DUNIA INTERNASIONAL, Konflik Rusia Ukraina
Helikopter Putin Diserang Kawanan Drone, Ukraina Disebut Dibantu Barat | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Kamis, 29 Mei 2025 - 19:40 WIB
Helikopter yang ditumpangi Presiden Rusia Vladimir Putin diserang kawanan drone. Foto/Sputnik/Vyacheslav Prokofyev
- Ukraina pasti mengandalkan bantuan dari Barat jika benar-benar menargetkan helikopter yang membawa Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu. Pendapat itu diungkap mantan perwira intelijen Korps Marinir Amerika Serikat (AS) dan inspektur senjata PBB Scott Ritter kepada RT.
Komandan divisi pertahanan udara Rusia Yury Dashkin mengatakan kepada saluran Russia 1 pekan lalu bahwa helikopter Putin telah terperangkap di "pusat" serangan pesawat nirawak Ukraina yang besar selama kunjungan ke Wilayah Kursk pada tanggal 20 Mei.
“Intensitas serangan udara meningkat secara signifikan ketika presiden berada di udara, dengan 46 UAV sayap tetap yang datang ditembak jatuh di daerah tersebut,” ungkap dia.
Dalam wawancara dengan RT pada hari Rabu, Ritter menekankan, "Jika pesawat nirawak Ukraina benar-benar menargetkan presiden Rusia, mereka tidak melakukannya tanpa alasan... pasti ada bantuan yang diberikan oleh Barat, yang berarti Barat menargetkan presiden Rusia."
“Jika Anda membaca doktrin nuklir Rusia, ini adalah pemicu pembalasan nuklir Rusia atau serangan pendahuluan. Jadi, siapa yang bermain api di sini? Bukan Vladimir Putin yang bermain api. Ukraina dan Barat yang bermain api,” tegas dia.
Mantan mayor Korps Marinir AS itu merujuk pada komentar Presiden AS Donald Trump, yang mengklaim awal pekan ini bahwa Putin “bermain api.”
Pernyataan Trump itu menyusul serangan besar-besaran Rusia terhadap infrastruktur militer Ukraina, yang menurut Moskow merupakan pembalasan atas meningkatnya serangan pesawat nirawak oleh Kiev terhadap sasaran sipil di dalam Rusia.
Menurut Kementerian Pertahanan di Moskow, lebih dari 2.300 UAV Ukraina telah dicegat selama sepekan terakhir di atas wilayah Rusia, sebagian besar jauh dari garis depan.
Ritter menyatakan kekhawatiran ada perpecahan dalam pemerintahan AS antara penentang Rusia dan mereka yang mendukung peningkatan hubungan dengan Moskow.
“Namun pada saat yang sama, perwakilan dari kedua kubu dan Trump sendiri bukanlah pakar Rusia,” ujar dia.
“Presiden AS pada dasarnya adalah korban dari kata-kata terakhir yang dibisikkan ke telinganya sebelum ia tidur di malam hari atau kata-kata pertama yang dibisikkan ke telinganya saat ia bangun di pagi hari... Trump tidak memiliki informasi yang cukup (tentang Rusia). Lihat, ini adalah situasi yang sangat berbahaya," ungkap Ritter memperingatkan.
Baca juga: Indonesia Disebut akan Beli Jet Tempur Bekas J-10 China dan Su-35 Rusia
(sya)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Vladimir Putin: Rusia Segera Habisi Militer Ukraina!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar