Rabu
13Aug2025
Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Apartheid

    Bunuh Anak-Anak sebagai Hobi, Israel Berisiko Terisolasi di Era Apartheid | Sindonews

    5 min read

     Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah

    Bunuh Anak-Anak sebagai Hobi, Israel Berisiko Terisolasi di Era Apartheid | Halaman Lengkap

    Bunuh Anak-Anak sebagai Hobi, Israel Berisiko Terisolasi di Era Apartheid | Sindonews | OPSIIN-1
    Bunuh Anak-Anak sebagai Hobi, Israel Berisiko Terisolasi di Era Apartheid | Sindonews | OPSIIN-2
    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Selasa, 20 Mei 2025 - 21:01 WIB

    Bunuh Anak-Anak sebagai...

    Yair Golan, kepala partai oposisi Israel Demokrat. Foto/wikimedia commons

    TEL AVIV 

    - Yair Golan, kepala partai oposisi Israel Demokrat, meluncurkan kritik pedas terhadap perang pemerintah Israel di Gaza. Dia menuduh Israel melakukan kekejaman terhadap warga sipil dan memperingatkan tindakannya dapat menyebabkan isolasi global yang mirip dengan Afrika Selatan di era apartheid.

    Dalam wawancara dengan penyiar publik Kan Israel, Golan menuduh pemerintah melancarkan kampanye balas dendam alih-alih operasi militer yang sah.

    “Kita membunuh anak-anak di Gaza sebagai hobi,” ujar dia, menggambarkan serangan itu sebagai bencana moral dan strategis.

    Mantan Pemimpin Mossad: Israel Sedang Terapkan Sistem Apartheid di Palestina | Garuda News 24Baca juga Mantan Pemimpin Mossad: Israel Sedang Terapkan Sistem Apartheid di Palestina | Garuda News 24

    “Negara yang waras tidak memerangi warga sipil, tidak membunuh anak-anak untuk olahraga, dan tidak berusaha mengusir seluruh penduduk,” papar dia.

    Golan mengutuk kepemimpinan saat ini sebagai “pendendam, tidak bermoral, dan tidak kompeten,” dengan alasan mereka tidak memiliki kemampuan memerintah di saat krisis.

    “Pemerintah ini penuh dengan orang-orang yang tidak memiliki kompas moral dan tidak memiliki kapasitas untuk mengelola negara secara bertanggung jawab. Ini membahayakan keberadaan kita,” tegas dia.

    Mantan jenderal itu memperingatkan Israel dengan cepat menjadi negara paria. “Kita sedang menuju pengucilan internasional. Dunia tidak akan tinggal diam saat kita melakukan kejahatan ini. Kita sedang menuju keruntuhan ekonomi, politik, dan sosial jika ini terus berlanjut,” tegas dia.

    Pernyataannya telah memicu badai politik di seluruh spektrum politik Israel. Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar menyebut pernyataan itu “tidak dapat dimaafkan” dan menuduh Golan memicu antisemitisme.

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menyebut komentar itu sebagai “fitnah anti-Israel yang berdarah,” sementara Menteri Komunikasi Shlomi Karhi melangkah lebih jauh, mencap Golan sebagai “teroris” yang membahayakan tentara Israel dan menghalangi upaya perang.

    Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz menuduh Golan “mencoreng reputasi tentara” dan mengatakan pernyataan seperti itu seharusnya berujung pada pengucilan politik.

    Benny Gantz, pemimpin partai Biru dan Putih, menyebut komentar tersebut "ekstrem dan salah," menuntut Golan menarik kembali pernyataannya dan meminta maaf kepada tentara Israel.

    Wakil Menlu RI Ingatkan Potensi "Apartheid" jika Solusi Dua-Negara Tak Terwujud untuk Palestina-Israel - VivaBaca juga Wakil Menlu RI Ingatkan Potensi "Apartheid" jika Solusi Dua-Negara Tak Terwujud untuk Palestina-Israel - Viva

    Mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett juga mengecam pemimpin oposisi tersebut, dengan menegaskan "hanya Hamas yang membunuh anak-anak", pernyataan yang secara luas dipandang sebagai upaya melindungi militer Israel dari kritik internasional yang meningkat.

    Meskipun mendapat reaksi keras, Golan telah menggandakan pernyataannya. Berbicara lagi pada hari Senin, ia menggambarkan pemerintahan Netanyahu sebagai ancaman eksistensial bagi Israel.

    "Pemerintah ini membawa kita pada isolasi dan kehancuran. Kawasan ini terus bergerak maju sementara Israel tetap terjebak, menanggung konsekuensinya sendirian," ujar dia.

    Dia menegaskan, "Menyelamatkan Israel dari kepemimpinan ini telah menjadi kebutuhan yang mendesak."

    Golan telah lama menjadi kritikus vokal Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan koalisi sayap kanannya.

    Dalam pernyataan sebelumnya, ia menuduh pemerintah menolak penyelesaian yang berarti untuk perang di Gaza dan salah mengalokasikan sumber daya negara untuk penunjukan politik, perluasan permukiman, dan peredaan koalisi.

    Ketika perang genosida di Gaza terus berlanjut dengan jumlah korban jiwa sipil yang mengejutkan dan kerusakan yang meluas, komentar Golan menggarisbawahi perbedaan pendapat yang semakin besar dalam lingkaran politik Israel dan krisis legitimasi yang semakin dalam yang dihadapi kepemimpinan saat ini.

    Baca juga: India Kerahkan Tank Tempur T-72 Rusia untuk Melawan Pakistan

    (sya)

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

    Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    128.000 Warga Israel...

    128.000 Warga Israel Dukung Penghentian Genosida di Gaza

    Komentar
    Additional JS