Dunia Internasional
Pakistan dan India Bisa Perang Habis-habisan Gara-gara Pembantaian 26 Turis Hindu di Kashmir | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Jum'at, 25 April 2025 - 07:50 WIB
Pakistan dan India terancam perang habis-habisan karena pertikaian yang dipicu oleh pembantaian 26 turis Hindu di Kashmir. Foto/Op India
A A A
-
Pakistandan
Indiabisa terlibat perang habis-habisan akibat pertikaian yang dipicu oleh pembantaian 26 turis Hindu di Kashmir.
Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif dalam wawancara dengan Sky News memperingatkan bahaya nyata dari pertikaian kedua negara tersebut.
Berbicara kepada program "The World" Sky News bersama Yalda Hakim, Asif mengatakan dunia harus khawatir tentang prospek konflik skala penuh yang melibatkan kedua negara, yang sama-sama memiliki senjata nuklir.
Namun, dia juga mengatakan bahwa Pakistan berharap perselisihan tersebut dapat diselesaikan melalui negosiasi.
Pertikaian ini terjadi setelah 26 turis Hindu ditembak mati oleh kelompok bersenjata di sebuah tempat wisata di Kashmir yang dikuasai India pada Selasa sore lalu.
New Delhi menyalahkan Islamabad atas pembantaian mengerikan tersebut.
Namun, Asif menolak jika Pakistan menjadi pihak yang disalahkan, dengan menyatakan bahwa India telah "merencanakan" penembakan tersebut dalam operasi "false flag".
Dia memperingatkan bahwa militer Pakistan siap menghadapi segala kemungkinan di tengah meningkatnya ketegangan dan tindakan diplomatik dari kedua belah pihak.
"Kami akan mengukur respons kami terhadap apa pun yang diprakarsai oleh India. Itu akan menjadi respons yang terukur," ujarnya.
"Jika terjadi serangan habis-habisan atau semacamnya, maka jelas akan terjadi perang habis-habisan," imbuh dia, yang dilansir Jumat (25/4/2025).
Ketika ditanya oleh Yalda Hakim apakah dunia harus khawatir, dia menjawab: "Ya, saya pikir begitu. Bentrokan antara dua kekuatan nuklir selalu mengkhawatirkan."
"Jika terjadi kesalahan, bisa jadi ada hasil yang tragis dari konfrontasi ini," paparnya.
Baik India maupun Pakistan mengeklaim Kashmir sebagai milik mereka, tetapi sebaliknya menguasai bagian wilayah yang berbeda.
Sengketa atas tanah tersebut telah merenggut puluhan ribu nyawa selama tiga dekade terakhir, meskipun wabah kekerasan sporadis telah mereda dalam beberapa tahun terakhir—hingga penembakan massal Selasa sore lalu memicu kembali ketegangan.
Perdana Menteri India Narendra Modi telah berjanji untuk mengejar mereka yang bertanggung jawab atas pembantaian 26 turis Hindu tersebut "sampai ke ujung Bumi".
Namun ketika ditanya oleh Yalda Hakim apakah Pakistan menyalahkan India atas serangan itu, Asif menjawab: "Ya, ya, ya. Benar sekali. Benar sekali, mereka menciptakan situasi ini."
Namun, dia menambahkan: "Kita harus menyelesaikan masalah kita melalui negosiasi."
Ketika ditanya apakah Presiden Amerika Serikat Donald Trump harus terlibat untuk membantu menyelesaikan krisis yang mengancam, Asif berkata: "Jelas dia memimpin kekuatan dunia, satu-satunya kekuatan dunia dan dia telah berbicara dengan berbagai pihak di berbagai titik api di seluruh dunia."
"Dan ini juga merupakan titik api yang memiliki dua kekuatan nuklir yang saling berhadapan. Saya pikir perhatian terhadap situasi ini dan jika kekuatan dunia dapat campur tangan dan ada semacam kewarasan yang dapat dibawa ke situasi ini, itu akan baik," katanya.
"Jika tidak, jika ada inisiatif dari India, kami akan menanggapinya dengan cara yang sama. Kami tidak akan punya pilihan, sama sekali tidak punya pilihan," imbuh Asif.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

Tiga Alasan Netanyahu Tak Berani Melanjutkan Perang di Gaza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar