Bukti Sukses Alih Teknologi, 96 Persen Bagian Sayap C-130J Super Hercules Diproduksi di India

Contoh yang baik dari proses alih teknologi alias transfer of technology (ToT) bisa merujuik pada pencapain yang dilakukan oleh India. Seperti Lockheed Martin yang belum lama ini memuji kehebatan manufaktur pertahanan India, yang mana 96 persen bagian sayap dari pesawat angkut C-130J Super Hercules saat ini dibuat di India.
Partha P Roy Chowdhury, Commercial Lead for Japan, India, and Bangladesh at Lockheed Martin, pada hari Sabtu memuji kemampuan India yang terus berkembang dalam manufaktur kedirgantaraan dan pertahanan, dengan mengungkapkan bahwa 96 persen sayap C-130J sekarang dibuat di India. Berbicara di hadapan para pemimpin industri di Chennai, Chowdhury menekankan peran penting ekosistem industri India dalam rantai pasokan global Lockheed Martin.
Menggambarkan jejak global Lockheed Martin, Chowdhury berkata, “Kami memiliki lebih dari 115.000 karyawan di seluruh dunia, termasuk lebih dari 85.000 teknisi, yang beroperasi di 33 negara.” Namun, Ia menekankan, “Apa yang Anda lihat di Utara dimungkinkan oleh apa yang sedang dibangun di Selatan.”
Lebih dari 90 persen pemasok Lockheed Martin di India berpusat di India selatan, katanya. Fasilitas manufaktur di Hyderabad, yang dioperasikan di bawah usaha patungan dengan Tata yakni, Tata Lockheed Martin Aerostructures Ltd (TLMAL).

TLMAL didirikan pada tahun 2010, dan saat ini menjadi satu-satunya pemasok global untuk komponen empennage C-130J Super Hercules, yang mana empennage produksi TLMAL kemudian dikirim ke fasilitas produksi akhir Super Hercules di Marietta, Georgia, Amerika Serikat.
Fasilitas produksi TLMAL berlokasi di Adibatla dan saat ini mempekerjakan 650 orang karyawan. Pada bulan Maret tahun ini, Lockheed Martin dan Tata Group menandatangani Nota Kesepahaman untuk memulai implementasi produksi sayap jet tempur setelah tim di TLMAL menunjukkan kemampuan untuk memproduksi salah satu aerostruktur yang paling kompleks yang mampu menahan tekanan 9G dengan membawa bahan bakar, dapat beroperasi 12.000 jam, dan sayap tempur dapat dipertukarkan/diganti.
“Kabin helikopter yang mengangkut Presiden AS Donald Trump diproduksi di sini oleh para insinyur India di Andhra Pradesh,” kata Chowdhury. Ia menambahkan bahwa banyak platform utama pada produk Lockheed Martin—termasuk F-16, C-130J, dan MQ-9 Reaper—membawa komponen buatan India, mulai dari sayap dan empennage hingga kabel dan antena rudal.
Chowdhury juga berbicara tentang meningkatnya indigenisasi dalam produksi pertahanan. “Ketika kami mulai memproduksi di India, konten India hanya 30 persen dan sekarang mencapai 96 persen,” katanya. Sisanya empat persen disebabkan oleh pembatasan kekayaan intelektual (IP) dari perusahaan AS. Ia mendesak industri India untuk berinvestasi lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan guna mengatasi keterbatasan tersebut dan mengembangkan kemampuan berdaulat. (Gilang Perdana)
0 Komentar