19 Jemaah Haji Meninggal karena Serangan Jantung, Ini Saran Kemenkes - Kompas - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

19 Jemaah Haji Meninggal karena Serangan Jantung, Ini Saran Kemenkes - Kompas

Share This
Responsive Ads Here

 Kesehatan, 

19 Jemaah Haji Meninggal karena Serangan Jantung, Ini Saran Kemenkes

682f201acac4b

KOMPAS.com – Hingga 23 Mei 2025, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 53 jemaah haji Indonesia telah meninggal dunia di Tanah Suci hingga 23 Mei 2025. Data ini dihimpun melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes).

Sementara, menurut data Siskohat Kementerian Agama (Kemenag) yang diakses Senin (26/5/2025), jumlah jemaah haji yang wafat sebanyak 62 orang.

Dari jumlah tersebut, 19 orang di antaranya wafat akibat serangan jantung, yang disebabkan oleh kondisi seperti penyakit jantung iskemik akut dan shock cardiogenic.

Baca juga: 99 Jemaah Haji Indonesia Kena Pneumonia, Kemenkes Imbau Jaga Kesehatan

Eggi Sudjana Batal Diperiksa soal Ijazah Jokowi

Angka kematian tersebut dinilai cukup memprihatinkan. Oleh karena itu, Kemenkes mengimbau jemaah—terutama kelompok lansia dan penderita penyakit penyerta—untuk lebih berhati-hati dan bijak dalam menjalani ibadah sunah selama di Tanah Suci.

Menurut dr. Agus Sulistyawati, Sp.S, dari Tim Visitasi Kesehatan, mayoritas jemaah yang wafat sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit jantung dan komorbiditas, namun tetap menjalani aktivitas fisik yang berlebihan.

“Kami sangat menyayangkan tingginya angka kematian ini. Kebanyakan dari mereka meninggal karena gangguan jantung,” kata dr. Sulis saat kunjungan ke jemaah di Sektor 7, Daerah Kerja Makkah, seperti dilansir situs Kemenkes, Sabtu (24/5/2025).

Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Diimbau Jaga Kesehatan Jelang Puncak Haji

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, juga mengungkapkan keprihatinan yang sama.

Ia menegaskan bahwa puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) yang dimulai pada 4 Juni membutuhkan kesiapan fisik dan pengelolaan diri yang baik.

“Kami mengimbau jemaah, terutama yang lansia atau punya penyakit seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, untuk mengurangi ibadah sunah yang menguras tenaga. Misalnya, membatasi umrah berulang, tawaf sunah, berjalan kaki jauh, atau kegiatan wisata religi,” ujar Liliek.

Ia menekankan bahwa meski ibadah sunah bernilai pahala besar, menjaga kesehatan dan keselamatan diri tetap menjadi prioritas utama, terutama menjelang puncak haji di Armuzna.

Jemaah juga diingatkan untuk menghindari aktivitas di siang hari yang panas, serta memakai alat pelindung diri seperti masker, payung, kacamata hitam, dan alas kaki. Disarankan juga untuk mengonsumsi air secara teratur hingga dua liter per hari, serta minum oralit sekali sehari guna mencegah dehidrasi.

“Bagi jemaah yang memiliki obat, harap diminum sesuai aturan. Periksa kondisi tubuh minimal tiga kali seminggu, hindari stres, dan perbanyak zikir,” tambah Liliek.

Baca juga: Jemaah Haji Diminta Perhatikan Batas Waktu Konsumsi Makanan

Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antarjemaah, khususnya dalam mendampingi lansia dan mereka yang memiliki komorbiditas, agar mereka tidak menjalani ibadah yang membahayakan kesehatannya.

“Tujuan utama kita adalah meraih haji mabrur. Hal itu tidak akan tercapai jika kondisi tubuh tidak dijaga dengan baik,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Murka dengan Putin, Trump Pertimbangkan Sanksi Keras untuk Rusia

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages