: MNC Media.
IDXChannel - Pemerintah mencari pasar alternatif di luar Amerika Serikat (AS) menyusul tarif impor yang dikenakan kepada Indonesia sebesar 32 persen. Salah satunya dengan memperkuat Perdagangan dengan BRICS.
"Anggota BRICS harus saling membantu dalam perdagangan, baik sebagai pengganti komoditas ekspor maupun untuk memenuhi kebutuhan impor. Indonesia memiliki potensi besar untuk memperluas jangkauan perdagangan, apalagi dalam konteks kerja sama Selatan-Selatan," ujar Anggota Komisi XI DPR RI, Fathi, melalui keterangan tertulis, Rabu (9/4/2025).
Fathi mengingatkan pentingnya pemerintah Indonesia responsif menghadapi perang dagang global yang sedang terjadi.
Sebab jika tidak, situasi ini dapat menciptakan efek domino bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Kita harus termotivasi aktif mencari pasar alternatif selain Amerika Serikat. Dunia ini luas, terdiri dari banyak negara. Jangan hanya terpaku atau tergantung pada AS," kata dia.
Dalam KTT BRICS terbaru, Indonesia secara aktif mendorong pembentukan arsitektur keuangan dan perdagangan baru yang lebih adil dan inklusif. Pemerintah juga membuka ruang lebih luas untuk kerja sama bilateral dengan negara anggota BRICS Plus di sektor energi, pangan, teknologi, dan industri strategis.
"Kita harus percaya bahwa fundamental ekonomi Indonesia sangat kuat. Pemerintah Indonesia sangat yakin bahwa negara-negara anggota BRICS bisa bekerja sama untuk mengurangi ketergantungan terhadap satu negara. Dan yang lebih penting, masyarakat Indonesia kini semakin gencar mendukung dan menggunakan produk lokal sendiri," tuturnya.
Dia menilai langkah ini juga sejalan dengan arah kebijakan Presiden Prabowo yang mendorong kemandirian ekonomi dan memperkuat kerja sama multilateral berbasis kesetaraan.
"Kita percaya Presiden Prabowo dan tim ekonominya akan merumuskan kebijakan luar negeri yang kuat dan berpihak pada kepentingan nasional. Diversifikasi pasar, dukungan terhadap UMKM, serta kerja sama strategis dengan BRICS adalah langkah konkret untuk menghadapi tekanan global," kata dia.
Menurutnya, Indonesia harus lebih berani membangun posisi tawar dan tidak hanya menjadi pasar bagi negara besar.
"Sudah saatnya kita punya peran yang lebih aktif dalam membentuk tatanan ekonomi dunia yang baru, bukan hanya jadi penonton," kata dia.
(NIA DEVIYANA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar