Gaza Memburuk, Inggris Setop Perundingan Dagang dengan Israel, Panggil Dubes Zionis | Sindonews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Gaza Memburuk, Inggris Setop Perundingan Dagang dengan Israel, Panggil Dubes Zionis | Sindonews

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah

Gaza Memburuk, Inggris Setop Perundingan Dagang dengan Israel, Panggil Dubes Zionis | Halaman Lengkap

gaza-memburuk-inggris-setop-perundingan-dagang-dengan-israel-panggil-dubes-zionis-mxu

Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris David Lammy. Foto/wikimedia commons

GAZA 

- Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris David Lammy mengumumkan penangguhan perundingan mengenai perjanjian perdagangan bebas baru dengan Israel serta pemanggilan duta besar Israel terkait eskalasi militer Tel Aviv dan blokade bantuan ke Jalur Gaza.

"Hari ini, saya mengumumkan kami telah menangguhkan perundingan dengan pemerintah Israel mengenai perjanjian perdagangan bebas baru," tegas Lammy dalam pidatonya di DPR mengenai situasi di Israel dan Wilayah Palestina yang Diduduki pada Selasa (20/5/2025).

"Tindakan pemerintah Netanyahu telah membuat hal ini perlu dilakukan," ujar dia, seraya menambahkan, "Sahabat Terhormat saya Menteri Timur Tengah memanggil Duta Besar Israel ke Kantor Luar Negeri untuk menyampaikan pesan ini."

"Seperti yang dikatakan Perdana Menteri dan para pemimpin lainnya kemarin, kita tidak dapat berdiam diri menghadapi kemerosotan baru ini. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang mendasari hubungan bilateral kita. Ditolak oleh Anggota DPR ini dan sejujurnya hal ini merupakan penghinaan terhadap nilai-nilai rakyat Inggris," ungkap Lammy.

Pernyataan Inggris, Prancis, Kanada

Dalam pernyataan bersama pada hari Senin, Inggris, Prancis, dan Kanada mengutuk "perluasan" operasi militer Israel di Gaza, dengan mengatakan, "Tingkat penderitaan manusia di Gaza tidak dapat ditoleransi."

Pemerintah 3 negara itu memperingatkan mereka akan mengambil tindakan konkret terhadap Israel jika Israel tidak segera menghentikan serangan militernya yang sedang berlangsung di daerah kantong itu dan mengakhiri pembatasannya terhadap bantuan kemanusiaan.

Sejak 2 Maret, Israel telah menutup penyeberangan perbatasan Gaza, mencegah semua bantuan kemanusiaan, termasuk air, makanan, dan pasokan medis, masuk ke daerah kantong itu, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di daerah kantong itu.

Di bawah tekanan dari pemerintah Amerika Serikat (AS) dan sekutu Eropa, kabinet keamanan Israel memutuskan pada Minggu malam untuk mengizinkan sebagian bantuan masuk ke daerah kantong itu.

Inggris Tegaskan Ini Keji

Lammy menunjukkan akhir pekan lalu, tentara Israel "memulai operasi darat baru yang ekstensif di seluruh Gaza, Operasi Kereta Perang Gideon."

Dia menjelaskan, “Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan mereka akan mengambil alih kendali Jalur Gaza dengan hanya mengizinkan sedikit makanan untuk sampai ke warga Gaza. Wakil Ketua DPR, saya mengutip Perdana Menteri Netanyahu, ‘cukup untuk mencegah kelaparan’.”

“Kurang dari sepuluh truk memasuki Gaza kemarin. PBB dan WHO telah mengeluarkan peringatan keras tentang ancaman kelaparan yang mengancam ratusan ribu warga sipil. Wakil Ketua DPR, ini sangat buruk,” tegas Lammy.

Ia menekankan, “Warga sipil di Gaza, menghadapi kelaparan, kehilangan tempat tinggal, trauma, putus asa ingin perang ini berakhir, kini menghadapi pemboman baru, pengungsian baru, dan penderitaan baru.”

Pengungsian Tidak Dapat Dibenarkan Secara Moral

“Wakil Ketua DPR, kita sekarang memasuki fase baru yang gelap dalam konflik ini,” ujar Lammy, seraya menambahkan, “Pemerintah Netanyahu berencana mengusir warga Gaza dari rumah mereka ke sudut Jalur Gaza di selatan dan mengizinkan mereka mendapatkan sebagian kecil bantuan yang mereka butuhkan.”

Ia menunjukkan pada hari Senin Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich “bahkan berbicara tentang pasukan Israel yang ‘membersihkan’ Gaza, ‘menghancurkan apa yang tersisa’, tentang penduduk Palestina yang ‘dipindahkan ke negara ketiga’.”

“Kita harus menyebut ini sebagaimana adanya. Ini adalah ekstremisme. Ini berbahaya. Ini menjijikkan. Ini mengerikan. Dan saya mengutuknya dengan kata-kata yang paling keras,” tegas Lammy.

Ia menyebut, “Pemindahan yang direncanakan terhadap warga Palestina dari Gaza secara moral tidak dapat dibenarkan, sama sekali tidak proporsional dan sama sekali kontraproduktif.”

Baca juga: Maroko Jadi Tuan Rumah Unit Militer Israel yang Bunuh 15 Petugas Medis di Gaza

(sya)

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages