Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Israel Kembali Serang Beirut Selatan, Klaim Targetkan Gudang Rudal Hizbullah
Serangan ini terjadi di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, yang berlaku sejak lima bulan lalu.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4706990/original/048293500_1704438591-20240105-Konflik-Israel-Lebanon-AP-7.jpg)
Liputan6.com, Beirut - Israel melancarkan serangan udara ke pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada Minggu (27/4/2025), setelah memerintahkan evakuasi sebuah bangunan yang diklaim digunakan oleh kelompok Hizbullah yang didukung Iran.
Presiden Lebanon mengutuk serangan ini dan menyerukan kepada Amerika Serikat (AS) serta Prancis—yang memediasi gencatan senjata pada November lalu—untuk menekan Israel agar menghentikan serangan ke negaranya.
Melansir BBC, ini merupakan serangan pertama Israel di pinggiran selatan Beirut—yang disebut Dahieh—dalam hampir sebulan terakhir. Dahieh merupakan basis Hizbullah.
Advertisement
Serangan ini akan semakin membebani gencatan senjata. Meskipun ada kesepakatan, Israel hampir setiap hari menyerang target yang diklaim terkait Hizbullah. Pemerintah Israel menyatakan akan merespons setiap ancaman yang dirasakan dari Hizbullah.
Sejumlah pejabat Barat yang berbicara secara anonim menuturkan kepada BBC bahwa kelompok militan itu sebagian besar mematuhi gencatan senjata, sambil menuduh Israel melakukan berbagai pelanggaran, termasuk serangan udara dan pengintaian drone.
Siaran langsung Reuters menunjukkan kepulan asap besar membubung dari bangunan yang disasar, satu jam setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga di lingkungan Hadath.
Pertahanan Sipil Lebanon kemudian menyatakan tidak ada korban jiwa dan tim penyelamat telah memadamkan api.
Dalam pernyataan di platform media sosial X setelah serangan, Kepresidenan Lebanon mengatakan Presiden Joseph Aoun mengutuk serangan itu.
"AS dan Prancis, sebagai penjamin kesepakatan penghentian permusuhan, harus mengambil tanggung jawab mereka dan memaksa Israel untuk segera menghentikan serangannya," tulis pernyataan itu.
"Kontinuitas Israel dalam merongrong stabilitas akan memperburuk ketegangan dan membahayakan keamanan serta stabilitas kawasan."
Klaim Target Israel
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5004154/original/091218200_1731496178-20241113-Serangan_Beirut_Selatan-AFP_8.jpg)
Pemerintah Israel menyatakan mereka menargetkan gudang rudal berpandu presisi milik Hizbullah.
"Penyimpanan rudal di lokasi ini merupakan pelanggaran nyata terhadap kesepahaman antara Israel dan Lebanon, serta mengancam Negara Israel dan warganya," kata militer Israel dalam pernyataannya.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel "tidak akan membiarkan Hizbullah semakin kuat."
"Lingkungan Dahieh di Beirut tidak akan menjadi tempat perlindungan aman bagi organisasi teroris Hizbullah," tambahnya.
Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Jeanine Hennis-Plasschaert menulis di X bahwa serangan itu "menimbulkan kepanikan dan ketakutan akan kembalinya kekerasan di antara mereka yang berharap kehidupan normal."
"Kami mendesak semua pihak menghentikan tindakan apa pun yang dapat semakin merusak kesepahaman penghentian permusuhan," sebut pernyataan yang sama.
Awal bulan ini, serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut menewaskan empat orang, termasuk seorang petinggi Hizbullah.
Advertisement
Tidak ada komentar:
Posting Komentar