Korban Jiwa Gempa Myanmar Tembus 3.300, PBB Ingatkan Krisis Kemanusiaan Mengintai - Kompas TV - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Korban Jiwa Gempa Myanmar Tembus 3.300, PBB Ingatkan Krisis Kemanusiaan Mengintai - Kompas TV

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, Lintas Peristiwa

Korban Jiwa Gempa Myanmar Tembus 3.300, PBB Ingatkan Krisis Kemanusiaan Mengintai

Kompas.tv - 5 April 2025, 05:50 WIB

korban-jiwa-gempa-myanmar-tembus-3-300-pbb-ingatkan-krisis-kemanusiaan-mengintai

NAYPYIDAW, KOMPAS.TV - Junta militer Myanmar melaporkan korban jiwa akibat gempa M 7,7 pada 28 Maret lalu lebih dari 3.300 per Jumat (4/4/2025). Setidaknya 221 orang masih dinyatakan hilang dan 4.792 terluka usai gempa.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan krisis kemanusiaan mengintai di Myanmar yang telah dilanda perang saudara sebelum gempa.

Sekjen PBB Antonio Guterres meminta komunitas internasional meningkatkan bantuan untuk "menyamai skala krisis."

"Gempa ini telah memperparah kemalangan dengan musim monsun yang segera tiba," kata Guterres, dikutip Associated Press.

PBB telah mengutus Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Tom Fletcher ke Myanmar.

Feltcher dilaporkan tiba di Myanmar pada Jumat dan ditugaskan mempercepat tindakan penanganan gempa.

Baca Juga: Menlu Sugiono akan Pulangkan Jenazah WNI di Myanmar Jika Ada yang Jadi Korban Gempa

Sebelum gempa terjadi, Myanmar telah mengalami krisis akibat perang saudara usai kudeta militer pada 2021 lalu.

PBB mencatat, selama perang, lebih dari 3 juta orang terpaksa mengungsi dan hampir 20 juta membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Untuk mempercepat penanganan gempa, junta Myanmar mengumumkan telah menjalin kesepakatan gencatan senjata dengan sejumlah kelompok pemberontak. 

Akan tetapi, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) melaporkan peperangan masih berlangsung sejak gempa terjadi.

OHCHR menyebut terdapat setidaknya 60 serangan setelah gempa dan 16 serangan usai militer mengumumkan gencatan senjata.

Junta Myanmar mengaku masih akan mengambil "tindakan yang diperlukan" jika pemberontak menggunakan gencatan senjata untuk berlatih, menyerang, atau menyusun kekuatan. Sedangkan kelompok-kelompok pemberontak juga menyatakan berhak mempertahankan diri.

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Volker Turk mendesak para pihak yang berperang untuk menghentikan serangan. Turk pun menyerukan para pihak yang berkonflik untuk mencapai solusi politik permanen.

"Saya menyerukan seluruh operasi militer dihentikan, dan fokus dialihkan untuk membantu mereka yang terdampak gempa, juga memastikan akses kepada lembaga-lembaga kemanusiaan yang siap membantu," kata Turk.

"Saya harap tragedi mengerikan ini dapat menjadi titik balik bagi negara ini menuju solusi politik yang inklusif."

Baca Juga: Kepala Pemerintahan Militer Myanmar Kunjungi Thailand dalam Perjalanan Luar Negeri yang Langka


Kami memberikan ruang untuk
Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini

Sumber : Associated Press


Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages