Dunia Internasional,
Demi Jaga Identitas dan Takut Ditangkap, Pengawal Netanyahu Pakai Masker saat Hadiri Acara Penting - Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM - Pengawal Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang merupakan anggota unit perlindungan VIP Shin Bet, terlihat pada Kamis (1/5/2025) mengenakan masker di depan umum.
Menurut pengawal Netanyahu, langkah ini dilakukan untuk menjaga anonimitas mereka dan mencegah risiko penangkapan di luar negeri, dikutip dari The Jerusalem Post.
Pada ucara penting yang diadakan di Yerusalem, perhatian publik justru tertuju kepada pengawal Netanyahu.
Pasalnya, belakangan ini meningkat upaya perlindungan terhadap identitas prajurit IDF dan agen keamanan, terutama di tengah ancaman hukum internasional.
Pada berbagai acara resmi, termasuk perayaan kenegaraan, pemerintah memutuskan untuk tidak merekam atau menampilkan wajah tentara secara dekat demi menjaga keselamatan mereka.
Saat upacara pemberian Medali Keunggulan Presiden yang digelar Kamis lalu, pengawal Netanyahu tampak mengenakan masker wajah.
Keputusan yang tidak biasa ini diambil oleh unit perlindungan VIP Shin Bet sebagai langkah untuk menghindari kemungkinan penangkapan di luar negeri.
Langkah pencegahan ini bukan tanpa alasan.
Pada akhir Maret, muncul laporan yang mengungkap keputusan untuk membatasi eksposur tentara dalam acara Presiden Isaac Herzog menyusul gelombang upaya organisasi pro-Palestina untuk mengajukan surat perintah penangkapan terhadap tentara Israel.
Upacara tahunan yang dipimpin Herzog pada hari itu dihadiri oleh 120 prajurit penerima penghargaan.
Namun, identitas para prajurit ini sengaja dirahasiakan untuk mencegah potensi penangkapan.
Belakangan, beberapa organisasi pro-Palestina gencar mencoba mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap tentara Israel atas tuduhan keterlibatan dalam genosida di Gaza.
Salah satu kasus yang mencuri perhatian terjadi saat dua tentara Israel yang terlibat dalam operasi di Gaza terpaksa dipulangkan dari liburan mereka di Amsterdam, Belanda, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Foto-foto mereka yang sedang berlibur tersebar di media sosial dan menarik perhatian organisasi Israeli Genocide Tracker.
Dalam unggahan di platform X pada Senin (17/2/2025), organisasi tersebut menyebut kedua tentara itu “tidak merasa bersalah” setelah terlibat dalam penculikan warga Palestina.
Mereka juga menyebut para tentara ini berasal dari Batalyon ke-52, yang terlibat dalam operasi militer di Jabalia, Gaza.
Menurut laporan media Israel, kedua tentara semula telah memperoleh izin resmi untuk bepergian ke Belanda.
Namun, setelah foto mereka viral, militer Israel memutuskan untuk memulangkan mereka demi mencegah kemungkinan penangkapan oleh otoritas internasional.
Situasi ini semakin tegang dengan adanya surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November lalu terhadap Netanyahu, mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dan pemimpin Hamas Ibrahim Al-Masri.
Mereka semua didakwa atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi selama konflik di Gaza.
(Tribunnews.com/Farrah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar