Departemen Pertahanan AS Dibantu TNI Selesaikan Misi Pencarian Tentara Amerika yang Hilang Sejak PD II di Morotai Indonesia - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.COM- Amerika Serikat (AS) yang memiliki sejarah di Pulau Morotai bahkan minta bantuan TNI untuk menyelidiki keberadaan kerangka jenazah tentaranya.
Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari unggahan akun Instagram Pusat Sejarah (Pusjarah) TNI pada 15 April 2025, kala Pusjarah TNI di Jakarta menerima kunjungan Badan Akuntansi POW/MIA Pertahanan Amerika Serikat pada Senin, 14 April 2025.
"Kapusjarah TNI Brigjen TNI Stefie Jantje Nuhujanan, S.I.P. menerima kunjungan Tim Defense POW/MIA Accounting Agency (DPAA) sebelum melaksanakan kegiatan lanjutan tahun ke-2, dalam rangka riset dan investigasi terhadap kerangka jenazah tentara Amerika yang gugur pada Perang Dunia II di Pulau Morotai.
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meneliti lebih lanjut mengenai keberadaan kerangka jenazah tentara Amerika pada Perang Dunia II sesuai dengan perkembangan dan data terbaru yang sudah diperoleh, agar nanti dapat dipulangkan kembali ke negaranya.
Pusjarah TNI ikut berpartisipasi dalam kegiatan riset dan investigasi tersebut yang diwakili oleh Letkol Adm Dr. Saparudin Barus, S.T., M.M. (Kepala Museum Satriamandala) dan Letkol Caj Edy Bawono, S.S., M.T," ujar akun Instagram Pusjarah TNI.
Morotai memainkan peran strategis bagi pasukan Sekutu selama Perang Dunia II dengan menjadi pangkalan utama sejak 1944.
Baca Juga:
Lebih dari 72 ribu warga AS masih belum diketahui keberadaannya sejak Perang Dunia II.
Departemen Pertahanan AS disebut telah menyelesaikan misi pencarian tentara AS yang hilang dan belum ditemukan sejak Perang Dunia II di Morotai, Maluku Utara.
Menurut siaran pers Kedubes AS di Jakarta pada Rabu (14/5/2025), misi tersebut dilakukan oleh tim Departemen Pertahanan AS untuk Pencarian dan Identifikasi Tentara yang Hilang atau Tawanan Perang (DPAA) dengan dukungan TNI dan Kedubes AS di Jakarta.
“Misi ini tidak hanya menyoroti komitmen kami kepada keluarga korban yang hilang, tetapi juga menunjukkan eratnya kemitraan berkelanjutan kami dengan Indonesia,” kata Sersan Blake Garab dari Angkatan Darat AS yang memimpin misi seperti dikutip Zonajakarta.com dari Antara edisi 14 Mei 2025.
“Kami berterima kasih atas dukungan masyarakat lokal dan Kedutaan Besar AS saat kami berupaya memenuhi kewajiban mulia misi ini,” katanya, menambahkan.
Disebutkan, tim investigasi gabungan mewawancarai 25 orang, melaksanakan lebih dari 10 survei arkeologi, dan mengumpulkan informasi berharga yang dapat membantu menemukan tentara AS yang hilang.


Baca Juga:
Di Morotai, tim tersebut meneliti bukti sejarah, melakukan survei lapangan, dan melibatkan penduduk setempat untuk mengidentifikasi lokasi potensial untuk pemulihan.
Misi tersebut merupakan bagian dari upaya global DPAA untuk menemukan dan mengidentifikasi jenazah anggota AD AS yang hilang.
DPAA menjalankan misi di seluruh dunia dengan dukungan negara tuan rumah dan masyarakat setempat.
Selain memiliki keindahan alam, Pulau Morotai yang berlokasi di ujung utara Provinsi Maluku Utara itu menyimpan banyak jejak-jejak sejarah peninggalan Perang Dunia ke-II.

Sementara itu, dikutip Zonajakarta.com dari unggahan akun Instagram USembassyjkt pada 14 Mei 2025, Tim dari Defense POW/MIA Accounting Agency (DPAA) @dodpaa bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) @puspentni @pusjarahtni menjalankan misi investigasi di Morotai, Maluku Utara, untuk mencari personel militer AS yang hilang sejak Perang Dunia II.
"Dengan dukungan warga lokal, tim gabungan mewawancarai 25 orang, melakukan lebih dari 10 survei arkeologi, dan mengumpulkan data berharga, menggali sejarah sekaligus harapan.
Baca Juga:
Misi ini bukan hanya tentang pencarian, tapi juga tentang komitmen untuk tidak melupakan, serta kemitraan erat antara Indonesia dan Amerika Serikat yang terus hidup melalui kerja sama di lapangan," jelas Kedutaan Besar AS lewat unggahan akun Instagramnya.
Pada tahun 1942 pasukan Jepang menduduki di Pulau Morotai untuk memperluas wilayah kekuasaan di kawasan Pasifik.
Namun pada September 1944, pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal Douglas MacArthur masuk ke Morotai untuk dijadikan pangkalan militer dengan membawa sekitar 3.000 kendaraan tempur sehingga pasukan Jepang melarikan diri dan masuk ke hutan.
Dari sisa-sisa Perang Dunia ke-II yang ada, menjadikan Morotai sebuah pulau yang memiliki nilai sejarah yang tinggi karena banyak ditemukan peninggalan-peninggalan dari militer Jepang dan Sekutu.
Dikutip Zonajakarta.com dari situs Kabupaten Pulau Morotai, di Morotai kini ada museum Perang Dunia II yang berada di Kota Daruba.
"Museum Perang Dunia II banyak dikunjungi oleh turis bahkan beberapa turis Amerika dan Australia mencari jejak leluhurnya disini dan ada yang menemukan beberapa peninggalan di museum tersebut adalah milik keluarganya.


Baca Juga:
Sedangkan museum Trikora untuk mengenang pasukan Trikora dalam operasi penyelamatan Irian Jaya (Papua).
Anda juga dapat menemukan museum mini di desa Daruba yang merupakan milik Mukhlis Eso yang banyak menyimpan peninggalan Perang Dunia II," jelas situs tersebut.
***
Sumber: ANTARA, Instagram @usembassyjkt, Instagram @pusjarahtni
Artikel Terkait
Rekomendasi

Terpopuler
Media Asing Sampai Akui Betapa Pentingnya Indonesia Sebut Amerika Tak Akan Pernah Bisa Mengalahkan Tiongkok Tanpa Bantuan Indonesia
Ini Tips Rahasia Pakistan kepada Indonesia Agar 42 Rafale yang Dibeli Tetap Perkasa, Tak Seperti Rafale India
Rafale Kena Black Campaign Media Rusia Namun Indonesia Tetap Optimis Sambut Kedatangannya Karena Ini

TNI AL Gagalkan Penyelundupan 1,9 Ton Kokain dan Sabu Senilai Rp7 Triliun, 15 Juta Jiwa Generasi Bangsa Diselamatkan

EDGE Group Pikat KASAL Indonesia Pakai Demonstrasi Ranpur Amfibi Rabdan 8x8 Buatan Al Jasoor UEA

Kapal Thailand Bergerak Tak Wajar dengan Lampu Dimatikan, Tim F1QR TNI AL Indonesia Dapati 95 Karung Putih & Kuning Mencurigakan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar