Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home FA-50 Featured J-10

    Kini Korsel Dibuat Panik oleh Pesawat China J-10, Jalur FA-50 Terancam Ditelikung di Tengah Jalan - Zona Jakarta

    6 min read

     

    Kini Korsel Dibuat Panik oleh Pesawat China J-10, Jalur FA-50 Terancam Ditelikung di Tengah Jalan - Zona Jakarta

    COM - Reputasi pesawat tempur J-10 buatan China yang naik daun, kini membuat Korea Selatan panik.

    Manuver J-10 China bisa memotong jalur penting pesawat buatan FA-50 ke arah Mesir.

    Meski belum dikonfirmasi oleh pemerintah India, beberapa media terus menulis kesuksesan pesawat J-10 yang dipakai Pakistan untuk menjatuhkan lima pesawat tempur India pada 7 Mei 2025.

    Reputasi J-10 pun semakin kuat dan peluang pasarnnya semakin besar, apalagi China memang berusaha memasarkan pesawat ini secara internasional.

    Latihan militer bersama antara China dan Mesir pada April hingga awal Mei 2025 dalam tajuk Eagles of Civilization 2025 kini membuat Korsel khawatir.

    “Ini adalah latihan gabungan pertama antara militer China dan Mesir, yang sangat penting untuk mendorong kerja sama pragmatis dan meningkatkan rasa saling percaya dan persahabatan antara kedua militer,” demikian bunyi pernyataan resmi tentang Eagles of Civilization 2025.

    Dengan reputasi J-10 yang terus meningkat dan latihan militer tersebut, bisa jadi China menelikung rencana penjualan 100 pesawat Korsel, F-50, ke Mesir.

    Reputasi J-10 bisa membuat Mesir mengubah minat dari FA-50 ke J-10 yang merupakan pesawat lebih canggih dan dikabarkan mampu menjatuhkan tiga pesawat canggih Rafale India.

    Latihan militer Mesir dan China ini menyusul spekulasi selama berbulan-bulan tentang potensi pembelian pesawat J-10C oleh Mesir.

    Jet-jet generasi 4,5 ini sering dibandingkan dengan versi terbaru dari F-16 Fighting Falcon milik AS, yang juga dikerahkan untuk pelatihan bersama.

    Sebelumnuya, Mesir juga sempat menyatakan tertarik dengan jet Korea Selatan (Korsel), FA-50.

    Menurut laporan terbaru, duta besar Mesir untuk Korea Selatan, Khaled Abdelrahman, menyatakan bahwa negaranya tengah berupaya membeli 100 jet tempur FA-50 dan mengharapkan adanya transfer teknologi.

    Ia juga mengatakan, diskusi antara kedua belah pihak telah mengalami kemajuan positif setelah berbulan-bulan negosiasi.

    "Kami berharap diskusi teknis dan terperinci antara lembaga kami dan perusahaan Korea akan membuahkan hasil yang sukses," kata Abdelrahman, dikutip eurasiantimes.com, 14 Mei 2025.

    Rabu, 14 Mei 2025 | 17:05 WIB.
    Pesawat J-10C buatan Chengdu Aircraft Corporation (CAC), China. Korea Selatan kini khawatir J-10 akan merebut pasar FA-50 di Mesir, setelah pesawat itu terus meraih reputasi besar. (Chengdu Aircraft Corporation)

    Pesawat J-10C buatan Chengdu Aircraft Corporation (CAC), China. Korea Selatan kini khawatir J-10 akan merebut pasar FA-50 di Mesir, setelah pesawat itu terus meraih reputasi besar. (Chengdu Aircraft Corporation)
    Pesawat J-10C buatan Chengdu Aircraft Corporation (CAC), China. Korea Selatan kini khawatir J-10 akan merebut pasar FA-50 di Mesir, setelah pesawat itu terus meraih reputasi besar. (Chengdu Aircraft Corporation)

    Menurut laporan, Mesir dapat memesan 36 dari 100 pesawat tersebut dan sisanya akan dibangun di Helwan, Mesir.

    Sementara itu, media Korea Selatan Chosun Daily mengatakan, setelah Mesir baru-baru ini melakukan latihan gabungan angkatan udara pertamanya dengan China, ada spekulasi bahwa Kairo akan mengimpor pesawat J-10C China.

    Laporan tersebut mengklaim bahwa J-10C baru-baru ini mendapat perhatian setelah Pakistan menembak jatuh jet tempur Prancis canggih milik India, Rafale, selama bentrokan militer pada 7 Mei 2025.

    Laporan tersebut menambahkan bahwa jika Mesir membeli J-10C China, hal itu akan berdampak buruk pada negosiasi ekspor pesawat tempur ringan FA-50 milik Korea Aerospace Industries (KAI).

    Jet tempur J-10C yang dikembangkan oleh Chengdu Airchraft Corporation berpartisipasi dalam latihan udara gabungan Eagles of Civilization 2025 di Mesir, yang oleh banyak pihak dianggap sebagai tawaran potensial bagi negara tersebut.

    Kementerian Pertahanan Nasional China mengumumkan, latihan angkatan udara gabungan China-Mesir itu sangat penting bagi kerja sama pertahanan kedua negara.

    Laporan tersebut mengatakan kinerja tempur J-10C diperhatikan di seluruh dunia selama permusuhan India-Pakistan baru-baru ini.

    Sejauh ini, Pakistan adalah satu-satunya negara yang telah mengimpor J-10C.

    Jika Mesir memilih J-10C daripada FA-50, potensi ekspor jet tempur Korea Selatan dapat berdampak negatif, khususnya FA-50 yang telah memenangkan pesanan ekspor yang signifikan dari Polandia, Filipina, dan Malaysia.

    Chengdu J-10C dan KAI FA-50 merupakan jet tempur multiperan generasi 4,5 yang canggih, tetapi keduanya memiliki peran yang berbeda dan memenuhi kebutuhan operasional yang berbeda.

    J-10C merupakan jet tempur berperforma tinggi untuk superioritas udara dan misi multiperan di lingkungan yang diperebutkan.

    Sementara ini, J-10 dinilai mengungguli FA-50 dalam hal kecepatan, jangkauan, avionik, dan persenjataan.

    Namun, keterjangkauan FA-50, kemudahan perawatan, dan kompatibilitas dengan sistem Barat membuatnya lebih cocok untuk kebutuhan Mesir saat ini, khususnya untuk menggantikan pesawat latih dan mendukung peran serangan ringan.

    Potensi tempur J-10C diimbangi oleh biaya yang lebih tinggi dan adanya kekhawatiran geopolitik, sementara keberhasilan ekspor FA-50 menggarisbawahi daya tariknya bagi angkatan udara yang hemat.

    Halaman:
    Rabu, 14 Mei 2025 | 17:05 WIB
    Pesawat J-10C buatan Chengdu Aircraft Corporation (CAC), China. Korea Selatan kini khawatir J-10 akan merebut pasar FA-50 di Mesir, setelah pesawat itu terus meraih reputasi besar. (Chengdu Aircraft Corporation)
    Pesawat J-10C buatan Chengdu Aircraft Corporation (CAC), China. Korea Selatan kini khawatir J-10 akan merebut pasar FA-50 di Mesir, setelah pesawat itu terus meraih reputasi besar. (Chengdu Aircraft Corporation)

    Pilihan Mesir terhadap FA-50 kemungkinan mencerminkan pertimbangan praktis ini, tetapi J-10C tetap menjadi pesaing kuat jika Mesir mencari alternatif F-16 yang lebih mumpuni.

    Dalam klaim terbaru, kemenangan jet tempur J-10C atas jet tempur Rafale India dapat menjadikannya pesaing kuat bagi Mesir dan banyak negara lain yang ingin memodernisasi armada jet tempur mereka.

    Meskipun India belum secara resmi mengakui kehilangan satu pun jet tempur, media internasional tampaknya telah menyimpulkan bahwa New Delhi kehilangan sedikitnya satu Rafale dalam pertempuran melawan jet tempur J-10C buatan China.

    Surat kabar Inggris, The Daily Telegraph, menerbitkan laporan spekulatif tentang bagaimana jet tempur China mengejutkan Rafale Prancis, salah satu jet tempur generasi 4,5 yang paling canggih.

    Dikatakan bahwa J-10C yang ramping dan senyap, dipersenjatai dengan rudal PL-15, pemburu dengan kecepatan Mach 5 dan jangkauan lebih dari 300 km yang merupakan kombinasi tangguh.

    "Satu Rafale yang bernilai lebih dari 250 juta dolar AS dilaporkan ditembak jatuh di udara. Yang lain nyaris tidak berhasil kembali. Sistem Spectra EW (electronic warfare) yang dirancang untuk melindunginya, ternyata kewalahan. Rudal PL-15 tidak dilengkapi radar, tapi ia dilengkapi dengan kesunyian yang dipandu AI," tulis The Daily Telegraph.

    Laporan tersebut mengklaim bahwa setelah India kehilangan satu Rafale karena jet tempur China, India menghentikan armada Rafale-nya dan menjauhkannya sejauh 300 km dari perbatasan.

    Reputasi J-10 yang terus meningkat itu, kini membuat panik Korsel karena bisa menggagalkan rencana penjualan 100 FA-50 ke Mesir. ***

    Halaman:
    Komentar
    Additional JS