AstraZeneca dan Kemenkes Bermitra Untuk Menangani Penyakit Tidak Menular

AstraZeneca jalin kemitraan dengan Kementerian Kesehatan(Kemenkes) melalui penguatan upaya promotif dan preventif, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, pemanfaatan teknologi mutakhir termasuk kecerdasan buatan (AI), serta perluasan akses terhadap pengobatan inovatif dan layanan unggulan di fasilitas kesehatan primer.Kerja sama ini mencakup berbagai area penting dalam penanganan penyakit tidak menular, seperti diabetes, kanker, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi virus RSV, penyakit ginjal kronis, hingga penyakit langka.
Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, menyampaikan penyakit tidak menular bukan hanya soal menyediakan pengobatan, tetapi bagaimana kita membangun sistem kesehatan yang berkelanjutan dan adaptif.
AstraZeneca meyakini inovasi dalam bentuk terapi, teknologi digital, maupun model kemitraan, harus menjadi bagian dari solusi. "Kami berkomitmen mewujudkan masa depan di mana setiap individu dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan bermakna melalui solusi kesehatan berbasis sains serta mendukung transformasi layanan kesehatan di Indonesia dan menjadi bagian dari perjalanan perubahan yang berdampak luas bagi masyarakat," ungkap Esra pada jumpa pers di Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan penyakit tidak menular merupakan tantangan besar yang memengaruhi kualitas hidup masyarakat sekaligus kemajuan bangsa menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan inovasi sebagai kunci untuk membuka peluang hidup lebih sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Melalui kolaborasi ini, Kementerian Kesehatan bertekad membangun sistem kesehatan yang lebih kuat dan inklusif, dengan fokus pada edukasi masyarakat mengenai pola hidup sehat, upaya pencegahan, deteksi dini, serta pengelolaan penyakit secara efektif,” jelasnya.
Penanganan penyakit tidak menular seperti asma dan PPOK masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain keterbatasan sistem deteksi dini, kurangnya sumber daya manusia, serta belum meratanya akses layanan kesehatan, terutama di wilayah terpencil.
Fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas memiliki peran strategis sebagai garda terdepan dalam edukasi, deteksi dini, dan pengelolaan PTM secara holistik. Untuk memperkuat respons nasional terhadap PTM, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan berbagai inisiatif, termasuk penyediaan layanan skrining kesehatan gratis melalui BPJS Kesehatan untuk 14 jenis penyakit.
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini dan mempercepat intervensi medis yang diperlukan. Kemitraan antara AstraZeneca dan Kemenkes ini merupakan upaya untuk menangani penyakit tidak menular yang lebih efektif, inklusif, dan berkelanjutan. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar