Dunia Internasional
Amerika Pun Bakal Takut Jika Indonesia Beli J-10C dan Diintegrasikan dengan Rudal Ini, Kemampuannya Lebih Dahsyat dari PL-15 - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.COM - Rencana Indonesia membeli 42 pesawat J-10C dari China menjadi perhatian lauas, karena akan mengubah geopolitik dan permainan di ASEAN, bahkan Indo-Pasifik.
Sebab, J-10C akan dilengkapi rudal dari udara-ke-udara yang mengungguli Meteor yang biasa diintegrasikan dengan Rafale.
PL-15 bahkan sampai membuat Amerika Seriakt (AS), Belanda, Kanada, dan Jepang berniat menyelidikinya berdasarkan pecahan yang ada di India.
Rudal inilah yang ditembakkan J-10C Pakistan untuk menjatuhkan enam pesawat tempur India pada pertempuran 7 Mei 2025, termasuk tiga Rafale.
PL-15 dilengkapi rudal presisi yang bisa menembak target dari jarak 145 sampai 300 kilometer.
Sementara, China sudah mengeluarkan varian PL-21 yang jauh lebh dahsyat daripada PL-15.
Jika PL-15 saja sudah membuat takut negara-negara Barat, termasuk AS, maka PL-21 akan lebih mengkhawatirkan.
Rudal dari udarake-udara PL-21 ini dirancang China untuk diintegrasikan pada pesawat generasi kelima mereka, yakni J-20 dan J-35.
Namun, rudal ini juga bisa dipasangkan dan menjadi senjata andalan J-10C,
Maka, jika Indonesia jadi membeli 42 J-10, maka akan semakin memiliki superioritas udara yang menakutkan di kawasan ASEAN, bahkan Indo-Pasifik, kalau juga dipasang PL-21.
Rencana Indonesia membeli 42 J-10C ini mencuat setelah Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono tidak menampik kabar tersebut.
"Ada pandangan ke sana. Jadi, untuk penentuan alat utama sistem senjata (alutsista) juga tidak hanya, 'ya saya beli'," kata Tonny saat kepada kantor berita Antara di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/5/2025).
Menurut Tonny, penentuan pembelian alutsista TNI AU harus melalui beberapa tahap dan pertimbangan di Dewan Penentu Alutsista (Wantuwanda).
"Jadi apa yang menjadi alutsista yang diberikan kepada Angkatan Udara, kami sebetulnya menunggu dari kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan," jelas Tonny.


Renana Indonesia membeli J-10 ini akan memunculkan peta baru kekuatan udara di kawasan.
Selama ini, Singapura dan Australia paling canggih dalam kekuatan udara, karena sudah memiliki pesawat generasi kelima buatan AS, F-35.
Meski J-10 merupakan pesawat generasi 4,5, namun memiliki kemampuan yang bisa diandalkan melawan platform generasi kelima.
Apalagi, J-10 dilengkapi rudal PL-15 dan ternyata juga bisa ditingkatkan dengan integrasi PL-21.
Sebuah gambar yang baru-baru ini muncul telah memicu pengawasan dan pengamatan ketat di antara para analis pertahanan global.
Gambar tersebut diduga memperlihatkan jet tempur siluman generasi kelima China, Chengdu J-20, yang dipersenjatai dua rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-21.
Para ahli yakin, gambar tersebut memberikan salah satu indikator visual paling jelas sejauh ini bahwa Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) sedang melakukan uji coba lanjutan terhadap rudal yang sangat rahasia tersebut.
Penilaian terperinci menunjukkan, pesawat yang dimaksud memang J-20 dan rudal yang dipasang di bawah sayapnya sangat mirip dengan profil dan konfigurasi yang terkait dengan PL-21.
Ini sebuah sistem senjata yang dirancang untuk menyerang target udara bernilai tinggi pada jarak strategis.
Kemunculan PL-21 pada jet tempur superioritas udara tercanggih milik China itu telah menghidupkan kembali minat di kalangan analis pertahanan Pakistan.
Ini terutama mengingat rencana Angkatan Udara Pakistan (PAF) untuk memperkenalkan jet tempur siluman J-35A dalam waktu dekat.
Menurut laporan media lokal, PAF diharapkan akan menerima gelombang pertama jet tempur multiperan generasi kelima J-35A paling cepat tahun depan, menjadikan kemungkinan integrasi PL-21 pada pesaat Pakistan, terutama J-35A atau bahkan J-10C.
Pengamat Pakistan berharap kesuksesan J-10C dan rudal PL-15 yang mereka gunakan dalam tempur dengan India, akan kembali lebih dahsyat jika mengoperasikan J-35A dan rudal PL-21.
“Bersemangat dengan kinerja jet tempur J-10C Pakistan yang dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara PL-15 yang diyakini telah berhasil menembak jatuh beberapa jet India, pengamat pertahanan Pakistan kini ingin melihat J-35A atau J-10C mendatang yang dipersenjatai dengan rudal PL-21,” demikian laporan Defenxe Security Asia, 27 Mei 2025.


Berdasarkan perjanjian awal, Pakistan dijadwalkan mulai menerima pesawat J-35A pertama dari 40 pesawat menjelang akhir tahun 2026.
Meskipun perkembangan ini belum diakui secara resmi oleh Islamabad, PAF, atau SAC, bobot laporan tersebut menambah ekspektasi yang meningkat bahwa kemampuan tempur udara Pakistan di masa depan berada di puncak lompatan generasi.
PL-21 yang masih dalam tahap pengembangan aktif oleh perusahaan pertahanan China, dibayangkan sebagai rudal generasi berikutnya yang mampu menargetkan AWACS, tanker pengisian bahan bakar, dan pesawat perang elektronik dari jarak melebihi 400 kilometer.
Desainnya yang dibuat khusus menjadikannya "pembunuh AWACS" yang strategis.
PL-21 dibuat bukan untuk menyerang pesawat tempur musuh, tetapi untuk menghancurkan jaringan tempur udara musuh dari jarak jauh, jauh sebelum platform tersebut menyadari ancaman tersebut.
Penampakan terkini di media sosial China menunjukkan, PL-21 memiliki bodi yang lebih besar dan lebih panjang dari PL-15.
Kemungkinan besar PL-21 menggunakan propulsi ramjet atau scramjet, yang memungkinkan dorongan berkelanjutan dan berkecepatan tinggi pada profil penerbangan yang panjang.
Rudal tersebut diharapkan membawa pencari radar AESA, penanggulangan elektronik canggih (ECCM), dan kemampuan bertahan tinggi terhadap gangguan dan spoofing dalam lingkungan peperangan elektronik yang kompleks.
Menurut beberapa sumber, PL-21 juga dapat mengintegrasikan tautan data terenkripsi dua arah.
Ini mem memungkinkan pembaruan penargetan waktu nyata dari platform peluncuran atau pesawat AEW&C seperti KJ-500, bahkan selama fase penerbangan tengah rudal.
Secara strategis, PL-21 merupakan lompatan dalam doktrin "penolakan wilayah udara" China.
Rudal ini memberinya kemampuan untuk memaksa aset musuh yang bernilai tinggi untuk beroperasi jauh dari zona yang diperebutkan, atau berisiko dihancurkan PL-21 sebelum memberikan dukungan tempur.
Pesawat komando dan pendukung udara Barat seperti E-3 Sentry, KC-135 Stratotanker, dan RC-135 Rivet Joint tidak akan lagi menikmati kekebalan jika PL-21 dioperasikan.
Bahkan, PL-21 dirancang untuk menghajar kemampuan pesawat canggih AS seperti F-22 Raptor atau F-35.

Indonesia Mau Tambah 12 Unit Rafale Dalam Waktu Dekat, Dassault Aviation Siap Tingkatkan Intensitas Produksi
Terkini

Buka-bukaan Alasan Mengapa J-10C Lebih Ideal Jadi Pilihan Pertama Indonesia Ketimbang Jet Tempur Rafale

Prabowo Subianto Kembali Diundang ke Hari Kemerdekaan Negara Sahabat, Presiden Prancis ajak Kepala Negara Indonesia Hadiri Hari Bastille di Paris

Keinginan Indonesia Membeli Lebih Banyak Kapal Selam Scorpene jadi Sorotan, Mengingat Jakarta Belum Lunasi Satu Tanggung Jawabnya ini

Rafale Adalah Jet Tempur Hebat dan Meteor Juga Mematikan Tetapi 1 Faktor Ini yang Buatnya Bertekuk Lutut di Hadapan J-10C Pakistan

Indonesia Bisa Jadi Pemain Udara Paling Menonjol di ASEAN Bila Kombinasikan 3 Jet Tempur Sangar yang Kini Diincarnya

Indonesia Perlu Tahu Ada Sederet Tantangan Menanti Bila Memborong J-10C China Bahkan Menyeretnya Dalam Posisi Geopolitik yang Rumit

Tidak ada komentar:
Posting Komentar