Rabu
13Aug2025
Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
Home Featured Kota Malang

Dunia Usaha Kota Malang Melambat selama Triwulan Pertama - Radar Malang

2 min read

 

Dunia Usaha Kota Malang Melambat selama Triwulan Pertama - Radar Malang

Dunia Usaha Kota Malang Melambat selama Triwulan Pertama - Radar Malang | OPSIIN-1
Dunia Usaha Kota Malang Melambat selama Triwulan Pertama - Radar Malang | OPSIIN-2

MALANG KOTA - Aktivitas dunia usaha di Malang Raya selama triwulan pertama 2025 menunjukkan tren melambat.

Khususnya dibanding triwulan keempat 2024.

Hal itu terlihat dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang.

Hasilnya, nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) berada di angka 20,81 persen.

Menurun tajam dari 24,19 persen pada triwulan IV 2024.

Kepala KPw BI Malang Febrina mengatakan, perlambatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.

Lima Tokoh Dapat Anugerah Jenderal Bintang Empat dari Prabowo, Ini Profilnya - IDX Channel Baca juga Lima Tokoh Dapat Anugerah Jenderal Bintang Empat dari Prabowo, Ini Profilnya - IDX Channel

Seperti rendahnya realisasi belanja pemerintah di awal tahun dan ekspor yang tertahan akibat ketidakpastian global.

Baca Juga: Rekayasa Lalu Lintas di Jalan Semeru Dilakukan Opsional

”Sektor yang paling terdampak adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan,” tuturnya.

Ketiga sektor tersebut tercatat memiliki nilai SBT 5,64 persen.

Kemudian disusul sektor perdagangan besar dan eceran dengan SBT 4,05 persen.

20 Prajurit Jadi Tersangka Kematian Prada Lucky, Ketua DPR: Hukum Jera! - detikBaca juga 20 Prajurit Jadi Tersangka Kematian Prada Lucky, Ketua DPR: Hukum Jera! - detik

Serta konstruksi dengan SBT 4,53 persen.

Dia menambahkan, investasi juga mengalami perlambatan.

SBT investasi hanya 0,29 persen, jauh di bawah triwulan sebelumnya yang mencapai 18,75 persen.

”Perlambatan ini terjadi karena pengadaan proyek yang masih dalam tahap awal anggaran,” tambahnya.

Sementara kondisi keuangan dunia usaha pun ikut menurun, dengan SBT hanya 0,35 persen, terimbas melemahnya likuiditas, rentabilitas, dan akses kredit.

Meski begitu, Febrina menambahkan, pelaku usaha optimistis akan terjadi peningkatan pada triwulan kedua.

Survei memproyeksikan SBT sebesar 22,88 persen.

Itu didorong oleh sektor pertanian yang memasuki panen raya dan produksi cabai yang meningkat serta proyek konstruksi swasta dan strategis nasional yang mulai berjalan aktif.

Pihaknya juga akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha dalam menjaga stabilitas ekonomi, khususnya mendorong sektor-sektor yang potensial tumbuh pada triwulan II 2025. (dur/adn)

Komentar
Additional JS