Begini Cara Dedi Mulyadi Yakinkan Orangtua Masukkan Anak ke Pendidikan Militer - Kompas - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Begini Cara Dedi Mulyadi Yakinkan Orangtua Masukkan Anak ke Pendidikan Militer - Kompas

Share This
Responsive Ads Here

 

Begini Cara Dedi Mulyadi Yakinkan Orangtua Masukkan Anak ke Pendidikan Militer

68144bba39f35

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendatangi kompleks Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, di Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (1/5/2025).

Kedatangannya bukan dalam rangka militer biasa, melainkan untuk menyambut 39 siswa SMP yang akan mengikuti program pendidikan militer khusus bagi pelajar yang dinilai bermasalah.

Baca juga: Tiba di Markas TNI, 39 Siswa Pendidikan Militer Dedi Mulyadi Disambut Komando!

Program ini diperuntukkan bagi siswa yang terlibat berbagai pelanggaran, mulai dari tawuran, tidak disiplin, hingga tindakan yang dianggap tidak pantas oleh orangtua mereka.

Payung Hukum Didik Anak di Barak TNI, Dedi Mulyadi: Orang Tua Serahkan Pakai Surat Materai

Namun bukan hanya programnya yang menarik perhatian, melainkan cara Dedi Mulyadi meyakinkan para orangtua agar bersedia menyerahkan anak-anak mereka ke pendidikan semi-militer yang ketat.

Baca juga: Tangis Orangtua Iringi 39 Siswa Pendidikan Militer Dedi Mulyadi Saat Masuk Markas TNI

Satu per satu orangtua diajak berdialog langsung oleh Dedi. Dengan pendekatan personal, Dedi menggali latar belakang anak dan kondisi keluarga.

Misalnya, seorang ibu dari Desa Cibodas menceritakan anaknya terlibat tawuran di sawah.

"Ibu bisa tangani enggak?" tanya Dedi lewat video yang diunggah di kanal Youtubenya, Kamis (1/5/2025).

Baca juga: Program Pendidikan Militer Kontroversial Dedi Mulyadi Dimulai Hari Ini!

Sang ibu menggeleng dan mengaku sudah tidak sanggup, apalagi anaknya kini diasuh oleh neneknya karena ia sudah bercerai.

Dedi kemudian menegaskan bahwa anak tersebut tetap berstatus pelajar, hanya lokasi sekolahnya saja yang dipindah ke kompleks resimen.

“Jangan kasih jajan, jangan kasih hape, jangan dijenguk,” ujarnya tegas.

Orangtua lain menceritakan anaknya adalah anggota paskibra tapi terlibat tawuran.

Ada pula yang menyerahkan anaknya karena ketahuan merokok, tidak mau sekolah, bahkan karena hanya mengunggah foto dengan perempuan ke TikTok.

“Takutnya enggak baik,” kata seorang ibu yang khawatir masa depan anaknya terganggu.

Dedi menyambutnya dengan menjelaskan bahwa pola pendidikan yang diterapkan akan ketat namun terstruktur, tanpa gawai, makan bergizi, tidur pukul 20.00 WIB, bangun subuh, shalat, olahraga, dan tetap belajar seperti biasa.

Lewat dialog santai dan sesekali diselingi candaan, Dedi mampu meredakan keraguan orangtua.

“Awas loh, seminggu ibu jangan datang ke resimen,” katanya bercanda sambil memeragakan orangtua yang menangis karena rindu anaknya.

Bahkan ketika seorang ibu hanya menjawab anaknya "bandel dan enggak bisa diatur", Dedi menanggapinya dengan tawa, “Turunan siapa bandel?”

Yang menarik, Dedi mencatat bahwa sebagian besar anak yang masuk program ini merupakan korban perceraian dan tinggal bersama kakek dan nenek.

“Rata-rata anak ini korban perceraian,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Minta Program Militer Dedi Mulyadi Dievaluasi, Komnas HAM Sebut TNI Tidak Berwenang Didik Sipil

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages