Dunia Internasional
Rusia Pastikan Gunakan Senjata Nuklir Jika Diinvasi Barat | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Jum'at, 25 April 2025 - 07:19 WIB
Rusia pastikan gunakan senjata nuklir jika diinvasi oleh militer Barat. Foto/Sputniknews
A A A
-
Rusiamemastikan akan menggunakan
senjata nuklir,sebagai haknya, jika wilayah dan sekutunya diinvasi oleh pasukan militer Barat.
Itu disampaikan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia Sergey Shoigu, mengutip amandemen tahun lalu tentang doktrin nuklir negara tersebut.
Peringatan Shoigu itu muncul di tengah diskusi di Eropa Barat tentang kemungkinan pengerahan pasukan ke Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan damai potensial, serta rencana Uni Eropa untuk memiliterisasi ulang blok tersebut.
"Moskow memantau dengan cermat persiapan militer negara-negara Uni Eropa," katanya dalam wawancara dengan kantor berita TASS, Kamis (24/4/2025).
"Senjata nuklir dapat digunakan jika terjadi agresi terhadap Rusia atau Belarusia, bahkan sebagai respons terhadap serangan dengan senjata konvensional," lanjut Shoigu.
Mantan menteri pertahanan Rusia itu juga mencermati seruan Prancis dan Inggris untuk pengerahan pasukan ke Ukraina menyusul kemungkinan gencatan senjata.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahaya dari langkah-langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa kehadiran personel militer yang tidak sah di Ukraina akan dianggap sebagai target yang sah oleh militer Rusia.
Shoigu menegaskan kembali bahwa kehadiran pasukan asing di Ukraina dapat memicu konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO, yang berpotensi meningkat menjadi perang nuklir.
Moskow memperbarui doktrin nuklirnya November lalu menyusul pertimbangan oleh para pendukung Ukraina tentang apakah akan mengizinkan Kyiv menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok Barat untuk menyerang target jauh di dalam Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin memperluas daftar kondisi yang dapat memicu respons nuklir. Ini termasuk skenario di mana agresi oleh negara non-nuklir atau sekelompok negara, yang didukung oleh negara nuklir, dapat dipandang sebagai "serangan bersama".
Pasukan Ukraina sejak itu telah melakukan beberapa serangan jarak jauh ke dalam wilayah Rusia menggunakan senjata yang dipasok Barat.
Namun, doktrin nuklir menggambarkan senjata nuklir sebagai "tindakan yang ekstrem dan dipaksakan" dan menekankan tujuan Moskow untuk mencegah ketegangan.
Meskipun proses perdamaian yang sedang berlangsung dalam konflik Ukraina yang dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Uni Eropa telah berjanji untuk terus menyediakan senjata ke Kyiv dan telah mengambil langkah-langkah untuk memiliterisasi dirinya sendiri, termasuk dengan menyetujui "Rencana Persenjataan Kembali Eropa" senilai €800 miliar (USD910 miliar).
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

Selama Gencatan Senjata Paskah, Rusia Diserang Ukraina 1.300 Kali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar