Peristiwa,
Tak Perhatikan Kesejahteraan Hewan, Dua Sapi Kurban Mati di Pelabuhan Gili Mas

MATARAM–Dua ekor sapi kurban dilaporkan mati di Pelabuhan Gili Mas, Kabupaten Lombok Barat. Kematian ternak ini diduga akibat kelalaian pelaku usaha yang tidak memperhatikan aspek kesejahteraan hewan.
Sapi-sapi tersebut sejatinya akan dikirim ke wilayah Jabodetabek untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban menjelang Iduladha.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi NTB membenarkan insiden ini. Menurutnya, kematian sapi terjadi karena adanya pengabaian terhadap prinsip kesejahteraan hewan oleh pihak pengangkut.
“Sapi yang mati karena pelaku usaha kurang memperhatikan aspek kesejahteraan hewan. Sapi yang lebih kecil tergencet oleh sapi yang lebih besar di dalam truk angkut,” kata Kepala Disnakkeswan NTB Muhamad Riadi kepada Radar Lombok, Sabtu (19/4).
Untuk mengantisipasi kondisi serupa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB langsung menyalurkan bantuan air minum untuk ternak di Pelabuhan Gili Mas. Sejumlah 15 unit truk tronton telah diangkut, sementara proses pemuatan untuk 45-55 unit tronton telah dilakukan sejak pukul 03.00 sore kemarin.
“BPBD langsung mendrop air untuk kebutuhan minum ternak. Semoga sapinya tetap sehat dan kuat dalam perjalanan,” tambahnya.
Namun, pihaknya menyoroti ketidaktertiban jadwal pengiriman ternak oleh pelaku usaha pada tahun ini. Berbeda dengan tahun 2024 yang berjalan tertib dengan pengaturan interval keberangkatan setiap dua hari. Tetapi tahun ini pengangkutan dilakukan secara bersamaan, menyebabkan kemacetan dan antrian panjang di pelabuhan.
“Mulai Kamis kemarin, truk-truk tronton bergerak bersamaan. Akibatnya, pada hari Jumat terjadi antrean sekitar 50 unit tronton di Pelabuhan Poto Tano dan sekitar 90 unit tronton di Gili Mas,” jelasnya.
Pada tahun sebelumnya, pengiriman ternak dilakukan lebih teratur. Sebanyak 40 unit tronton dari Bima, 15 unit dari Dompu dan Sumbawa, yang disesuaikan dengan jadwal dan kapasitas angkut kapal. Sebagai catatan, kapasitas maksimal kapal di Pelabuhan Lembar atau Gili Mas hanya mampu mengangkut 55 truk tronton dengan interval keberangkatan dua hari. Satu unit tronton sendiri dapat memuat 25 hingga 30 ekor sapi, tergantung panjang kendaraan.
“Kami berharap hari ini kondisi sudah mulai terurai,” harapnya.
Riadi menegaskan bahwa pengusaha ternak yang melalulintaskan hewan wajib memperhatikan aspek kesejahteraan hewan, termasuk penyediaan pakan dan air minum selama proses perjalanan. Kebutuhan dasar ini adalah elemen utama dalam prinsip Kesejahteraan Hewan (Kesrawan).
“Aspek kesejahteraan hewan ini harus jadi perhatian serius semua pelaku usaha ternak,” tegasnya.
Ia juga mengimbau agar arus pengiriman ternak, khususnya dari Bima, disesuaikan dengan kapasitas kapal dan jadwal keberangkatan agar tidak terjadi penumpukan truk di pelabuhan.
“Wajib memperhatikan aspek kesejahteraan hewan. Walaupun begitu Pemda sudah antisipasi dengan menyuplai kebutuhan air minum ternak,” pungkas Riadi. (rat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar