LombokPost - Kabar duka datang dari penyelenggaraan ibadah haji 1446 Hijriah/2025 Masehi Embarkasi Lombok. Dua Jamaah Calon Haji (JCH) dilaporkan meninggal dunia karena kondisi kesehatan yang memburuk.
Kedua Calon Haji berasal dari Kloter 5 Kabupaten Bima dan Kloter 4 Lombok Timur.
Pelaksana harian Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Mataram Suparlan mengatakan, Calon Haji berinisial SM, perempuan 56 tahun asal Bima, meninggal dunia pada Rabu malam (7/5).
“Kami turut berduka cita,” terangnya saat ditemui Lombok Post, Kamis (8/5).
Penyebab kematian Calon Haji tersebut adalah pneumonia atau radang paru. Kejadian ini pertama kali dilaporkan oleh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter yang membawanya ke Poliklinik BKK Mataram di UPT Asrama Haji Embarkasi Lombok.
Almarhumah mengalami sesak napas disertai nyeri yang menjalar ke punggung. Calon Haji ini kemudian dirujuk ke RSUD NTB untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Setelah menjalani perawatan intensif selama beberapa jam, nyawanya tidak tertolong.
“Dari hasil pemeriksaan, memang sudah ada cairan atau nanah di paru-parunya, sehingga menyebabkan gagal napas dan meninggal dunia,” kata Suparlan.
Calon Haji kedua yang meninggal adalah S, laki-laki 64 tahun dari Kloter 4 Lombok Timur. Ia mengalami peritonitis plus sepsis atau peradangan pada seluruh bagian perut, yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
“Ini disebabkan oleh infeksi bakteri,” terangnya.
Mendiang dirujuk ke RSUD NTB pada Senin (5/5) untuk penanganan dan perawatan lebih lanjut. Tim medis kemudian melakukan tindakan operasi pada bagian usus.
“Jadi ada udara di dalam usus, sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan usus ini,” jelasnya.

Suparlan mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diterima, almarhum sempat menjalani pijat tradisional pada bagian perut menjelang keberangkatan.
“Sebelum masuk asrama haji, beberapa hari sebelumnya itu memang diurut karena nyeri di perutnya, sehingga ini bisa jadi penyebab ususnya infeksi,” terang Suparlan.
Setelah mendapat perawatan intensif di RSUD NTB, kondisi kesehatannya terus menurun hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (7/5). Kedua jenazah telah diserahkan kepada keluarga masing-masing.
“Sekali lagi, kami turut berduka cita,” tandasnya.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Lombok Anneda Hayati mengingatkan jamaah untuk mengurangi aktivitas fisik sebelum masuk asrama haji agar tidak kelelahan.

“Maaf ya, di daerah kita kan banyak tradisi, dan itu dilakukan hampir setiap hari sebelum keberangkatan padahal ini seharusnya istirahat,” ujarnya.
Ia meminta petugas kesehatan di tingkat puskesmas terus memberikan edukasi kepada jamaah dan tim kesehatan haji (TKH) di kabupaten dan kota agar jamaah tetap menjaga kesehatan. (yun/r7)

LombokPost - Kabar duka datang dari penyelenggaraan ibadah haji 1446 Hijriah/2025 Masehi Embarkasi Lombok. Dua Jamaah Calon Haji (JCH) dilaporkan meninggal dunia karena kondisi kesehatan yang memburuk.
Kedua Calon Haji berasal dari Kloter 5 Kabupaten Bima dan Kloter 4 Lombok Timur.
Pelaksana harian Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Mataram Suparlan mengatakan, Calon Haji berinisial SM, perempuan 56 tahun asal Bima, meninggal dunia pada Rabu malam (7/5).
“Kami turut berduka cita,” terangnya saat ditemui Lombok Post, Kamis (8/5).
Penyebab kematian Calon Haji tersebut adalah pneumonia atau radang paru. Kejadian ini pertama kali dilaporkan oleh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter yang membawanya ke Poliklinik BKK Mataram di UPT Asrama Haji Embarkasi Lombok.
Almarhumah mengalami sesak napas disertai nyeri yang menjalar ke punggung. Calon Haji ini kemudian dirujuk ke RSUD NTB untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Setelah menjalani perawatan intensif selama beberapa jam, nyawanya tidak tertolong.
“Dari hasil pemeriksaan, memang sudah ada cairan atau nanah di paru-parunya, sehingga menyebabkan gagal napas dan meninggal dunia,” kata Suparlan.
Calon Haji kedua yang meninggal adalah S, laki-laki 64 tahun dari Kloter 4 Lombok Timur. Ia mengalami peritonitis plus sepsis atau peradangan pada seluruh bagian perut, yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
“Ini disebabkan oleh infeksi bakteri,” terangnya.
Mendiang dirujuk ke RSUD NTB pada Senin (5/5) untuk penanganan dan perawatan lebih lanjut. Tim medis kemudian melakukan tindakan operasi pada bagian usus.
“Jadi ada udara di dalam usus, sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan usus ini,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar