10 Sebab Jet Tempur J-10C Pakistan Bisa Tembak Jatuh 3 Rafale India yang Lebih Canggih | Sindomews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

10 Sebab Jet Tempur J-10C Pakistan Bisa Tembak Jatuh 3 Rafale India yang Lebih Canggih | Sindomews

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, Konflik India Pakistan

10 Sebab Jet Tempur J-10C Pakistan Bisa Tembak Jatuh 3 Rafale India yang Lebih Canggih | Halaman Lengkap

10-sebab-jet-tempur-j10c-pakistan-bisa-tembak-jatuh-3-rafale-india-yang-lebih-canggih-wcv

J-10C Pakistan menghadapi jet tempur Rafale India dalam perang terbaru. Foto/youtube

ISLAMABAD 

- Dalamperang terbaru antara India dan Pakistan yang meletus pada awal Mei 2025, Angkatan Udara Pakistan (PAF) mengklaim telah menembak jatuh 5 pesawat tempur India, termasuk 3 jet tempur Rafale buatan Prancis, menggunakan jet tempur J-10C buatan China yang dilengkapi rudal PL-15.

Meskipun klaim ini belum sepenuhnya diverifikasi secara independen, beberapa laporan internasional dan sumber intelijen mengindikasikan 1 Rafale India telah hilang dalam pertempuran tersebut.

Untuk memahami bagaimana J-10C milik Pakistan dapat mengalahkan Rafale India dalam pertempuran udara, kita perlu menganalisis beberapa faktor kunci, termasuk teknologi avionik, sistem persenjataan, taktik tempur, dan konteks operasional yang lebih luas.

1. Operasi Sindoor dan Eskalasi di Kashmir

Konflik dimulai setelah serangan bersenjata di Kashmir yang menewaskan 26 wisatawan India. Sebagai tanggapan, India meluncurkan Operasi Sindoor, menyerang sembilan lokasi di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan, yang diklaim sebagai infrastruktur teroris.

Pakistan membantah tuduhan tersebut dan menyatakan serangan India mengenai sasaran sipil, termasuk masjid dan fasilitas pendidikan, yang menyebabkan korban sipil.

Sebagai balasan, Pakistan meluncurkan serangan udara dan artileri, serta mengklaim menembak jatuh 5 pesawat tempur India.

2. Jet Tempur J-10C: Teknologi dan Kemampuan

J-10C adalah varian terbaru dari keluarga jet tempur J-10 buatan China, yang dirancang untuk misi superioritas udara dan serangan presisi.

Beberapa fitur unggulan J-10C meliputi:

Radar AESA (Active Electronically Scanned Array): Memberikan kemampuan deteksi dan pelacakan target yang lebih baik, serta tahan terhadap gangguan elektronik.

Sistem Avionik Modern: Termasuk sistem peperangan elektronik yang canggih untuk mengganggu sistem radar dan komunikasi musuh.

Kemampuan Manuver Tinggi: Dilengkapi dengan desain aerodinamis dan kontrol fly-by-wire yang memungkinkan manuver agresif dalam pertempuran udara.

Integrasi Rudal PL-15: Rudal udara-ke-udara jarak jauh dengan panduan radar aktif, yang dirancang untuk menyerang target pada jarak lebih dari 200 km.

3. Rafale India: Keunggulan dan Kelemahan

Rafale adalah jet tempur multirole buatan Prancis yang telah terbukti dalam berbagai operasi militer.

India mengakuisisi Rafale untuk meningkatkan kemampuan tempur udara dan serangan presisi.

Beberapa fitur utama Rafale meliputi:

Sistem SPECTRA: Sistem peperangan elektronik yang canggih untuk deteksi dan penanggulangan ancaman.

Radar RBE2 AESA: Memberikan kemampuan deteksi dan pelacakan target yang handal.

Kemampuan Multirole: Mampu menjalankan berbagai misi, termasuk superioritas udara, serangan darat, dan pengintaian.

Namun, dalam konflik ini, beberapa laporan menyebutkan sistem peperangan elektronik Rafale terganggu oleh jamming dari J-10C, yang mengurangi efektivitasnya dalam pertempuran.

4. Peran Rudal PL-15 dalam Pertempuran

Salah satu faktor kunci dalam keberhasilan J-10C adalah penggunaan rudal PL-15, yang merupakan rudal udara-ke-udara jarak jauh dengan panduan radar aktif.

PL-15 dirancang untuk menyerang target pada jarak lebih dari 200 km, memberikan keunggulan dalam pertempuran BVR (Beyond Visual Range).

Dalam konflik ini, penggunaan PL-15 memungkinkan J-10C menyerang Rafale sebelum jet tersebut dapat merespons atau menghindar.

5. Taktik dan Strategi Tempur

Keberhasilan J-10C juga dipengaruhi taktik dan strategi yang diterapkan Angkatan Udara Pakistan.

Beberapa aspek penting meliputi:

Penggunaan Jamming Elektronik: Mengganggu sistem radar dan komunikasi Rafale, mengurangi kesadaran situasional pilot India.

Serangan Terkoordinasi: Meluncurkan serangan dari berbagai arah dan ketinggian untuk membingungkan dan membebani pertahanan musuh.

Pemanfaatan Keunggulan Jarak Serang: Menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang sebelum musuh dapat merespons.

6. Implikasi Strategis dan Geopolitik

Insiden ini memiliki implikasi strategis yang signifikan:

Perubahan Persepsi Kekuatan Udara: Keberhasilan J-10C dapat mengubah persepsi tentang dominasi udara di kawasan Asia Selatan.

Peningkatan Ketegangan Regional: Konflik ini meningkatkan ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir, dengan potensi eskalasi lebih lanjut.

Dampak pada Aliansi Militer: Keberhasilan teknologi China dalam konflik ini dapat meningkatkan minat negara lain untuk mengakuisisi sistem senjata China.

Keberhasilan J-10C Pakistan dalam menembak jatuh Rafale India dalam konflik terbaru mencerminkan kombinasi dari keunggulan teknologi, persenjataan modern, serta penerapan taktik tempur yang cerdas dan adaptif oleh Angkatan Udara Pakistan (PAF).

8. Analisis Teknis: Mengapa J-10C Bisa Lebih Efektif dari Rafale?

Walaupun di atas kertas Rafale dianggap sebagai jet tempur generasi 4.5 yang lebih unggul karena telah terbukti di medan tempur seperti di Libya dan Mali, namun beberapa aspek teknis dapat menjelaskan mengapa J-10C bisa memberikan kejutan:

a. PL-15 vs Meteor

Rafale milik India dilengkapi rudal Meteor buatan MBDA yang juga dirancang untuk pertempuran jarak jauh dan dianggap salah satu rudal terbaik di dunia.

Namun, kemampuan PL-15, yang juga dirancang untuk menghancurkan target sebelum terlihat secara visual, menjadi penentu penting.

Dengan jangkauan diperkirakan melebihi 200 km (beberapa sumber menyebut hingga 300 km), PL-15 memiliki:

Guidance system canggih berbasis radar aktif, Data-link mid-course guidance, memungkinkan rudal diperbarui arahnya selama terbang, Kemampuan anti-jamming tinggi.

India saat ini belum memiliki sistem radar peringatan dini udara (AWACS) dalam jumlah cukup untuk mengatasi peluncuran PL-15 dari jarak sangat jauh, sehingga Rafale menjadi rentan.

b. Radar AESA dan Stealth Semi-Pasif

Radar AESA pada J-10C memungkinkan deteksi target dari jarak jauh tanpa terlalu banyak sinyal pancaran yang bisa dilacak oleh musuh (low probability of intercept).

Jika PAF mematikan sebagian pancaran radar dan menggunakan data dari sumber eksternal (seperti AWACS China), maka mereka bisa menyerang secara diam-diam dari jarak jauh.

c. Electronic Warfare dan SPECTRA

Walaupun SPECTRA pada Rafale termasuk sistem EW terbaik di dunia, laporan dari medan menyebut J-10C memanfaatkan taktik jamming dan decoy (umpan) secara masif, dan bahkan mengganggu sistem avionik Rafale.

Hal ini bisa terjadi karena: PAF memadukan J-10C dengan drone EW atau jet khusus jamming seperti EA-03. Ada kemungkinan sistem komunikasi antar-Rafale terganggu, menyebabkan formasi India kacau.

9. Kesiapan Pilot dan Doktrin Tempur

Jet tempur sehebat apapun tetap sangat bergantung pada:

a. Latihan dan Pengalaman

Pakistan telah bekerja keras meningkatkan standar latihan pilot J-10C mereka, termasuk latihan bersama Angkatan Udara China (PLAAF).

Mereka memiliki program pelatihan simulasi pertempuran yang meniru Rafale dan Su-30MKI India.

b. Taktik Tempur Cerdas

Dalam serangan terakhir, PAF tidak hanya mengandalkan duel udara langsung. Mereka menerapkan konsep tempur "shoot and scoot", yaitu: Meluncurkan rudal dari luar jangkauan serang musuh (stand-off), Menghindari zona bahaya pertahanan udara India, Melakukan serangan terkoordinasi berbasis radar darat dan udara.

India tampaknya masih menggunakan formasi tempur konvensional, dengan orientasi ke pertahanan udara dan dogfight, yang membuat mereka kurang siap menghadapi serangan PL-15 dari luar visual range.

10. Faktor Kejutan dan Kondisi Medan

Dalam perang modern, kejutan dan penguasaan informasi adalah kunci. Pakistan berhasil: Mengelabui radar India, Meluncurkan serangan di malam hari saat visibilitas rendah, Menggunakan teknik silence run (minim komunikasi radio), Memanfaatkan celah koordinasi antara satuan tempur udara dan pertahanan darat India.

Dengan perencanaan cermat, satu skuadron J-10C bisa secara efektif menembak jatuh jet Rafale yang lebih mahal dan canggih.

Baca juga: Brigade Al-Qassam Luncurkan Operasi Gerbang Neraka di Rafah, Ungkap Zona Pembantaian

(sya)

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages