Ijazah SMA Jokowi Digugat, Teman Seangkatan SMAN 6 Solo Sempat Bersaksi : Dia Dulu Jarang ke Kantin - Halaman all - Tribunsolo
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Polemik gugatan terhadap ijazah milik Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanas.
Kini tidak hanya ijazah UGM, ijazah SMA N 6 Solo milik Jokowi juga kena gugat.
Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Solo Munarso mengungkapkan, saat Jokowi bersekolah, satuan pendidikan ini sedang mengalami transisi dari Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP) menjadi SMA N 6.
Baca juga: Potret Jokowi Beri Arahan Peserta Sespimmen di Solo Jadi Sorotan, Ajudan Buka Suara : Diskusi Biasa
Awalnya, SMPP merupakan perluasan dari SMA N 5 Solo.
Hal tersebut dilakukan demi memenuhi kebutuhan pendidikan kala itu.
“Sekolah ini berdiri bagian dari SMA 5. Kemudian untuk menambah kuota biar anak Solo bisa sekolah, SMA 5 menginisiasi sekolah baru. Mendapatkan pengesahan dari kementerian namanya SMPP,” ungkapnya.
Sekolah dengan format ini tidak hanya dibangun di Solo, namun juga di sejumlah wilayah lainnya.
“Tidak hanya di Solo, ada Purwodadi, Wonosobo dan sebagainya,” terangnya.
Jokowi masuk pada tahun 1977 masih dengan nama SMPP.
Hanya saja, saat lulus tahun 1979 mulai ada transisi menjadi SMA VI yang dituliskan dengan angka romawi.
Baca juga: Awal Mula Munculnya Istilah Matahari Kembar : Disinggung Politikus PKS, Dibantah Jokowi di Solo
“Tahun 1977 merekrut siswa baru termasuk Pak Jokowi. Tahun 1979 surat dari Kanwil SMPP diubah menjadi SMA VI bersamaan dengan sekolah lain. Lulus berubah menjadi SMA VI. Itu transisi dari SMPP menjadi SMA VI,” jelas Munarso.
Seperti telah diketahui, seorang advokat Muhammad Taufiq resmi mendaftarkan gugatan dugaan ijazah palsu Jokowi di Pengadilan Negeri Surakarta pada Senin (14/4/2025).
Pihaknya menggugat karena Jokowi belum pernah menunjukkan ijazah aslinya di hadapan publik.
Taufiq menilai ada kesalahan yang dituliskan dalam data yang diklaim dirilis oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurutnya, di tahun itu seharusnya Jokowi lulus dari SMPP bukan SMA N 6 Surakarta.
“Yang saya gugat Pak Jokowi sendiri karena dari tim kami menemukan fakta dari laman UGM itu SMA 6 itu pasti tidak. Kami menemukan teman seangkatan Pak Jokowi bukan SMA 6 tapi SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan). SMA 6 berdiri tahun 1986,” jelasnya.
Kisah Jokowi saat Sekolah di SMAN 6 Surakarta
Bukan ini saja kali pertama Jokowi diterpa tudingan ijazah palsu.
Pada 2022 lalu, sejumlah temannya semasa sekolah dahulu turut angkat bicara soal kehidupan Jokowi muda.
Sri Haryono salah satunya. Ia merupakan teman satu angkatan Jokowi di SMAN 6 Surakarta. Mereka masuk pada Januari 1977 dan lulus pada April 1980.

Haryono mengatakan, dirinya adalah salah satu saksi hidup tentang perjalanan akademik Presiden Jokowi, terutama pada masa SMA.
"Kelas 1 saya memang di Klaten. Tapi kelas 2 dan kelas 3, saya pindah ke SMAN 6 dan sekelas sama Pak Jokowi. Jadi saya tahu persis Pak Jokowi dulu orangnya bagaimana," ujar Haryono saat dijumpai di Solo, Jawa Tengah, Senin (17/10/2022).
Kebetulan pada kelas 3, Haryono duduk di bangku paling depan.
Sementara Jokowi duduk persis di belakangnya.
Jokowi remaja, menurut Haryono, adalah siswa yang pandai dalam hal akademik.
Tak hanya pintar, Jokowi remaja juga sangat menjaga kesopanan dan kesantunan dalam berperilaku.
Baca juga: Wamentan Sudaryono Temui Jokowi di Solo, Akui Tak Izin Dahulu ke Presiden Prabowo
"Yang menonjol untuk kenakalan itu enggak ada. Kan kalau orang nakal kelihatan ya. Nah, Pak Jokowi itu enggak," ujar Haryono.
Sama seperti anak pandai lainnya, Jokowi remaja tidak segan untuk bertanya kepada guru apabila menemui kendala dalam mengerjakan tugas.
Bahkan, penjelasan guru yang kurang dipahami Jokowi sering kali berubah menjadi sebuah diskusi yang menarik karena Jokowi turut memberikan argumentasi di dalamnya.
"Kalau dia ada yang kurang mengena, atau kurang paham, atau ada yang tidak sesuai, dia bertanya. Diskusilah bahasanya. Bukan berdebat ya, diskusi," ujar Haryono.
Kenangan Haryono atas Jokowi tak hanya sampai di situ.
Baca juga: Kisruh Ijazah Jokowi, Kepsek SMA 6 Solo Bakal Bawa Data Soal Kelulusan di Persidangan
Ia ingat betul, Jokowi adalah salah satu siswa yang ketika jam istirahat tidak pernah ke kantin.
Jokowi lebih senang berada di kelas atau duduk-duduk di pembatas koridor bersama temannya.
Saat ditanya apakah Haryono mengetahui alasan mengapa Jokowi tak pernah jajan di kantin, ia mengaku tidak tahu pasti.
Tetapi, dugaannya adalah Jokowi remaja tidak mengantongi uang jajan.
"Mungkin ya maaf ya, saya enggak bisa menyebutkan, apakah uangnya sedikit? Atau enggak ada sangu (uang jajan), saya enggak tahu," ujar Haryono.
"Jadi dia hanya duduk-duduk di teras. Biasanya dia duduk-duduk di situ sama temannya, Parmono namanya. Parmono ini kerjanya sebagai pegawai BRI, tapi sekarang sudah pensiun," lanjut dia.
Sebagai teman yang mengetahui perjalanan hidup Jokowi semasa SMA, maka dari itu, Haryono merasa tidak terima bila Jokowi disebut menggunakan ijazah palsu.
Menurut logika Haryono yang saat ini aktif mengajar sebagai dosen itu, bila ijazah Jokowi palsu, ijazah dia dan teman-teman seangkatannya juga sama saja.
"Sementara kan saya habis lulus dari SMAN 6 lanjut kuliah di UPN. Kalau ijazah palsu, enggak akan diterima dong? Habis dari UPN, saya ngajar dan dapat beasiswa S2 di UGM. Berarti ijazah saya harusnya juga tidak diakui dong? Nyatanya ini bisa," ujar Haryanto.
(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar