Tarif AS untuk Indonesia Turun Jadi 10 Persen usai Trump Umumkan Penangguhan - IDX Channel

 Dunia Internasional

Tarif AS untuk Indonesia Turun Jadi 10 Persen usai Trump Umumkan Penangguhan

Amerika Serikat (AS) menurunkan tarif untuk puluhan negara, termasuk Indonesia, menjadi 10 persen selama 90 hari.

Tarif AS untuk Indonesia Turun Jadi 10 Persen usai Trump Umumkan Penangguhan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Amerika Serikat (AS) menurunkan tarif untuk puluhan negara, termasuk Indonesia, menjadi 10 persen selama 90 hari.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan tersebut di media sosial pada Rabu siang waktu setempat. Sebelumnya, tarif tinggi untuk puluhan negara mulai berlaku pada Rabu dini hari waktu setempat, termasuk bea masuk 32 persen terhadap Indonesia.

"Berdasarkan fakta bahwa lebih dari 75 negara telah mengontak pejabat Amerika Serikat, termasuk Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, dan Perwakilan Dagang, untuk merundingkan solusi terkait isu perdagangan, hambatan perdagangan, tarif, manipulasi mata uang, dan tarif non moneter, dan bahwa negara-negara ini tidak, atas anjuran saya yang kuat, melakukan aksi balasan dengan cara dan bentuk apa pun terhadap Amerika Serikat, saya telah mengesahkan penghentian selama 90 hari," kata Trump di platform media sosial, dilansir dari BBC pada Kamis (10/4/2025).

"Tarif resiprokal diturunkan secara substansial selama periode ini menjadi 10 persen dan berlaku segera. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap hal ini," katanya.

Penurunan ini berlaku bagi semua negara, kecuali China, Kanada, dan Meksiko.

Dalam postingan media sosial yang sama, Trump justru menaikkan tarif untuk impor China menjadi 125 persen. Pasalnya, Beijing membalas tarif AS sebelumnya.

"Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada pasar dunia, dengan ini saya menaikkan tarif yang dikenakan Amerika Serikat kepada China menjadi 125 persen, yang berlaku segera," kata Trump.

"Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa masa-masa mereka menipu AS dan negara-negara lain tidak lagi dapat diterima," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)